Metode Analisis Kelembagaan Pengelolaan Permukiman 1

permukiman yang tidak terkendali. Untuk menghadapi berbagai kendala, lembaga yang terlibat membutuhkan aktivitasprogram yang akan dipakai untuk menghilangkan kendala tersebut. Selanjutnya melalui aktivitas program tersebut, perubahan yang diharapkan dari pengelolaan kawasan permukiman dapat dicapai Gambar 34. Gambar 34. Hubungan Keterkaitan Parameter Pengelolaan Kawasan Permukiman di DAS Ciliwung Hulu Selanjutnya ke empat parameter tersebut dianalisis untuk mendapatkan elemen kunci dan faktor yang menjadi penggerak keberhasilan pengelolaan permukiman di DAS Ciliwung hulu.

7.3.2. Teknik dan Tahapan Analisis Kelembagaan

Analisa kelembagaan menggunakan teknik Interpretative Structural Modelling ISM dilakukan melalui 7 tahap yaitu: 1 Menguraikan setiap parameter menjadi beberapa elemen Tabel 40 Tabel 40. Parameter dan Elemen Kelembagaan Parameter Elemen 1. RT dan RW setempat 2. DesaKelurahan setempat 3. Kecamatan Cisarua, Ciawi dan Megamendung 4. Bapeda Kabupaten Bogor 5. Dinas Cipta Karya DCK Kabupaten Bogor 6. Dinas Tata Ruang DTR Kabupaten Bogor 7. Dinas Polisi Pamong Praja Kabupaten D Pol PPBogor 8. Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bogor 9. BPN Kantor PertanahanKabupaten Bogor 10. Badan Koordinasi Wilayah Bakorwil Bogor 11. Bappeda Provinsi Jawa Barat 1. Lembaga yang terlibat 12. BP DAS Citarum-Ciliwung Parameter Elemen 13. Ditjen Ciptakarya Dep PU 14. Ditjen Penataan Ruang Dep PU 15. BKPRN 16. Lembaga Swadaya Masyarakat 17. Perguruan Tinggi 1. Koordinasi antar instansi yang terlibat dalam pengelolaan permukiman masih lemah. 2. Konsistensi pelaksanaan peraturan tata ruang masih lemah. 3. Pengawasan terhadap pelanggaran tata ruang masih lemah. 4. Pelaksanaan sanksi pidana bagi pelanggar tata ruang belum dijalankan. 5. Rencana tata ruang yang lebih terperinci belum ada. 6. Petunjuk teknis operasional peraturan zonasi tentang penataan permukiman belum tersedia 7. Partisipasi masyarakatdi DAS Ciliwung hulu dalam membangun permukiman agar sesuai ijin atau ketentuan tata ruang masih lemah. 8. Kesadaran masyarakat akan fungsi DAS Ciliwung hulu sebagai pengatur tata air kawasan konservasi air dan tanah masih kurang. 9. Tingkat kesejahteraan sosial-ekonomi masyarakat setempat masih rendah. 10. Tingginya nilai ekonomi lokasi DAS Ciliwung hulu sebagai kawasan wisatarekreasi. 2. Kendala yang diha dapi dalam pengengelolaan permu kiman 11. Tingginya minat masyarakat untuk membangun perumahan di DAS Ciliwung hulu. 1. Program penjabaran RTRW dalam rencana rinci tata ruang dan peraturan zonasi . 2. Program pendataan penggunaan lahan yang tidak sesuai penataan ruang permukiman RTRW. 3. Program pembuatan pedoman teknis tentang pembangunan perumahan permukiman di DAS bagian hulu 4. Program pengembangan sistem informasi yang berkaitan dengan penataan ruang perencanaan, pelaksanaan, pengendalian yang dapat diakses dengan mudah murah oleh masyarakat luas. 5. Program pembuatan data dasar tentang karakteristik fisik, sosial dan ekonomi DAS Ciliwung hulu yang selalu up to date dan dapat diakses dengan mudah oleh instansi terkait pengelolaan permukiman. 6. Program peningkatan koordinasi antar instansi yang bertanggungjawab terhadap penataan ruang. 7. Program peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam pengawasan tata ruang. 8. Program peningkatan transparansi dan akuntabilitas dalam perizinan pemanfaatan ruang dan pendirian bangunan. 