6.2.6. Tenaga Kerja Sektor Pertanian
Tenaga kerja sektor pertanian dipengaruhi positif oleh angkatan kerja, upah pada sektor pertanian, areal padi dan lag tenaga kerja sektor pertanian. Angkatan
kerja merupakan jumlah penduduk usia kerja baik yang sedang bekerja maupun yang tidak bekerja. Peningkatan angkatan kerja diikuti oleh peningkatan penyerapan
tenaga kerja pada sektor pertanian dengan nilai elastisitas sebesar 0.8211. Hal ini karena sektor pertanian berfungsi sebagai employment of last resort Ikhsan, 2001;
Soetrino, 1999. Sebagai employment of last resort maka sektor pertanian dalam menyerap
tenaga kerja seiring terjadinya peningkatan angkatan kerja harus dibarengi dengan peningkatan ketrampilan dan pendidikan, sehingga peningkatan tenaga kerja tidak
akan menyebabkan terjadinya penurunan produktivitas per tenaga kerja dari sektor tersebut.
Tabel 22 . Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Tenaga Kerja Sektor Pertanian Kabupaten di Wilayah Provinsi Jawa Barat
Persamaan Tenaga Kerja Pertanian
Parameter T for H0:
Elastisitas Variable
Estimate Parameter=0 Prob |T|
J. Pendek J. Panjang
Label Variabel INTERCEP
-10..291493 -0.196 0.8445 -
- Intercep
AK 0.000330
8.752 0.0001
0.8211 1.2936
Jumlah angkatan kerja WTKP
0.004909 1.267
0.2073 0.1939
0.3054 Upah tenaga kerja
pertanian AREAL
0.000050371 0.270
0.7873 -
- Luas areal tanaman padi
PSEKP 1..240132
1.620 0.1245 0.1026 0.1616 Pengeluaran sector
pertanian LTKP
0..365210 2.485
0.0141 -
- Lag jumlah tenaga kerja
pertanian F Value
ProbF R-Square
Dh 25.353
0.0001 0.524
0..824
Penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian bersifat inferior apabila dibandingkan dengan tenaga kerja di sektor industri maupun sektor lain, maka
mempunyai hubungan positip dengan tingkat upahnya artinya apabila upah naik
justru penyerapan meningkat. Selain itu pada sektor pertanian tenaga kerja keluarga ikut dominan terlibat dalam proses produksi, maka jumlah keterlibatan tenaga kerja
mempunyai hubungan positif dengan tingkat upah. Upah merupakan insentif bagi tenaga kerja sehingga semakin besar tingkat upah maka akan meningkatkan jumlah
tenaga kerja yang terlibat pada sektor tersebut. Nilai elastisitas sebesar 0.1939 artinya apabila tingkat upah pada sektor pertanian meningkat sebesar 10 persen
maka tenaga kerja pada sektor pertanian akan meningkat sebesar 1.94 persen. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian Pakasi 2005 bahwa upah pada sektor pertanian
berhubungan positif dengan tenaga kerja pada sektor peranian. Rendahnya respons peningkatan upah terhadap penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian, karena pada
sektor pertanian tingkat upah relatif konstan apabila dibanding besarnya penyerapan tenaga kerja pada sektor tersebut. Peningkatan upah tidak responsif terhadap
penyerapan tenaga kerja di sektor pertanian, penambahan penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian lebih dominan karena adanya penambahan angkatan kerja
sehingga terpaksa harus kerja pada sektor pertanian daripada disebabkan karena perubahan dalam peningkatan upah.
Sebagai daerah sentra produksi pangan beras, jumlah tenaga kerja pada sektor pertanian berhubungan positif dengan luas areal tanaman padi walaupun secara
statistik tidak signifikan. Usahatani padi merupakan matapencaharian pokok sebagian besar penduduk sehingga besar kecilnya areal tanaman padi akan
mempengaruhi penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian.Tidak signifikan luas areal terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor pertanian, karena luas areal
tanaman padi relatif konstan pertambahannya dibanding dengan pertambahan tenaga kerja yang terus bertambah seiring dengan bertambahnya angkatan kerja setiap
tahun.
6.2.7. Penggunaan Pupuk