ternyata dana pembangunan sektor pertanian tidak signifikan mempengaruhi produksi gabah. Produksi gabah lebih dominan dipengaruhi secara langsung pada
penggunaan input yaitu penggunaan pupuk dan tenaga kerja, sedang dana pengeluaran sektor pertanian pengaruhnya tidak secara langsung tetapi
membutuhkan time-lag melalui mekanisme transmisi yang panjang terhadap produksi gabah.
Dummy desentralisasi fiskal berpengaruh signifikan dan bernilai positif terhadap produksi gabah, hal ini menunjukkan bahwa pada masa desentralisasi fiskal
produksi gabah relatif lebih besar. Hal ini sesuai dengan kondisi yang ada yaitu pada saat desentralisasi fiskal pemerintah daerah Jawa Barat lebih fokus dalam
mengupayakan peningkatan produksi gabah melalui berbagai program dan kegiatan sesuai dengan rencana strategis yang ditetapkan pemerintah Jawa Barat bahwa
ketahanan pangan merupakan salah satu dari common goal pencapaian pembangunan yang berfokus pada pangan beras Pemprov Jawa Barat, 2007.
6.2.5. Pendapatan Per Kapita Sektor Pertanian
Pendapatan per kapita sektor pertanian dipengaruhi positif secara signifikan oleh poduksi gabah, tenaga kerja sektor pertanian, lag pendapatan sektor pertanian.,
dan pengeluaran pembangunan sektor lain berpengaruh negatif terhadap pendapatan sektor pertanian. Sebagai daerah sentra produksi pangan khususnya beras,
pendapatan sektor pertanian dominan dipengaruhi oleh produksi gabah karena usahatani padi merupakan mata pencaharian pokok sebagian besar penduduk di
daerah penelitian. Nilai elastisitas sebesar 0.2515 menunjukkan bahwa bila produksi gabah meningkat sebesar 10 persen maka pendapatan per kapita sektor pertanian
akan meningkat sebesar 2.51 persen. Hal ini sesuai dengan kondisi pertanian yang
ada pada daerah penelitian bahwa produksi padi bukan merupakan sumber pendapatan satu-satunya bagi petani di daerah penelitian, tetapi masih ada sumber
pendapatan lain dari subsektor lain pada sektor pertanian. Jumlah keterlibatan penduduk pada sektor pertanian sebagai tenaga kerja akan
mempengaruhi pendapatannya, karena pada sektor pertanian khususnya padi sebagian besar pemilik juga ikut terlibat sebagai tenaga kerja. Penyerapan tenaga
kerja sektor pertanian mempunyai nilai elastisitas sebesar 0.3793 terhadap pendapatan per kapita di sektor pertanian. Kurang responsifnya penyerapan tenaga
kerja terhadap pendapatan per kapita, menunjukkan bahwa produktivitas pada sektor ini relatif rendah sehingga peningkatan penyerapan tenaga kerja kurang dibarengi
dengan peningkatan pendapatan per kapita. Kondisi ini menyebabkan sektor pertanian menjadi kurang diminati karena kurang bisa memberikan peningkatan
pendapatan, sehingga sektor pertanian menjadi sektor yang termarginalkan dan lebih didominasi oleh tenaga kerja dengan ketrampilan dan pendidikan yang relatif lebih
rendah.
Tabel 21. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan per Kapita Sektor Pertanian Kabupaten di Wilayah Provinsi Jawa Barat
Persamaan Pendapatan Per Kapita Petani
Parameter T for H0:
Prob |T| Elastisitas
Label Variabel Variable Estimate
Parameter=0 J. Pendek
J. Panjang INTERCEP
159.154332 7.899
0.0001 -
- Intercep
PRODGAB 0.000152
4.594 0.0001 0.2515 0.2859
Produksi gabah PSEKL
-0.000459 -4.035
0.0001 -0.0740
-0.0841 Pengeluaran non
pertanian TKP
0.498065 8.129
0.0001 0.3793
0.4312 Jumlah tenaga kerja
pertanian LINCPPI
0.120290 0.450
0.6533 -
- Lag pendapatan per
kapita petani F Value
ProbF R-Square
Dh 40.505
0.0001 0.548
1.954
6.2.6. Tenaga Kerja Sektor Pertanian