Definisi Operasional METODE PENELITIAN

60 mempertimbangkan semua faktor sukses kritis eksternal dan internal relevan yang dapat mempengaruhi keputusan strategi Tabel 7. Tabel 7. Matriks QSPM Alternatif Strategi Strategi 1 Strategi II Strategi n Faktor-faktor Sukses Kritis Bobot AS TAS AS TAS AS TAS Faktor Internal ............. Faktor Eksternal ............. Total Nilai Daya Tarik Sumber : David, 2002.

4.5 Definisi Operasional

Berikut ini adalah istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut: a. Pengunjung adalah setiap orang yang datang ke suatu daerah atau tempat wisata dengan maksud apapun juga, kecuali untuk melakukan pekerjaan menerima upah Suwantoro, 2001. b. Responden adalah pengunjung Taman Sringanis dengan umur 17 tahun keatas yang sedang berkunjung atau pernah minimal satu kali berkunjung dalam satu tahun terakhir. c. Demografi pengunjung meliputi jenis kelamin, umur, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, dan daerah asal. d. Pendapatan adalah pendapatan rata-rata individu per bulan. Untuk pelajar atau mahasiswa berarti jumlah uang saku per bulan. Untuk ibu rumah tangga adalah jumlah pendapatan suami. e. Aspek perilaku pengunjung meliputi : frekuensi, tujuan, alasan berkunjung, teman berkunjung, informasi tentang Taman Sringanis, yang mempengaruhi 61 berkunjung, cara memutuskan berkunjung, biaya rekreasi yang dikeluarkan, objekatraksiwahana yang diikuti, atraksiwahana yang diinginkan, dan objek agrowisata pernah dikunjungi. f. Atribut-atribut Taman Sringanis yang ditanyakan meliputi harga, kenyamanan, kebersihan, informasi, keamanan produk, koleksi tanaman, aksesibilitas, fasilitas penunjang, promosi, manfaat kunjungan, karyawan, pemandu wisata, areal parkir, objekatraksi. g. Harga adalah nilai moneter yang harus dikeluarkan pengunjung untuk membeli produk atau jasa agrowisata. h. Kenyamanan dijelaskan berdasarkan suasana yang sejuk, alami dan menyenangkan yang ditawarkan oleh agrowisata Taman Sringanis. i. Kebersihan dijelaskan dengan kebersihan kebun pembibitan dan percontohan tanaman obat, bangunan, fasilitas penunjang beserta lingkungannya. j. Informasi berarti informasi mengenai Taman Sringanis, lebih dari sekedar mengetahui nama dan tempat dan pelayanan karyawan, tetapi juga meliputi tentang objek apa saja yang berada di dalamnya termasuk papan namapetunjuk di kawasan tersebut dan setiap jenis tanaman k. Koleksi tanaman adalah kelengkapan koleksi tanaman obat-obatan yang dimiliki oleh Taman Sringanis. l. Aksesibilitas diartikan sebagai kondisi jalan yang baik dan kemudahan transportasi menuju lokasi Taman Sringanis. m. Fasilitas penunjang diartikan tersedianya berbagai fasilitas penunjang seperti toilet umum, sarana peribadatan, kios makanan dan minuman serta klinik. 62 n. Promosi merupakan sarana yang digunakan untuk mengenal kawasan Taman Sringanis kepada masyarakat luas baik dengan menggunakan media khusus atau lewat image yang diberikan kepada pengunjung. o. Karyawan diartikan sebagai karyawan Taman Sringanis secara keseluruhan meliputi keramahan dan pelayanan dari setiap karyawan disetiap objekatraksi. p. Objekatraksi yang ditawarkan meliputi berbagai objek yang berada di dalam kawasan Taman Sringanis seperti percontohan tanaman obat, pembibitan dan penjualan bibit tanaman obat, percontohan simplisiabahan ramuan kering, percontohan umbi-umbian bermanfaat obat, toko jamu, klinik akupresur, refleksi, akupuntur, toko buku, ruang penelitian, penginapan. Istilah-istilah di atas merupakan istilah yang paling sering digunakan dalam penelitian yang digunakan dalam menganalisis tingkat kepuasan pengunjung Taman Sringanis. 63

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1 Sejarah dan Visi, Misi Perusahaan

Taman Sringanis merupakan salah satu pelaku usaha yang bergerak di bidang pengembangan obat tradisional di kota Bogor. Pendiri Taman Sringanis adalah Ibu Endah Lasmadiwati, seorang pengajar akupuntur dan akupresur. Kata Taman Sringanis berasal dari kata Ketut Taman yang merupakan ibu dari pendiri dan Ketut Sringanis yang merupakan saudara perempuannya. Taman Sringanis dibentuk sebagai lembaga informasi bagi masyarakat untuk mengenal budaya bangsa Indonesia, yaitu pengobatan tradisional melalui obat-obatan yang berasal dari alam. Latar belakang yang menyebabkan terbentuknya Taman Sringanis adalah timbulnya keinginan dalam diri pemilik untuk melakukan sesuatu yang berguna bagi masyarakat dan juga karena pengalamannya dalam menggunakan pengobatan tradisional. Hal tersebut melatar belakangi pemilik untuk mempelajari ilmu pengobatan tradisional melalui akupuntur dan akupresur serta meramu obat. Tahun 1993 pemilik bergabung dalam Yayasan Sidowayah untuk memberikan pelatihan dan pengobatan ke desa-desa di seluruh Indonesia dengan bekerjasama dengan LSM setempat. Selama mengajar Ibu Endah mendapat tambahan ilmu dari setiap daerah yang dikunjunginya, terutama dalam pengenalan tanaman obat. Ibu Endah mulai mengumpulkan tanaman-tanaman obat dari berbagai daerah sebagai contoh bagi masyarakat lainnya. Yayasan Sidowayah tidak dapat bertahan lama, karena terjadi perselisihan antar pengurus sehingga masing-masing anggota berdiri sendiri-sendiri. Peristiwa