3. Aktivitas atau program yang dibutuhkan untuk mendukung pengelolaan permukiman 9. Program peningkatan konsistensi penerapan regulasi yang berkaitan dengan penataan ruang DAS Ciliwung. Parameter Elemen 10. Program relokasi permukiman yang saat ini berada di kawasan yang tidak sesuai permukiman. 11. Program pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan pengendalian tata ruang. 12. Program pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan rencana tata ruang. 13. Program peningkatkan kesadaran masyarakat terhadap fungsi DAS Ciliwung hulu sebagai kawasan resapan air. 14. Program peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat setempat melalui pemberdayaan ekonomi. 15. Program peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat setempat melalui peningkatan kualitas pendidikan, kesehatan dan tempat tinggal. 16. Program pembuatan sumur resapan di permukiman. 17. Program kerjasama konservasi air dengan kabupatenkota di DAS tengah dan hilir Ciliwung. 1. Penurunan luas lahan permukiman yang berada di kawasan yang tidak sesuai untuk permukiman. 2. Penurunan jumlah bangunan yang tidak mempunyai tidak sesuai dengan IMB. 3. Penurunan jumlah pemanfaatan ruang permukiman yang tidak sesuai izin lokasiIPPT. 4. Penurunan luas lahan yang mengalami kerusakandegradasi. 5. Peningkatan kemampuan DAS Ciliwung hulu dalam meresapkan air mengatur tata air. 6. Peningkatan daya dukung lingkungan DAS Ciliwung hulu. 7. Peningkatan koordinasi antar instansi terkait tata ruang dan permukiman. 8. Peningkatan konsistensi dalam pelaksanaan peraturan perundangan yang terkait pengelolaan permukiman khususnya di DAS Ciliwung hulu. 4. Perubahan yang diharapkan dari pengelolaan permukiman 9. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam melaksanakan pengelolaan permukiman. 2 Menetapkan hubungan kontekstual antar elemen pada setiap parameter, yang menunjukan perbandingan berpasangan adatidak ada keterkaitan antar elemen. Untuk mengetahui ada atautidak ada hubungan kontekstual digunakan pendapat pakar. 3 Menyusun matriks Structural Self Interaction SSIM menggunakan simbol V, A,X dan O Eriyatno dan Sofyar 2006. Simbol tersebut adalah : V adalah e ij =1 dan e ji = 0 Dimana : A adalah e ij =0 dan e ji = 1 X adalah e ij =1 dan e ji = 1 O adalah e ij =0 dan e ji = 0 Simbol 1, artinya ada hubungan kontekstual antara elemen i dan j 4 Membuat matriks Reachability RM, mengganti simbol V,A,X dan O dengan bilangan 1 atau 0. 5 Melakukan perhitungan berdasarkan aturan transivity dimana matriks SSIM dikoreksi sampai terjadi matriks tertutup. 6 Menentukan level elemen pada setiap parameter menurut jenjang vertikal maupun horisontal. 7 Menyusun matriks Driver-Power-Dependence DPD. Klasifikasi elemen dibagi menjadi empat yaitu: a. Kuadran I: Tidak berkaitan Autonomous terdiri dari elemen yang mempunyai nilai driver power DP≤0,5 X dan nilai dependenceD≤ 0,5 X. X adalah jumlah elemen pada setiap parameter. Elemen yang berada pada kuadran I umumnya tidak berkaitanhubungannya kecil dengan sistem. b. Kuadran II: Tidak bebas Dependent terdiri dari elemen yang mempunyai nilai driver power DP≤0,5 X dan nilai dependenceD≥ 0,5 X. X adalah jumlah elemen pada setiap parameter . Elemen yang berada pada kuadran II ini merupakan elemen yang tergantung pada elemen di kuadran III. c. Kuadran III : Pengait Linkage terdiri dari elemen yang mempunyai nilai driver power DP≥ 0,5 X dan nilai dependenceD≥ 0,5 X. X adalah jumlah elemen pada setiap parameter. Elemen yang masuk pada kuadran III ini perlu dikaji secara hati-hati, karena setiap tindakan pada satu elemen akan berpengaruh pada elemen lain yang berada pada kuadran II dan IV. d. Kuadran IV: Penggerak Independent terdiri dari elemen yang mempunyai nilai driver power DP≥ 0,5X dan nilai dependenceD≤ 0,5 X. X adalah jumlah elemen pada setiap parameter. 