positif dan signifikan terhadap pengeluaran rutin, karena dana alokasi merupakan sumber penerimaan terbesar daerah yang bisa digunakan untuk membiayai
pengeluaran operasional daerah sehingga signifikan terhadap pengeluaran rutin. Pengeluaran pembangunan sektor pertanian secara signifikan dipengaruhi
positif oleh areal tanaman padi, PAD, dana alokasi, dummy desentralisasi fiskal dan lag pengeluaran sektor pertanian. Areal tanaman padi signifikan mempengaruhi
pengeluaran pembangunan sektor pertanian dengan elastisitas sebesar 0.4632, artinya apabila areal tanaman padi meningkat 10 persen maka dana pembangunan
sektor pertanian akan naik 4.63 persen. Walaupun nilai kenaikan anggaran tidak proporsional dengan kenaikan areal tanaman padi, namun hal ini menunjukkan
komitmen pemerintah daerah kabupaten di Jawa Barat terhadap usahatani padi, yaitu dana pembangunan sektor pertanian masih dominan dan lebih diprioritaskan
pada peningkatan produktivitas tanaman padi. Fenomena ini cukup beralasan karena sebagian besar wilayah kabupaten di Jawa Barat mempunyai potensi dan
keunggulan pada produksi padi, sehingga mengantarkan wilayah Jawa Barat sebagai lumbung padi nasional terbesar.
PAD sebagai sumber penerimaan lokal daerah dan dana alokasi sebagai sumber penerimaan dari pusat merupakan sumber penerimaan daerah berhubungan
positif dan signifikan terhadap pengeluaran pembangunan sektor pertanian. Peningkatan penerimaan dari PAD dan dana alokasi dari pemerinah pusat akan
meningkatkan pengeluaran daerah untuk pembangunan di sektor pertanian.
6.2.3. PDRB Kabupaten di Provinsi Jawa Barat.
PDRB dalam model penelitian ini dibedakan antara PDRB sektor pertanian dan PDRB non pertanian. Hasil estimasi PDRB pertanian dipengaruhi positif oleh
tenaga kerja sektor pertanian, pengeluaran pembangunan sektor pertanian, pendapatan penduduk sektor pertanian, dan lag pembagunan sektor pertanian.
Sedang PDRB non pertanian dipengaruhi positif oleh tenaga kerja sektor non pertanian, pengeluaran pembangunan sektor lain dan pendapatan penduduk non
pertanian, sedang PDRB Pertanian berhubungan positif dengan PDRB Non Pertanian tetapi tidak signifikan.
Penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian berpengaruh positif dengan nilai elastisitas sebesar 0.7078 artinya apabila jumlah tenaga kerja pada sektor pertanian
meningkat sebesar 10 persen maka PDRB sektor pertanian meningkat sebesar 7 persen. Tenaga kerja merupakan input dalam proses produksi sektor pertanian,
sehingga peningkatan jumlahnya akan memberi pengaruh pada peningkatan outputnya. Peningkatan PDRB sektor pertanian yang relatif lebih kecil dibanding
peningkatan input tenaga kerja menunjukkan bahwa penambahan input tenaga kerja pada sektor pertanian tidak elastis. Kurang responsifnya penambahan tenaga kerja
terhadap peningkatan PDRB sektor pertanian, menunjukkan bahwa pada sektor tersebut penggunaan tenaga kerja relatif berlebih sehingga penambahan jumlah
tenaga kerja tidak memberi respon yang besar pada peningkatan outputnya. Peningkatan tenaga kerja walaupun berpengaruh pada peningkatan PDRB sebagai
output, tetapi akan menurunkan output per tenaga kerja atau produktivitas tenaga kerja dalam menghasilkan output. Fenomena ini sesuai dengan kondisi yang ada di
daerah penelitian, bahwa sektor pertanian merupakan sektor padat karya sehingga peningkatan tenaga kerja akan berpengaruh pada peningkatan PDRB dengan nilai
yang lebih kecil. Hal ini sesuai dengan pendapat Ikhsan 2001 bahwa pada sektor pertanian terdapat tenaga kerja yang berlebih karena terjadinya perubahan
struktural yang tidak seimbang. Namun demikian dari semua peubah yang ada
tenaga kerja mempunyai kontribusi paling besar dalam peningkatan PDRB sektor pertanian, untuk itu dalam upaya meningkatkan PDRB pada sektor pertanian
memperbaiki produktivitas tenaga kerja dengan cara memperbaiki kualitas SDM merupakan pilihan yang perlu dilakukan.
Pengeluaran pembangunan sektor pertanian signifikan berpengaruh positif pada PDRB sektor pertanian. Peningkatan dana pembangunan pada sektor pertanian
akan meningkatkan investasi pemerintah pada pelayanan publik di sektor pertanian sehingga akan memberi eksternalitas pada peningkatan PDRB sektor pertanian.
