Pendahuluan INTEGRASI INDERAJA SATELIT DAN AKUSTIK

96 lereng terumbu reef slope serta kemiringan dasar perairan terrain. Grid IPB skala rinci fine BPI dan IPB skala umum broad BPI ditetapkan berdasarkan lingkup spasial dalam kalkulasi IPB tersebut Gambar 33. Dalam penelitian ini, grid IPB umum diterapkan pada lingkup spasial 100 meter sedangkan IPB rinci pada lingkup 30 meter. Gambar 33. Kalkulasi Indeks Posisi Batimetri atau Bathymetric Position Index Analisis data batimetri selanjutnya ditujukan untuk membangun profil lereng dan rugositas. Rugositas merupakan rasio antara luas planar terhadap luas area secara total mengikuti kontur dasar perairan pada ukuran grid yang seragam, yang merupakan ukuran kompleksitas lereng Gambar 34. Analisis geospasial rugositas merupakan teknik pengukuran yang baru dalam mempertimbangkan kerumitan kontur dasar permukdaan bumi dan seluruh syntax komputasi dan tahapan pengolahan datanya dapat digunakan secara luas karena telah diampu dalam perangkat ArcGIS keluaran mutakhir, yaitu ArcGIS 8.x, 9.x, dan 10. Gambar 34. Visualisasi kalkulasi rugositas modifikasi Wright et al. 2005 97

5.3. Hasil

5.3.1. Profil batimetri hasil integrasi inderaja satelit dan akustik

Gambar 35 menunjukkan peta batimetri daerah penelitian. Kontur kedalaman yang rumit umumnya dijumpai di sekeliling beting terumbu yang mengampu dudukan pulau datar cays, seperti Pulau Karya, Gosong Pramuka, Pulau Panggang, dan Pulau Pramuka. Perairan Kepulauan Seribu umumnya tergolong perairan laut dangkal karena berada di Paparan Sunda Sunda Shelf yang rerata kedalaman maksimumnya sekitar 200 m. Khusus untuk perairan di daerah penelitian, rerata kedalamannya adalah sekitar 15 meter. Gambar 35. Peta batimetri daerah penelitian hasil pemeruman akustik Perairan celah antar pulau menunjukkan kontur batimetri yang terjal, sedangkan perairan di luar beting terumbu memiliki kontur yang landai. Profil lereng di beting Karang Lebar juga terlihat landai. Pemeruman bim tunggal menggunakan GPS MapSounder Garmin 585 mendeteksi adanya pematang terumbu ridge reef yang tumbuh paralel terhadap beting terumbu reef rim Pulau Panggang. di antara Pulau Pramuka dan Pulau Panggang yang disebut sebagai Karang Pengantin KPEN dan menggunakan visualisasi 3-dimensi fitur 98 tersebut lebih jelas terlihat Gambar 36. Bentukan pematang terumbu yang memanjang dari beting di timur laut Pulau Panggang juga teramati dan biasa disebut penduduk sekitar sebagai Tanjung Jari. Dari Tanjung Jari, terdapat pematang terumbu lain yang memulai akresinya ke arah permukaan, walau baru mencapai kedalaman 27 meter dari 32 meter, yang oleh penduduk dinamakan sebagai Karang Pemanggang KPEM. Gambar 36. Tampilan 3 dimensi profil batimetri hasil pemeruman akustik Secara umum, batimetri daerah penelitian menunjukkan bentang rataan terumbu yang dangkal dan permukaanny cenderung rata dengan kedalaman maksimum 5 meter. Di dalam satu sistem terumbu inner reef, yakni di Pulau Panggang, terdapat goba yang kedalaman maksimumnya mencapai 13 meter Gambar 35. Penampang rataan terumbu umumnya membujur dari barat ke timur, rerata bentangan panjang rataan terumbu mencapai 877 meter dengan rerata lebar mencapai 358 meter. Punggung terumbu reef crest membentuk beting rim yang mengelilingi dataran pulau cay pada kedalaman 0-1,5 meter, dengan karakteristik permukaan