68 Sumberdaya produksi merupakan aset penting bagi perusahaan untuk
menjalankan aktivitas usahanya. Sumberdaya fisik Taman Sringanis terdiri dari bangunan, lahan pembibitan, tanaman obat, peralatan kantor dan perlengkapan
penunjang kegiatan.
Bangunan yang dimiliki Taman Sringanis terdiri dari bangunan rumah tempat tinggal dan penginapan, rumah jamu, klinik pengobatan, bangunan
kantor, bangunan mess karyawan, gudang dan musholla. Lahan yang dimiliki Taman Sringanis adalah seluas 1000 m
2
, sedangkan luas lahan yang digunakan untuk pembibitan tanaman obat adalah sekitar 300 m
2
. Lahan tersebut digunakan untuk menanam sekitar ± 450 jenis tanaman.
Peralatan kantor yang dimiliki Taman Sringanis adalah berupa mesin komputer, mesin fax dan telepon yang digunakan untuk menunjang kegiatan
komunikasi dan administrasi. Peralatan dan perlengkapan lain yang dimiliki adalah alat-alat pertanian yang digunakan untuk penanaman dan perawatan
tanaman, sedangkan untuk proses produksi alat-alat yang digunakan adalah peralatan dapur seperti kompor, panci, pisau dan lain-lain.
5.3 Produksi dan Pemasaran
Kegiatan proses produksi obat tradisional Taman Sringanis bertempat di Jakarta yang merupakan tempat tinggal seorang pekerja divisi produk, khususnya
untuk instan dan serbuk. Pemilihan tempat produksi tersebut adalah berdasarkan pertimbangan kelancaran pasokan bahan baku, karena sebagian besar bahan baku
dipasok dari luar kota, seperti: Yogyakarta, Solo, Sukabumi, Lombok dan Sumenep. Produk Taman Sringanis bersifat alami dan tidak mengandung bahan
69 pengawet sehingga kualitas bahan baku harus selalu dijaga. Hal utama dalam
penilaian bahan baku adalah kesegaran dan ukurannya. Sistem produksi yang dilakukan Taman Sringanis bersifat tradisional
dengan menggunakan peralatan dapur yang sederhana dan hanya melibatkan lima orang pekerja. Kegiatan produksi yang dilakukan untuk masing-masing produk
berbeda-beda, ada yang diproduksi setiap bulan dan ada juga yang diproduksi dua bulan atau tiga bulan sekali. Hal tersebut tergantung kepada tingkat penjualan
produk dan ketersediaan bahan baku. Tahap pembuatan obat tradisional Taman Sringanis cukup sederhana dan
mudah untuk dilakukan. Bahan baku umbi segar tidak memerlukan proses produksi, hanya perlu dicuci, diiris tipis dan hati-hati untuk memudahkan
pengeringan tanpa mengurangi manfaat yang dicari. Setelah itu dicelup air panas untuk menghilangkan kuman dan dijemur sampai kering lalu dikemas. Bahan
baku berupa bunga dan daun hanya dibersihkan lalu dijemur hingga kering selanjutnya dikemas. Dalam setiap proses pembuatan produk, hal penting yang
menjadi perhatian utama Taman Sringanis adalah menjaga kebersihan proses sehingga mutu produk selalu baik. Skema proses produksi teh kasar Taman
Sringanis, dapat dilihat pada Gambar 8. Taman Sringanis melakukan penjualan secara langsung melalui dua
tempat, yaitu toko jamu di Cipaku Bogor dan Rawamangun Jakarta yang merupakan tempat tinggal pemilik yang juga berfungsi sebagai klinik pengobatan
suami pemilik. Sistem pemasaran yang dilakukan masih bersifat sederhana yaitu pemasaran secara langsung kepada konsumen. Promosi yang dilakukan juga
terbatas, yaitu hanya melalui brosur dan mengikuti pameran-pameran, serta
70 melakukan hubungan kerjasama dengan dinas-dinas pemerintahan kotamadya
Bogor.
Gambar 8. Skema Proses Produksi Teh Kasar, Taman Sringanis Tahun 2004
Hasil penjualan obat tradisional Taman Sringanis mengalami peningkatan sekitar 52,88 persen setiap tahunnya selama periode tahun 2001 sampai dengan
tahun 2004. Peningkatan nilai penjualan yang terbesar terjadi pada tahun 2002, yaitu sekitar 106,05 persen. Jenis jamu instan memiliki nilai penjualan terbesar
dengan rata-rata per tahun sebesar Rp 10 304 370. Nilai penjualan jamu Taman Sringanis disajikan pada Tabel 9.
5.4 Penelitian dan Pengembangan Taman Sringanis