Catatan pengamatan juvenil ikan terumbu di Kepulauan

54 Gambar 12. Struktur hirarki dalam pemetaan habitat bentik dan geomorfologi terumbu di kawasan penelitian modifikasi Knudby et al. 2011. Survei Ground Truth dengan GPS Survei atau pengamatan lapangan dilakukan dengan memanfaatkan teknologi GPS Global Positioning System, utamanya untuk mengamati kondisi lapangan dengan pengecekan silang hasil analisis tematik peta citra satelit yang sudah ada groundtruthing. Kemampuan GPS dalam menyimpan titik-titik koordinat bumi secara otomatis, memudahkan peneliti dalam melakukan orientasi medan di lapangan dan pada peta selain mengolahnya lebih lanjut dalam perangkat SIG. Penilaian akurasi Akurasi peta tematik yang dihasilkan dari analisis data inderaja dilakukan berdasarkan perumusan matriks kesalahan yang dikembangkan oleh Congalton and Green 2009 dan tersaji pada Gambar 13. Matriks tersebut membandingkan informasi kelas habitat yang diperoleh dari hasil klasifikasi dan analisis data inderaja dengan hasil pengamatan lapangan yang dikombinasi data referensi geografis GPSdGPS. Data baris merupakan hasil klasifikasi data inderaja yang mewakili perhitungan producer’s accuracy Persamaan 2, sedangkan data kolom merupakan hasil observasi lapangan oleh pengamat dan digunakan dalam perhitungan user’s accucary Persamaan 3. Semakin banyak hasil klasifikasi 55 yang selaras dengan hasil observasi, maka nilai akurasi keseluruhan overall accuracy, sebagaimana dirumuskan pada Persamaan 1, akan semakin tinggi. Gambar 13. Matriks kesalahan dalam perhitungan nilai akurasi peta tematik modifikasi Congalton and Green 2009 Rumus yang digunakan dalam perhitungan nilai akurasi peta tematik adalah: ........................................................................... Persamaan 1 ................................................................................ Persamaan 2 ................................................................................ Persamaan 3 Dimana: OA = overall accuracy atau akurasi peta tematik secara keseluruhan; PA = producer’s accuracy, akurasi untuk kelas tematik yang terurai di deret kolom matriks kesalahan yang merupakan hasil analisis citra satelit; UA = user’s accuracy, akurasi untuk kelas tematik yang terurai di deret baris matriks kesalahan yang merupakan hasil pengamatan in situ; n i+ = jumlah unit pengamatan yang dikategorikan sebagai kelas tematik i dari hasil analisis citra satelit inderaja; n +j = jumlah unit pengamatan yang dikategorikan sebagai kelas habitat j dari hasil pengamatan in situ; n = jumlah total unit pengamatan; n ii = jumlah total unit pengamatan yang tepat dikategorikan sebagai kelas tematik i; n jj = jumlah total unit pengamatan yang tepat dikategorikan sebagai kelas habitat j. 56 Matriks kesalahan yang sama Gambar 13 dapat juga diaplikasikan untuk mengukur akurasi klasifikasi peta yang mengacu pada koefisien τ tau, yang menjadi nilai pembanding dalam menilai akurasi. Rumus penghitungan τ dikembangkan oleh Ma and Redmond 1995 dan disajikan berikut: ............................................................................ Persamaan 4 ................................................................... Persamaan 5 Dimana: Po= akurasi secara keseluruhan; M= jumlah kelas tematik; i= habitat ke-1; N= jumlah total unit pengamatan; n i = jumlah total unit pengamatan yang dikategorikan sebagai kelas tematik i; i and x i = akumulasi nilai diagonal dari masing-masing kelas tematik jumlah total unit pengamatan yang tepat dikategorikan sebagai kelas tematik i.

4.2.4. Survei transek dan pengamatan ikan terumbu

Pengamatan tanda dan kegiatan pemijahan Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan ini diutamakan mengacu pada panduan pengamatan pemijahan ikan yang dikembangkan oleh Society for Conservation of Reef Fish Aggregations SCRFA, dengan menggunakan survei transek secara visual Colin et al. 2003. Berdasarkan panduan tersebut, ada beberapa variabel yang harus diamati dan dipastikan kondisinya, yaitu: a Penetapan lokasi dan bentang wilayah terumbu reefscape yang digunakan spesies ikan untuk melakukan pemijahan atau menunjukkan tanda-tanda individu ikan yang siap bereproduksi. b Menetapkan spesies dari individupopulasi ikan terumbu yang memiliki tanda pemijahan atau melakukan pemijahan massal. c Mengamati secara seksama tingkah laku dan morfologi ikan terumbu, untuk memastikan tanda pemijahan.