Waktu dan Lokasi Penelitian

b. Sub DAS Ciliwung hulu : terletak di Kecamatan Cisarua, Ciawi dan Megamendung dengan luas 5.906,78 ha 39,71. c. Sub DAS Cibogo : terletak di Kecamatan Ciawi, Cisarua dan Megamendung dengan luas 1.375,77 ha 9,25. d. Sub DAS Cisarua : terletak di Kecamatan Cisarua, luas 2.218,92 ha 14,92. e. Sub DAS Cisukabirus : terletak di Kecamatan Ciawi dan Megamendung dengan luas 1.696,91 ha 11,41. f. Sub DAS Ciseuseupan: terletak di Kecamatan Ciawi dan Megamendung dengan luas 1.178,23 ha 7,92 Gambar 12. Gambar 12 Sub DAS di DAS Ciliwung Hulu

3.2. Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Wilayah pengamatan difokuskan pada kecamatan Ciawi, Cisarua dan Megamendung Kabupaten Bogor, ketiga kecamatan tersebut merupakan bagian terbesar dari wilayah DAS Ciliwung hulu, sehingga mempunyai pengaruh yang besar terhadap pengelolaan kawasan permukiman di DAS Ciliwung hulu. Wilayah Indarti KD perencanaan adalah DAS Ciliwung hulu dengan luas 14.876,37 ha. Wilayah perencanaan tersebut menggunakan batas DAS, karena DAS adalah satu kesatuan ekosistem yang secara bio-fisik tidak dapat disekat-sekat oleh batas administrasi. Hal tersebut sesuai dengan UUPPLH No 322009 yang menyebutkan bahwa DAS adalah suatu ekoregion. Batas DAS Ciliwung hulu diperoleh dengan cara mendeliniasi peta kontur dan sungai di wilayah Kecamatan Cisarua, Megamendung, Ciawi, Sukaraja. Deliniasi dilakukan dengan menggunakan software ArcView 3.3. Berdasarkan UU No 72004 tentang Sumberdaya Air, DAS didefinisikan sebagai kawasan yang dibatasi secara topografis oleh punggung bukit, yang mana bila air hujan jatuh diatasnya akan dialirkan menuju suatu outlet tertentu. Berdasarkan hal itu, kriteria yang digunakan dalam pendeliniasian DAS adalah topografi berupa punggung bukit, dan arah aliran sungai. Untuk itu digunakan peta kontur dan peta sungai yang berasal dari peta Rupa Bumi Indonesia skala 1 : 10.000. Penentuan koordinat DAS mengacu peta DAS Ciliwung hulu dari BPDAS Citarum-Ciliwung, PPLH- IPB dan Biotrop. Ruang lingkup kawasan yang diteliti adalah kawasan permukiman yaitu bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan UUPP No 41992; UUPR No 262007. Kawasan permukiman terdiri dari kawasan perumahan rumah tinggal, villa, wisma, kawasan non perumahan perdagangan, jasa, industri kecilrumah tangga, hotel, restoran dan sarana prasarana permukiman fasilitas permukiman, dan jaringan jalan. Ruang lingkup pengelolaan permukiman pada penelitian ini difokuskan pada perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian. Penurunan fungsi ekologi DAS Ciliwung hulu diakibatkan oleh perkembangan permukiman yang pesat, sehingga untuk mengatur dan mengendalikan perkembangan permukiman diperlukan perencanaan lokasi dan alokasi permukiman, evaluasi terhadap kawasan