air tergantung pada struktur tanah dan batuan pembentuknya serta geomorfologi. Menurut PP No 262008 tentang RTRWN kriteria kawasan resapan air adalah:
a. Memiliki jenis fisik batuan dengan kemampuan meluluskan air dengan jumlah yang berarti.
b. Memiliki lapisan penutup tanah berupa pasir sampai lanau. c. Memiliki hubungan hidrogeologis yang menerus dengan daerah lepasan.
d. Memiliki muka air tanah tidak tertekan yang letaknya lebih tinggi daripada muka air tanah yang tertekan.
Batuan hasil erupsi gunung api yang lebih tua umumnya mempunyai permeabilitas yang lebih rendah yaitu 10
-4
cmdetik, akan tetapi apabila tanah lapukannya cukup tebal maka nilai permeabilitasnya dapat mencapai 10
-3
cmdetik Suhari et al. 1991. Batuan dan tanah yang dibentuk oleh breksi dan tufa yang
belum padu, sifat permeabilitasnya tinggi 10
-3
cmdetik Suhari et al. 1991. Berdasarkan peta hidrogeologi skala 1:100.000, sebagian besar DAS
Ciliwung hulu tertutup oleh batuan dan tanah hasil lapukan dari breksi volkanik hasil erupsi G PangrangoQvpo dan breksi volkanik dan lava hasil produksi G.
Kancana dan LimoQvk. Permeabilitas hasil pelapukan batuan tersebut, sedang sampai tinggi 10
-4 –
10
-3
cmdetik. Daerah Gunung Mas merupakan daerah breksi volkanik dan tufa hasil erosi G. Pangrango nilai permeabilitas batuannya 10
-3
cmdetik. Di DAS Ciliwung hulu juga dijumpai breksi volkanik dan lava hasil erupsi G Kencana dan Limo dengan permeabilitas rendah 10
-5
cmdetik. Di DAS Ciliwung hulu, daerah peresapan air terutama terletak pada ketinggian
1.050 m dpl. Berdasarkan peta hidrogeologi, komposisi litologi dan sifat permeabilitas
batuan, DAS Ciliwung hulu mempunyai karakteristik sebagai berikut: a. Aluvial endapan pantai terutama terdiri atas pasir dan kerikil.
Permeabilitas antara 5 – 10
2
mhari berada di seputar puncak gunung Pangrango, G Kencana-Limo daerah Cisarua.
b. Aluvium endapan sungai, terdiri dari lempung lanau kerikil dan kerakal. Permeabilitas berkisar antara 10
3
sampai 10
-1
mhari berada di sekitar aliran sungai Ciliwung, Ciawi, Cisarua, Megamendung.
c. Lempung-pasir halus, permeabilitas antara 10
5
sampai 3
2
mhari di utara Megamendung.
Berdasarkan peta hidrogeologi 1:100.000, ketersediaan air tanah dan produktivitas aquifer Das Ciliwung hulu terdiri atas:
a. Aquifer dengan aliran melalui celahan dan ruang antar butir. -
Aquifer produktif tinggi dengan penyebaran luas berada di sekitar Kecamatan Megamendung dan Ciawi dekat kota Bogor.
- Aquifer produktif sedang dengan penyebaran luas, berada disekitar Ciawi,
Megamendung dan Cisarua utara. -
Aquifer produktif setempat berada di sekitar kecamatan Megamendung dan Cisarua.
b. Aquifer bercelah atau sarang dengan produktivitas kecil dan daerah air tanah langka atau tak berarti, berada sekitar Cisarua selatan.
