23
kebijakan pemerintah untuk memperbaiki distribusi masyarakat Pogue and Sqontz, 1976; Musgrave and Peggy, 1989; Mangkoesoebroto, 2000; Reksohadiprodjo, 2001.
Peranan stabilisasi dalam ketahanan pangan adalah peranan pemerintah dalam menstabilkan harga pangan yaitu menjaga harga pangan tidak anjlok pada saat masa
panen raya dan harga pangan tidak melambung pada saat masa paceklik. Peranan stabilisasi tersebut dilakukan dengan menerapkan kebijakan harga dasar dan harga
atap. Dalam implementasinya untuk mengefektifkan berlakunya kebijakan harga dasar gabah, pemerintah melalui bulog melakukan kebijakan pembelian gabah oleh
pemerintah dengan harga pembelian pemerintah HPP dan kebijakan stok pangan pada saat panen raya. Implementasi dari kebijakan harga atap adalah dengan
melakukan operasi pasar murni OPM beras pada saat harga beras mulai naik, yaitu bulog melakukan penjualan beras ke pasar dengan harga subsidi yang ditetapkan
pemerintah Handerson and Quandt, 1980; Ellis, 1992; McCulloch, 2008; McCulloch and Timmer, 2008; Norton, 2004. Peranan stabilisasi terhadap pangan juga bisa
dilakukan melalui fasilitasi pemerintah dengan terselenggaranya lumbung-lumbung pangan masyarakat di daerah Saliem et al., 2004.
2.1.4. Peranan Pemerintah dalam Pembangunan
Dalam rangka mengatasi sifat kaku yang melekat di negara berkembang, pemerintah harus memegang peranan positif dan tidak boleh berlaku sebagai
penonton pasif. Problema di negara berkembang yang begitu besar sehingga tidak dapat diserahkan begitu saja kepada mekanisme pasar. Untuk meningkatkan negara
keluar dari titik stagnasi diperlukan adanya pembaharuan rasio ekonomi secara cepat. Pada fase awal pembangunan, investasi harus dilakukan di bidang-bidang yang
meningkatkan ekonomi eksternal yaitu yang mengarah pada penciptaan overhead
24
sosial dan ekonomi seperti tenaga kerja, transportasi, pendidikan, kesehatan dan lainnya Donalson , 1984; Ellies, 1992; Todaro, 2000; Meier,1995; Norton, 2004 .
Perusahaan swasta tidak akan tertarik melaksanakan kegiatan-kegiatan tersebut karena resiko besar dan keuntungan kecil. Dari sini timbul kebutuhan untuk
menyeimbangkan pertumbuhan berbagai sektor ekonomi sehingga penawaran sesuai dengan permintaannya. Oleh karena itu pengawasan dan pengaturan oleh negara
menjadi penting dalam rangka mencapai keseimbangan pertumbuhan. Keseimbangan memerlukan pengawasan atas produksi, distribusi dan konsumsi komoditi. Untuk
tujuan ini pemerintah harus merencanakan pengawasan fisik dan langkah-langkah fiskal dan moneter. Langkah-langkah ini memang tidak dapat dihindarkan, untuk
mengurangi ketidak-seimbangan ekonomi dan sosial yang mengancam negara berkembang. Mengatasi perbedaan sosial dan menciptakan situasi psikologis,
ideologis, sosial dan politik yang menguntungkan bagi pembangunan ekonomi merupakan tugas terpenting pemerintah. Karena itu ruang lingkup tindakan
pemerintah sangat luas dan menyeluruh.Menurut Lewis lingkup itu mencakup penyelenggaraan pelayanan umum, menentukan sikap, membentuk lembaga-lembaga
ekonomi, menentukan penggunaan sumber, menentukan distribusi pendapatan, mengendalikan jumlah uang, mengendalikan fluktuasi, menjamin pekerjaan penuh
menentukan laju investasi Todaro, 2000; Ellis, 1992; Norton, 2004; Jhingan, 2000. Kebijakan pemerintah di bidang ekonomi merupakan kebijakan dan strategi
yang dipakai oleh pemerintah untuk mengelola perekonomian dalam mencapai tujuan ekonominya. Pemerintah mengusahakan pada tingkat makro tercapainya kesempatan
kerja penuh, stabilitas harga, pertumbuhan ekonomi dan keseimbangan neraca pembayaran dan pada tingkat mikro terjadinya pemakaian sumber daya yang efisien.
Dalam prakteknya, dalam kondisi kerumitan ekonomi yang ada dan terbukanya
25
perekonomian pada pengaruh-pengaruh internasional, pencapaian semua tujuan ini sekaligus secara berkesinambungan sering kali tidak mungkin, sehingga dibutuhkan
skala prioritas serta pertimbangan politik dan ekonomi akan mempengaruhi proses kebijakan ekonomi tersebut Donalson, 1984; Todaro, 2000; Norton, 2004.
Pada tingkat kebijakan makroekonomi beberapa ukuran umum dapat dipergunakan oleh pemerintah yang melaksanakan sistem ekonomi campuran untuk
mencapai tujuannya, yang meliputi kebijakan fiskal yang berupa manipulasi tingkat pajak dan pengeluran pemerintah dan kebijakan moneter yang utamanya berupa
pengawasan persediaan uang dan tingkat bunga, kebijakan harga dan pendapatan yang utamanya berupa pengawasan atas biaya dan harga serta pengaruh kurs valuta asing
untuk mempengaruhi perdagangan internasional dan posisi neraca pembayaran. Kebijakan-kebijakan ini dikembangkan secara spesifik dengan ukuran-ukuran yang
didesain untuk merangsang investasi dibidang industri, penelitian dan pengembangan serta mengembangkan usaha dan perlindungan kepentingan konsumen Donalson,
1984 ; Norton, 2004. Kebijakan fiskal dan moneter yang merupakan kebijakan makro utama yang
dipakai pemerintah adalah bermanfaat bagi pengaturan tingkat penyebaran pembelanjaan dalam ekonomi, kebijakan ini merupakan strategi pokok pada sisi
permintaan Donalson, 1984; Todaro, 2000; Jhingan 2000.
2.1.5. Kebijakan Fiskal dalam Pembangunan Ekonomi