7.4 Hasil dan Pembahasan 7.4.1 Hasil 7.4.1.1.Lembaga yang Terlibat dalam Pengelolaan Permukiman Berdasarkan hasil analisis model ISM, terdapat 3 lembaga yang merupakan elemen kunci dalam pengelolaan permukiman DAS Ciliwung hulu yaitu: Bapeda Provinsi Jawa Barat11; Ditjen Penataan Ruang Dep PU 14; dan BKPRN15 Ketiga lembaga tersebut adalah lembaga di tingkat pusat dan provinsi Tabel 41. Tabel 41. Reachability matrix final Lembaga yang Terlibat Dalam Pengelolaan Permukiman di DAS Ciliwung Hulu Elemen Ele men 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 D P R 1 1 1 1 3 6 2 1 1 1 3 6 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 4 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 2 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 3 6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 2 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 4 8 1 1 1 1 1 1 1 7 5 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 3 10 1 1 1 1 1 1 1 7 5 11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 1 12 1 1 1 1 1 1 1 7 5 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 2 14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 1 15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 1 16 1 1 1 3 6 17 1 1 1 1 1 1 1 7 5 D 17 17 10 5 8 5 10 14 8 14 3 14 8 3 3 17 14 L 1 1 3 5 4 5 3 2 4 2 6 2 4 6 6 1 2 Sumber: Hasil analisis ISM Keterangan: DP= Driver Power; R= ranks; = Elemen kunci; D= Dependence; L= Level. Berdasarkan kekuatan penggerak dan tingkat ketergantungan, ke 17 elemen lembaga berada pada kuadran IV, III dan II. Kuadran IV terdiri dari tiga kelompok elemen dengan nilai kekuatan penggerak dan ketergantungan yang berbeda. Tiga kelompok tersebut pemerintah pusat dan provinsi, serta pemerintah kabupaten, dengan peran dan fungsi masing-masing. Kelompok tersebut adalah a Kelompok pertama terdiri dari 3 elemen yang merupakan elemen kunci keberhasilan pengelolaan permukiman di DAS Ciliwung hulu. yaitu: Bapeda Provinsi Jawa Barat 11, Ditjen Penataan Ruang Dep. PU14, BKPRN 15. merupakan lembaga pemerintah pusat dan provinsi yang mengatur perencanaan ruang di DAS Ciliwung hulu. b Kelompok kedua terdiri dari 2 elemen yaitu : Dinas Cipta Karya DCK Kabupaten Bogor5; dan Dinas Tata Ruang DTR Kabupaten Bogor6. c Kelompok ketiga terdiri dari 3 elemen yaitu : merupakan pelaksana teknis dalam pembangunan permukiman sehingga perannya dalam pengelolaan permukiman dipengaruhi kebijakan kelompok pertama dan kedua. Pada kuadran III linkage terdapat 2 elemen yaitu : Kecamatan di DAS Ciliwung hulu 3, dan Dinas Polisi Pamong Praja Kabupaten Bogor7. Dalam prakteknya instansi kecamatan dan Dinas Polisi Pamong Praja merupakan pelaksana teknis lapangan yang bekerja memberikan masukan dan melaksanakan hasil kajian instansi DTR dan DJCK kabupaten Bogor. Pada kuadran II Dependence terdapat 2 kelompok elemen dengan nilai kekuatan penggerak dan ketergantungan yang berbeda, yaitu: a Kelompok pertama terdiri dari 4 elemen, yaitu : Dinas Pertanian kehutanan8, Bakorwil Bogor10, BP-DAS Citarum-Ciliwung12, dan Perguruan tinggi 17. Kelompok ini tidak berperan langsung dalam pengelolaan permukiman, akan tetapi memberikan masukan pada Bapeda, DTR, DCK, dan kantor pertanahan Kabupaten Bogor, berkaitan dengan informasi kehutan, pertanian, pengelolaan DAS, dan koordinasi wilayah. b Kelompok kedua terdiri dari 3 elemen ,yaitu: RT dan RW1, Desakelurahan 2, dan LSM16. Ketiga lembaga dipengaruhi oleh lembaga yang berada pada kuadran III Gambar 35.