4.1.4 Potensi Bencana Alam
Kawasan rawan bencana alam adalah kawasan yang teridentifikasi sering dan berpotensi tinggi mengalami bencana alam seperti letusan gunung berapi, gempa
bumi, dan tanah longsor. Berdasarkan PP no 262008 tentang RTRWN, kawasan rawan bencana alam ditetapkan berdasarkan kriteria berikut :
a Kawasan yang memiliki tingkat kerentanan gerakan tanah tinggi. b Kawasan rawan bencana gunung api dengan kriteria berada sekitar kawah
kaldera, dan atau sering dilanda awan panas, aliran lava, aliran lahar, aliran gas beracun.
c Kawasan rawan gempa bumi dengan kriteria kawasan yang berpotensi danatau pernah mengalami gempa bumi skala Modified Mercally Intensity
MMI VII – XII. d Kawasan yang terletak di zona patahan aktif, dengan kriteria sempadan dengan
lebar paling sedikit 250 m dari tepi jalur patahan aktif.
e Kawasan rawan tsunami dengan kriteria pantai dengan elevasi rendah danatau berpotensi atau pernah mengalami tsunami.
f Kawasan rawan abrasi dengan kriteria pantai yang berpotensi danatau pernah mengalami abrasi.
g Kawasan rawan bahaya gas beracun dengan kriteria wilayah yang berpotensi danatau pernah mengalami bahaya gas beracun.
Bencana alam yang ditemui di DAS Ciliwung hulu adalah longsor dan gerakan tanah. Bahaya letusan gunung api tidak dijumpai, karena gunung api
yang terakhir aktif adalah G. Pangrango yang kini telah padam Suheri et al. 1991, sedangkan G. Gede aliran laharnya tidak menuju ke DAS Ciliwung hulu
ESDM 2008
b
. Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi–ESDM
2008 untuk Provinsi Jawa Barat, Kecamatan Ciawi, Megamendung dan Cisarua merupakan zona berpotensi gerakan tanah menengah. Artinya pada zona ini dapat
terjadi gerakan tanah jika curah hujan diatas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami
gangguan. Dengan menggunakan kriteria daerah rawan bencana yang tercantum dalam PP No 262008 tentang RTRWN, wilayah dengan potensi gerakan tanah
menengah belum digolongkan sebagai daerah rawan bencana alam. Berdasarkan peta rawan longsor 1:100.000 dari BP DAS Ciliwung-Citarum,
2007 Lampiran 9, terdapat 4 klasifikasi longsor di DAS Ciliwung hulu, yaitu : a Kawasan dengan klasifikasi sangat bahaya, dijumpai di Kecamatan Ciawi
yang berbatasan dengan Kota Bogor dan di kawasan tengah DAS Ciliwung hulu yaitu di Kecamatan Cisarua.
b Daerah dengan klasifikasi bahaya, berada di kawasan bermorfologi pegunungan, merupakan kawasan hutan dan kebun teh di Kecamatan Cisarua.
c Daerah klasifikasi longsor potensial berada di bagian utara DAS Ciliwung hulu yaitu di Kecamatan Megamendung, dan sepanjang jaringan jalan Bogor-
Cianjur.
d Daerah dengan klasifikasi normal, artinya tidak rawan longsor, berada di bagian tengah DAS meliputi sebagian Kecamatan Cisarua, Ciawi dan
Megamendung.
4.2. Kondisi Sosial Ekonomi 4.2.1. Jumlah Penduduk
Selama kurun waktu 1997 sampai 2006, laju pertumbuhan penduduk yang terdiri dari laju kelahiran dan kematian serta laju migrasi masuk dan keluar, di
Kecamatan Ciawi, Megamendung dan Cisarua adalah 3,15 per tahun, dengan kepadatan penduduk untuk tiga kecamatan tersebut sebesar 23 orangha. Laju
pertumbuhan penduduk di DAS Ciliwung hulu pada kurun waktu yang sama adalah 3,14 per tahun dengan kepadatan penduduk 17 orangha. Jumlah orang
per KK di DAS Ciliwung hulu selama tahun 1997 -2006 berkisar antar 4–4,79 orang atau rata-rata 5 orang Tabel 3.
