Simpulan INTEGRASI INDERAJA SATELIT DAN AKUSTIK

137 Model aliran larva Ikan terumbu ontogeni memiliki fase larva planktonik yang memiliki sifat hanyut terbawa dinamika gerak perairan, sehingga model Lagrangian tepat untuk diaplikasikan dalam karena kemampuannya memperhitungankan perpindahan partikel sebagai satu unit pengamatan tunggalmedium Persamaan 15a. Secara matematis, mekanisme pergerakan larva ikan ditelusuri menggunakan persamaan adveksi-difusi sebagai lanjutan dari persamaan kontinuitas Persamaan 10. Modul adveksi-difusi Persamaan 15b, khususnya paket analisis partikel PA-particle analysis, yang ada dalam perangkat MIKE-3 telah menerapkan persamaan Lagrangian. Terkait sifat konektivitas potensial yang akan dibahas secara geospasial, maka pada penelitian ini, larva ikan terumbu tidak dispesifikkan menurut satu taksa ikan terumbu tertentu yang periode larva pelagisnya berbeda satu sama lain. Secara ringkas, persamaan Lagrangian dan modul adveksidifusi larva yang digunakan berlaku pada dua dimensi x dan y, yang dituliskan sebagai berikut: …………………………….………Persamaan 15a ………………………………………………………………..…Persamaan 15b Dimana: Pada penelitian ini, periode simulasi aliran pergerakan dan sebaran larva ikan terumbu ditetapkan berlangsung selama 30 hari. Hal tersebut mengacu pada kondisi durasi pelagis larva ikan terumbu yang berkisar antara seminggu hingga tiga bulan Leis 1991. Selama simulasi dijalankan, berlaku asumsi bahwa tidak ada proses predasi, kematian larva, dan faktor lain yang memengaruhi durabilitas larva. 138

6.3. Hasil

6.3.1. Dinamika arus permukaan

Simulasi arah dan kecepatan arus di daerah penelitian ditunjukkan pada Gambar 61-68 untuk dua periode simulasi, yaitu musim timur yang diwakili bulan Juli 2011 dan musim barat Januari 2012. Secara umum, pola pergerakan arus menuruti pengaruh angin, khususnya saat kondisi pasangsurut tidak pada puncaknya. Faktor lain yang secara utama memengaruhi dinamika arus permukaan yang disimulasikan oleh MIKE21 adalah kondisi dasar perairan yang menggunakan grid 1 m x 1 m, yang dihasilkan oleh analisis data inderaja akustik- Quickbird. Arus musim timur Juli 2011 Hasil simulasi pola arus saat musim timur disajikan pada Gambar 61 sampai 64. Pada saat kedudukan muka air berada pada kondisi Mean Sea Level MSL menuju surut terendah, pola arus cenderung bergerak dari arah barat menuju ke arah Timur dan Timur Laut dengan kecepatan berkisar antara 0-0,215 ms rata- rata kecepatan arus 0,026 ms. Pola arus saat kedudukan muka air berada pada kondisi MSL menuju surut terendah disajikan pada Gambar 61. Kondisi yang berbeda terjadi saat permukaan laut mencapai kondisi surut terendah, karena arus akan cenderung bergerak dari selatan dan akan mengalami pembelokan akibat adanya gugusan karang ke arah barat laut dan timur laut. Kecepatan arus saat surut terendah dapat mencapai 0,994 ms, dengan rata-rata 0,031 ms. Pola arus saat kedudukan muka air berada pada kondisi surut terendah disajikan pada Gambar 62. Saat permukaan laut berada dalam kondisi MSL menuju pasang tertinggi, pola arus cenderung mengitari gugusan karang menuju ke arah barat dan barat daya dengan kecepatan berkisar 0-0,728 ms rata-rata 0,033 ms. Pola arus saat kedudukan muka air MSL menuju pasang tertinggi disajikan pada Gambar 63. Saat muka air mencapai pasang tertinggi, kecepatan arus cenderung melemah 139 dengan julat 0-0,222 ms rata-rata 0,032 ms. Pola arus saat kedudukan muka air berada pada kondisi pasang tertinggi disajikan pada Gambar 64. Gambar 61. Pola arus permukaan saat kedudukan muka air pada kondisi dari MSL menuju surut terendah musim timur Gambar 62. Pola arus permukaan saat kedudukan muka air pada kondisi surut terendah musim timur 140 Gambar 63. Pola arus permukaan saat kedudukan muka air pada kondisi dari MSL menuju pasang tertinggi musim timur Gambar 64. Pola arus permukaan saat kedudukan muka air pada kondisi pasang tertinggi musim timur