Nilai elastisitas yang kecil sebesar 0.0773 menunjukkan bahwa apabila terjadi peningkatan dana pembangunan sektor pertanian sebesar 10 persen maka akan
terjadi peningkatan PDRB sektor pertanian hanya sebesar 0.7 persen. Kecilnya nilai elastisitas ini ada berbagai kemungkinan yang bisa menjadi penyebab
diantaranya adalah : 1 karena dana yang dialokasikan pada sektor pertanian jumlahnya relatif kecil sehingga dampak yang ditimbulkan terhadap PDRB juga
kecil pengaruhnya; 2 kemungkinan adanya faktor time-lag yang berperan yaitu pengeluaran pembangunan sektor pertanian tidak langsung pengaruhnya tetapi baru
memiliki pengaruh terhadap PDRB sektor pertanian setelah beberapa tahun kemudian melalui mekanisme transmisi; 3 kurang tepatnya pemerintah daerah
melakukan stimulus belanja terhadap kebutuhan dalam sektor pertanian sehingga pengeluaran dana yang ada kurang memberikan pengaruh yang berarti terhadap
PDRB sektor pertanian. Hasil kajian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nanga 2006 dengan wilayah kajian di Indonesia dan Pakasi 2005
dengan wilayah kajian di Sulawesi Utara yang memberikan hasil bahwa pengeluaran pembangunan sektor pertanian tidak signifikan mempengaruhi PDRB.
Tabel 19. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi PDRB Kabupaten di Wilayah Provinsi Jawa Barat
Persamaan PDRB Sektor Pertanian Parameter
T for H0: Elastisitas
Variable Estimate Parameter=0
Prob |T| J. Pendek
J. Panjang Label Variabel
INTERCEP -90.156349
-3.110 0.0023
- -
Intercep TKP
1.399257 15.461
0.0001 0.7078
1.5585 Jumlah tenaga kerja pertanian
PSEKP 0.014812
4.452 0.0001
0.0773 0.1702
Pengeluaran sektor pertanian INCPPI
0.569273 5..580
0.0001 0.3781
0.8325 Pendapatan per kapita petani
AREAL 3.145720
1.013 0.3976
- -
Areal tanaman padi LPDRBP
0.545846 6..324
0.0001 -
- Lag PDRB sektor pertanian
F Value ProbF
R-Square Dh
221.056 0.0001
0.865 1..994
Persamaan PDRB Non Pertanian Parameter
T for H0: Elastisitas
Variable Estimate Parameter=0
Prob |T| J. Pendek
J. Panjang Label Variabel
INTERCEP -1918.283489
-13.090 0.0001
- -
Intercep TKNP
5.158899 13.320
0.0001 0.7758
1.4788 Jumlah tenaga kerja non
pertanian PSEKLN
0.003415 3.697
0.0003 0.1043
0.1988 Pengeluaran sektor lainnya
INCNP 338.119562
74.180 0.0001
0.9185 1.7509
Pendapatan kapita non pertanian
PDRBP 0.436852
1.020 0.4102
- -
PDRB sector pertanian LPDRBNP
0.4754332 5.250
0.0001 -
- Lag PDRB non pertanian
F Value ProbF
R-Square Dh
1963.726 0.0001
0.976 3.096
Pendapatan per kapita sektor pertanian signifikan mempengaruhi PDRB pertanian, pendapatan yang tinggi pada masyarakat di sektor pertanian akan menjadi
insentif bagi masyarakat di sektor pertanian untuk meningkatkan aktivitas ekonomi pada sektor tersebut sehingga memberikan peningkatan PDRB di sektor pertanian.
Penyerapan tenaga kerja pada sektor non pertanian berpengeruh positif dengan nilai elastisitas sebesar 0.7758, hal ini menunjukkan bahwa tenaga kerja sebagai
faktor produksi mempengaruhi PDRB non pertanian tetapi kurang responsif. Pengeluaran pembangunan sektor non pertanian berpengruh secara nyata
terhadap PDRB sektor non pertanian dengan elastisitas sebesar 0.1043, artinya apabila pengeluaran pembangunan sektor non pertanian dinaikkan sebesar 10 persen
maka PDRB sektor non pertanian akan meningkat sebesar 1.04 persen. Secara umum baik pada sektor pertanian maupun sektor non pertanian tenaga kerja
mempunyai pengaruh yang dominan dalam pembentukan PDRB, sehingga penyerapan tenaga kerja dengan dibarengi peningkatan kualitasnya akan memberi
pengaruh yang baik pada peningkatan PDRB.
6.2.4. Produksi Gabah