Tabel 3. Jumlah Penduduk DAS Ciliwung Hulu dan Kecamatan Ciawi, Cisarua Megamendung Tahun 1997-2006
DAS Ciliwung Hulu Kab. Bogor Kec. Ciawi,Cisarua,
Megamendung Tahun
Jumlah pddk
orang Kepadatan
pddk orgha
Laju Pertum
buhan tahun
Rata-rata Penduduk
per KK Jumlah
Penduduk orang
Laju Pertum buhan
tahun 1997
188.670 13
- 4,67
220.409 -
1998 190,594
13 1,02
td 220.430
0.01 1999
196.015 13
2,84 td
222.088 0.75
2000 200.955
14 2,52
4,79 228.746
3.00 2001
202.623 14
0,83 td
230.182 0.63
2002 208.849
14 3,07
4,76 234.911
2.05 2003
210.834 14
0,95 4,01
236.116 0.51
2004 222.212
15 5,40
td 244.727
3.65 2005
236.705 16
6,52 td
268.819 9.84
2006 249.199
17 5,28
4.17 291.258
8.35 Laju pertumbuhan penduduk
1997-2006 3,14
Laju pertumbuhan penduduk 1997-2006
3,15 Sumber :
BPS Kabupaten Bogor, 2002; DitJen Penataan Ruang Dep Kimpraswi,2003; Bapeda Kabupaten Bogor 2007; dan hasil perhitungan
4.2.2. Kondisi Sosial - Ekonomi Penduduk
Keadaan ekonomi penduduk DAS Ciliwung hulu Kabupaten Bogor menunjukkan bahwa keluarga miskin tahun 2006 terbanyak berada di Kecamatan
Ciawi sebesar 31,22 dari jumlah kepala keluarga KK di Kecamatan Ciawi, keluarga miskin terbanyak 45,45 di Desa Jambu Luwuk Tabel 4.
Tabel 4. Jumlah Keluarga dan Penduduk Miskin DAS Ciliwung Hulu Kabupaten Bogor Tahun 2006
Kecamatan KK
Orang 1.Ciawi
485 2.226
31,22 2. Megamendung
440 1.740
21,84 3. Cisarua
571 1938
21,21 Rata-rata DAS Ciliwung hulu
499 1968
24.76 Sumber: Bapeda Kab. Bogor, 2007 diolah
Mata pencaharian penduduk di DAS Ciliwung hulu didominasi oleh kegiatan di bidang jasa. Di Kecamatan Ciawi, Megamendung dan Cisarua
sebagian besar penduduk bermata pencaharian di bidang jasa dan perdagangan, sedangkan di Kecamatan Sukaraja mata pencaharian penduduk masih tetap
didominasi kegiatan pertanian, selain kegiatan perdagangan. Perkembangan kegiatan pariwisata yang pesat di Kecamatan Ciawi, Megamendung dan Cisarua,
memberikan peluang pada masyarakat untuk bekerja di sektor non pertanian. Tabel 5.
Tabel 5. Mata Pencaharian Penduduk DAS Ciliwung Hulu Tahun 2006
Ciawi Megamendung
Cisarua Sukaraja
DAS Ciliwung Hulu
Mata pencaharian
orang orang
orang orang
orang Pertanian
560 3,78
2.028 8,35
1.349 4,59
2.066 44,20
6.003 8,21
Pedagang
6.739 45,51
8.879 36,57
12.832 43,73
1.845 39,47
30.295 41,44
Jasa
6.159 41,60
12.087 49,79
13.781 46,96
614 13,14
32.641 44,65
Industri
111 0,75
205 0,84
118 0,40
41 0,88
475 0,65
PNSABRI
1.238 8,36
1.078 4,44
1.266 4,31
108 2,31
3.690 5,05
Jumlah
14.807 100,00
24.277 100,00
29.346 100,00
4674 100,00
73.104 100,00
Sumber :Dinas Kependudukan Kab. Bogor, 2006 diolah
Tingkat pendidikan penduduk di DAS Ciliwung hulu didominasi oleh tamatan SD 57,21. Kecamatan Ciawi merupakan kecamatan dengan tingkat
pendidikan penduduk tamat perguruan tinggi, yang relatif cukup besar 8,57 dibandingkan kecamatan lainnya Tabel 6.
Tabel 6. Tingkat Pendidikan Penduduk DAS Ciliwung Hulu Tahun 2006
Ciawi Megamendung
Cisarua Sukaraja
DAS Ciliwung hulu Tingkat
Pendidikan orang
orang orang
orang orang
Tdk tmt SD 1.909
4,40 4.571
6,04 5.259
6,13 28
0,79 11.767
5,65 Tamat SD
21.847 50,40
45.948 60,72
48.980 57,08
2455 68,88
119.230 57,21