113 Integrasi ke depan merupakan strategi untuk memperoleh kepemilikan
atau meningkatkan kendali atas distributor atau pengecer David, 2002. Untuk dapat melakukan strategi ini Taman Sringanis dapat melakukan kerjasama dengan
instansi pemerintah dan memanfaatkan hubungan baik dengan pemasok sebagai mitra usaha yang berasal dari luar kota dan melakukan kerjasama dengan asosiasi-
asosiasi seperti AWAI Asosiasi Wisata Agro Indonesia. Strategi integrasi ke belakang adalah pengembangan kepemilikan atau
meningkatkan kendali atas perusahaan pemasok David, 2002. Hal ini sulit dilakukan Taman Sringanis mengingat. Strategi integrasi untuk saat ini masih
belum memungkinkan untk dijalankan di perusahaan, mengingat keterbatasan modal dan skala usaha yang masih kecil.
Alternatif strategi integrasi yang ketiga adalah integrasi horisontal merupakan strategi untuk memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kendali
atas pesaing David, 2002. Dalam melaksanakan strategi horisontal, Taman Sringanis dapat melakukan kerjasama dengan objek wisata yang ada di kota
Bogor seperti Kebun Raya Bogor, Agrowisata Teh Gunung Mas, Taman Bunga Nusantara Cianjur dan agrowisata lainnya untuk melakukan paket wisata bersama.
Kerjasama lain dapat diciptakan dengan hotel-hotel di kota Bogor dimana para tamu hotel dapat mengunjungi Taman Sringanis sebagai fasilitas tambahan.
Madsud strategi ini untuk mendatangkan konsumen ke lokasi wisata dengan mengadakan paket wisata bersama dengan pesaing.
7.3 Matriks SWOT Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats
Berbagai alternatif strategi dapat dirumuskan berdasarkan model analisis matriks SWOT. Keunggulan model ini adalah mudah memformulasikan strategi
114 berdasarkan gabungan faktor eksternal dan internal. Empat strategi utama yang
disarankan yaitu strategi SO, ST, WO, dan WT. Analisis ini menggunakan data yang telah diperoleh dari matriks IFE dan EFE di atas. Hasil analisis matriks
SWOT dapat dilihat pada Tabel 31. Hasil dari matriks SWOT didapatkan alternatif strategi sebagai berikut:
1. Strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan keuntungan dari peluang yang ada SO:
a. Menggali potensi alam yang dimiliki dengan sumberdaya yang ada, mengoptimalkan keunggulan dan pengelolaan wisata agro, serta menjaga
kualitas produk tetap bermutu dan berkhasiat S1, S4, S7, S11, O6, O7.
b. Memanfaatkan selera wisata konsumen yang berubah dari mass tourism ke niche tourism
berbasis lingkungan back to nature dengan mengoptimalkan
produk yang bernuansa alami. S1, S4, O7.
2. Strategi menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman ST: a. Memanfaatkan kualitas produk, citra baik di mata konsumen,
mempertahankan hubungan baik dengan pemasok, hubungan baik dengan instansi pemerintah untuk mengantisipasi adanya penggunaan obat farmasi
dalam dunia medis, ancaman pendatang baru, adanya produk subtitusi dan
peningkatan jumlah pelaku industri S1, S4, S10, S11, T6, T5, T3, T4.
b. Mempertahankan harga
produk S6, S8, S11, T5, T6, T9.
3. Strategi yang memperkecil kelemahan dengan memanfaatkan keuntungan dari peluang yang ada WO:
a. Meningkatkan kegiatan promosi secara optimal dengan memanfaatkan perkembangan teknologi seperti melalui stasion radio yang menjadi saluran
115
favorit pemirsa atau televisi pada acara pengobatan alternatif W5, W4, W7, O5, O4, O7.
b. Memperbaiki sistem manajemen perusahaan W1, W2, W5, W6, W8, O4, O5, O6, O7.
c. Mencoba memasarkan produk di daerah Bandung dengan mutu dan kualitas
yang sama dengan pesaing W4, W5, O1, O3, O6, O7.
4. Strategi untuk meminimalkan kelemahan dan mengantisipasi ancaman WT: a. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan meningkatkan
manajemennya dengan pelatihan khusus untuk meningkatkan produktivitas karyawan dan memiliki keterampilan dan pengetahuan mengenai agrowisata
karena bertambahnya jumlah pelaku industri dan ancaman pendatang baru
yang akan menjadi saingan dalam usahanya W1, W8, T4, T5.
b. Mengikutsertakan produk pada pameran perdagangan untuk mempromosikan
produk W4, W5, T3, T4, T5, T9.
7.4 Quantitative Strategic Planning QSP Matriks