Tujuan dan Kegunaan Penelitian Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

mental, ilmu pengetahuan yang melekat pada diri manusia sebagai satu kesatuan modal manusia dengan kapital dan teknologi yang ada dalam proses pembangunan. Sehubungan dengan hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian secara mendalam yang mengkaji keterkaitan antara kinerja fiskal daerah, perekonomian, ketahanan pangan dan kemiskinan dalam suatu model ekonomi daerah, serta mengkaji optimalisasi peran pemerintah daerah dalam meningkatkan ketahanan pangan dan menurunkan kemiskinan. Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana performance fiskal daerah, kondisi perekonomian daerah, kemiskinan dan ketahanan pangan di Wilayah Provinsi Jawa Barat ? 2. Bagaimana keterkaitan antara kinerja fiskal dalam desentralisasi fiskal dengan perekonomian daerah, kemiskinan dan ketahanan pangan? 3. Bagaimana pemerintah daerah mengoptimalkan perannya dalam meningkatkan ketahanan pangan dan mengurangi kemiskinan dalam konteks implementasi desentralisasi fiskal ? 4. Strategi kebijakan-kebijakan yang bagaimana yang dapat efektif dalam mengurangi kemiskinan dan mendukung ketahanan pangan dalam konteks implementasi desentralisasi fiskal ?

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak berbagai alternatif kebijakan dalam konteks implementasi desentralisasi fiskal terhadap kemiskinan dan ketahanan pangan di Provinsi Jawa Barat. Secara khusus tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengkaji performance fiskal daerah, perekonomian daerah, kemiskinan dan ketahanan pangan pada masa desentralisasi fiskal di Wilayah Jawa Barat. 2. Membangun model ekonomi daerah untuk menganalisis keterkaitan antara kinerja fiskal daerah penerimaan dan pengeluaran, perekonomian, kemiskinan dan ketahanan pangan dalam konteks desentralisasi fiskal di Wilayah Provinsi Jawa Barat. 3. Menganalisis dampak penerapan berbagai skenario kebijakan dan faktor eksternal dalam mengurangi kemiskinan dan meningkatkan ketahanan pangan dalam konteks desentralisasi fiskal di Wilayah Jawa Barat. 4. Merumuskan implikasi kebijakan strategis guna mengurangi kemiskinan dan meningkatkan ketahanan pangan dalam konteks desentralisasi fiskal di Wilayah Jawa Barat. Kegunaan dari penelitian ini adalah : 1. Sebagai bahan masukan dalam mengelola kebijakan pembangunan daerah khususnya yang berkaitan dengan pengentasan kemiskinan dan peningkatan ketahanan pangan serta dalam penyusunan program pembangunan daerah. 2. Sebagai salah satu sumber informasi dalam upaya mencari bentuk formula desentralisasi fiskal yang ideal di Indonesia. 3. Sebagai referensi penelitian lebih lanjut dengan tema yang sama. 4. Bagi penulis penelitian ini merupakan salah satu prasyarat untuk memenuhi kelulusan Program Doktor pada Sekolah Pascasarjana IPB serta merupakan suatu exercise akademik dari ilmu yang penulis peroleh selama pendidikan di Program Studi Ilmu Ekonomi Pertanian IPB.

1.4. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai berbagai keterbatasan diantaranya adalah : 1 kinerja perekonomian daerah lebih mengeksplorasi pada kinerja PDRB sektor pertanian, 2 indikator kinerja ketahanan pangan dalam penelitian meliputi kinerja pada subsistem ketersediaan, konsumsi dan pemanfaatan pangan yang diproksi dengan produksi gabah, rata-rata konsumsi beras, konsumsi energi dan konsumsi protein per kapita, pendapatan sektor pertanian, pendapatan per kapita serta status gizi dan derajat kesehatan masyarakat yang diproksi dengan prevalensi balita gizi kurang dan buruk, jumlah kematian bayi pada kelahiran, dan umur harapan hidup yang merupakan muara akhir dari kinerja ketiga subsistem ketahanan pangan, 3 komoditi pangan yang dikaji dalam penelitian yang dikaitkan dengan ketahanan pangan rumah tangga dan kemiskinan yaitu komoditi beras, hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa selama ini beras masih merupakan makanan pokok kontribusinya dalam penyediaan zat gizi yaitu kalori dan protein, kontribusinya dalam penciptaan lapangan kerja dan sumber pendapatan, kontribusinya dalam total nilai hasil produksi serta beras merupakan komoditi pangan unggulan wilayah Provinsi Jawa Barat, 4 unit analisis kajian adalah daerah pemerintahan kabupaten pada wilayah Jawa Barat yang tidak mengalami perubahan pemekaran, 5 model yang dibangun merupakan model ekonomi tertutup karena ketiadaan data ekspor impor di tingkat kabupaten serta pendekatan model perekonomian hanya dari sisi produksi sedang dari sisi demand tidak dapat disajikan karena data investasi swasta sangat terbatas, dan 6 karena data yang diperlukan berupa pool data yaitu data cross kabupaten di wilayah Provinsi Jawa Barat dan time series tahun 1995 sampai dengan tahun 2005 maka banyak ditemukan kendala ketersediaan data fiskal yang tidak lengkap sehingga membatasi dalam formulasi model dan pilihan skema kebijakan dengan instrumen fiskal.

II. TINJAUAN PUSTAKA