Produksi Gabah Dugaan Parameter Persamaan Struktural

maka PDRB sektor non pertanian akan meningkat sebesar 1.04 persen. Secara umum baik pada sektor pertanian maupun sektor non pertanian tenaga kerja mempunyai pengaruh yang dominan dalam pembentukan PDRB, sehingga penyerapan tenaga kerja dengan dibarengi peningkatan kualitasnya akan memberi pengaruh yang baik pada peningkatan PDRB.

6.2.4. Produksi Gabah

Faktor-faktor yang signifikan berpengaruh terhadap produksi gabah adalah harga gabah, permintaan pupuk, permintaan tenaga kerja pada sektor pertanian, dummy desentralisasi fiskal dan produksi gabah tahun sebelumnya. Sedang dana pengeluaran sektor pertanian tidak signifikan mempengaruhi produksi gabah. Harga gabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi gabah, nilai elastisitasnya relatif kecil yaitu sebesar 0.1540. Hasil ini lebih kecil dibanding hasil penelitian Siregar 1991 elastisitas produksi gabah terhadap harganya sebesar 0.45. Begitu juga dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Nainggolan dan Suprapto 1987, Sawit l994, Hartoyo 1995, Mulyana 1998 bahwa elastisitas produksi padi terhadap harganya inelastis. Menurut Mulyana 1998 di wilayah Jawa dan Bali, Kalimantan dan Sumatra respons produktivitas terhadap harga gabah lebih elastis dibanding respons terhadap arealnya dan sebaliknya untuk wilayah Sulawesi dan wilayah sisa Indonesia respons areal lebih elastis dibanding respons terhadap produktivitas. Kenaikan harga gabah merupakan insentif bagi petani untuk berproduksi lebih besar karena harga yang tinggi akan memberi pendapatan yang lebih besar pada petani Timmer, 2008. Respons yang kecil produksi gabah terhadap perubahan harga gabah di wilayah penelitian karena adanya beberapa kendala, diantaranya adalah keterbatasan areal tanam padi dimana lahan sawah jumlahnya semakin berkurang karena lajunya proses konversi lahan pertanian khususnya lahan sawah irigasi Irawan et al., 2003; Saliem et al., 2002. Jumlah penggunaan pupuk dan tenaga kerja pertanian merupakan input pada produksi gabah sehigga berhubungan positif dengan outputnya. Input pupuk mempunyai elastisitas produksi sebesar 0.6970 dan tenaga kerja mempunyai elastisitas produksi sebesar 0.4417. Pengaruh input pupuk lebih dominan kontribusinya terhadap produksi gabah dibanding kontribusi input tenaga kerja, hal ini karena nilai produktivitas marginal pupuk lebih besar. Untuk itu dalam upaya meningkatkan produksi gabah pemerintah bisa mempengaruhi penggunaan input pupuk dengan melakukan subsidi harga pupuk maupun menata distribusi pupuk untuk sampai ke petani secara lebih baik, tepat waktu dan efisien. Tabel 20. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produksi Gabah Kabupaten di Wilayah Provinsi Jawa Barat Persamaan Produksi Gabah Parameter T for H0: Elastisitas Variable Estimate Parameter=0 Prob |T| J. Pendek J. Panjang Label Variabel INTERCEP -191906.027 -3.051 0.0027 - - Intercep PGAP 0.561906 2..353 0.0056 0.1540 0.2771 Harga gabah QPUK 0.081642 10.370 0.0001 0.6971 0. 9254 Jumlah pupuk TKP 9.59.734694 7.880 0.0001 0.4417 0.7948 Jumlah tenaga kerja pertanian PSEKP 5.810158 0.751 0.4537 - - Pengeluaran sektor pertanian DMDF 256025 5..578 0.0001 - - Dummy desentralisasi LPRODGAB 0.444217 2.686 0.0081 - - Lag produksi gabah F Value ProbF R-Square Dh 35.79 0.0001 0.566 0.864 Pengeluaran pembangunan sektor pertanian merupakan stimulus dalam peningkatan produksi gabah, apabila dana pembangunan sektor pertanian meningkat maka akan banyak program-program yang diharapkan bisa meningkatkan produksi gabah terlebih pada daerah sentra usahatani padi. Namun berdasarkan hasil analisis ternyata dana pembangunan sektor pertanian tidak signifikan mempengaruhi produksi gabah. Produksi gabah lebih dominan dipengaruhi secara langsung pada penggunaan input yaitu penggunaan pupuk dan tenaga kerja, sedang dana pengeluaran sektor pertanian pengaruhnya tidak secara langsung tetapi membutuhkan time-lag melalui mekanisme transmisi yang panjang terhadap produksi gabah. Dummy desentralisasi fiskal berpengaruh signifikan dan bernilai positif terhadap produksi gabah, hal ini menunjukkan bahwa pada masa desentralisasi fiskal produksi gabah relatif lebih besar. Hal ini sesuai dengan kondisi yang ada yaitu pada saat desentralisasi fiskal pemerintah daerah Jawa Barat lebih fokus dalam mengupayakan peningkatan produksi gabah melalui berbagai program dan kegiatan sesuai dengan rencana strategis yang ditetapkan pemerintah Jawa Barat bahwa ketahanan pangan merupakan salah satu dari common goal pencapaian pembangunan yang berfokus pada pangan beras Pemprov Jawa Barat, 2007.

6.2.5. Pendapatan Per Kapita Sektor Pertanian