Segmen ini merupakan bagian dari pasar total yang dapat dikuasai perusahaan karena keunggulan bersaingnya.
Manajer di tingkat fungsional menyusun sasaran tahunan dan strategi berjangka pendek dibidang-bidang seperti produksi, operasi, riset dan
pengembangan, keuangan dan akunting, pemasaran dan hubungan karyawan. Tanggung jawab utama manajer ditingkat fungsional adalah
mengimplementasikan atau melaksanakan rencana strategik perusahaan. Mereka menangani masalah-masalah seperti efisiensi dan efektivitas sistem produksi dan
pemasaran, kualitas layanan pelanggan, dan sukses produk dan jasa tertentu guna meningkatkan bagian pasar perusahaan.
Dalam praktiknya, tiga tingkatan manajemen strategik ini disesuaikan dengan keadaan perusahaan. Perusahaan yang hanya menangani satu bisnisusaha
kecil, tanggung jawab tingkat korporasi perusahaan dan unit bisnis terpusat pada satu kelompok direktur, staf dan manager. Sedangkan struktur perusahaan klasik
memiliki tiga tingkat operasional yang lengkap yaitu tingkat korporasi, tingkat bisnis, dan tingkat fungsional.
3.4 Misi Bisnis
Misi suatu perusahaan adalah tujuan purpose unik yang membedakannya dari perusahaan lain yang sejenis dan mengidentifikasi cakupan operasinya.
Secara ringkas, misi menguraikan produk, pasar, dan bidang teknologi yang digarap perusahaan yang mencerminkan nilai dan prioritas dari para pengambil
keputusan strategiknya Pearce dan Robinson, 1997.
Berdasarkan uraian tersebut maka misi merupakan suatu pernyataan yang mengidentifikasi ruang lingkup operasi perusahaan dalam batasan produk dan
pasar. Pernyataan misi yang efektif mengandung komponen-komponen, antara lain: 1 Siapa konsumen pemakai produk, 2 apa produkjasa yang dihasilkan,
3 pasar yang akan dimasuki, 4 teknologi apa yang dipakai, 5 perhatian terhadap survival, pertumbuhan dan keuntungan, 6 filsafat organisasi, 7 konsep
diri, 8 perhatian terhadap citra perusahaan, 9 perhatian terhadap pekerja David, 2002.
3.5 Analisis Lingkungan Usaha
Perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang dapat mengenali dan berinteraksi secara menguntungkan terhadap kebutuhan-kebutuhan dan
kecenderungan-kecenderungan yang belum terpenuhi dalam lingkungannya Kotler, 1997. Lingkungan usaha dapat dibagi menjadi dua lingkungan yaitu
lingkungan eksternal yang terdiri dari variabel-variabel ancaman dan peluang yang berada diluar kontrol manajemen perusahaan, dan lingkungan internal yang
terdiri atas variable-variabel yang merupakan kekuatan dan kelemahan perusahaan dan berada dalam kontrol manajemen perusahaan.
3.5.1 Analisis Lingkungan Eksternal
Realisasi misi perusahaan akan menjadi sulit dilakukan jika perusahaan tidak berinteraksi dengan lingkungan eksternalnya. Umumnya perusahaan harus
memonitor faktor-faktor dalam lingkungan umum ekonomi, sosial budaya, politik dan pemerintahan, teknologi dan ekologi, lingkungan industri hambatan
masuk, kekuatan pemasok, kekuatan pembeli, ketersediaan subtitusi, dan persaingan antar perusahaan dan lingkungan operasional pesaing, kreditor,
pelanggan, tenaga kerja, dan pemasok. Ketiga faktor tersebut merupakan landasan peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dalam lingkungan
bersaingnya. Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan, sedangkan ancaman adalah situasi penting yang tidak
menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Untuk faktor lingkungan umum dapat dianalisis dengan metode pendekatan analisis PEST Politik-Ekonomi-
Sosial-Teknologi.
Faktor Politik. Arah dan stabilitas faktor-faktor politik merupakan
pertimbangan penting bagi para manajer dalam merumuskan strategi perusahaan. Faktor-faktor politik menentukan parameter legal dan regulasi yang membatasi
operasi perusahaan. Situasi politik yang tidak kondusif akan berdampak negatif bagi dunia usaha demikian juga sebaliknya. David 2002 menambahkan bahwa
dengan kebijakan pemerintah untuk memberi subsudi pada industri dan perusahaan tertentu akan mempengaruhi keberadaan industri atau perusahaan lain.
Falsafah pemerintah dalam hubungannya dengan perusahaan dapat berubah sewaktu-waktu. Tindakan pemerintah juga mempengaruhi pilihan strategi usaha.
Tindakan inidapat memperbesar peluang atau hambatan usaha atau keduanya.
Faktor Ekonomi. Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat
mempengaruhi iklim berbisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi, semakin buruk pula iklim berbisnis. Oleh karena itu, pemerintah dan
seluruh lapisan masyarakat hendaknya bersama-sama mempertahankan bahkan meningkatkan kondisi ekonomi daerahnya menjadi lebih baik lagi agar
perusahaan dapat bergerak maju dalam usahanya. Faktor-faktor ekonomi yang harus dipertimbangkan adalah pola konsumsi, suku bunga primer, laju inflasi,
kecenderungan pertumbuhan PNB dan sebagainya. Setiap segi ekonomi dapat membantu atau menghambat upaya mencapai tujuan perusahaan dan
menyebabkan keberhasilan ataupun kegagalan strategi. Setiap segi ekonomi dapat merupakan peluang ataupun ancaman. Setiap perubahan faktor ekonomi akan
mempengaruhi industri secara berbeda-beda. Oleh karena itu, perubaha kondisi perekonomian mungkin baik bagi satu perusahaan tetapi belum tentu baik bagi
perusahaan lain.
Faktor Sosial. Kondisi sosial masyarakat memang berubah-ubah.
Hendaknya perubahan-perubahan sosial yang terjadi yang mempengaruhi perusahaan dapat diantisipasi oleh perusahaan. Kondisi sosial ini banyak
aspeknya, misalnya sikap, gaya hidup, adat-istiadat, dan kebiasaan dari orang- orang di lingkungan eksternal perusahan, sebagai yang dikembangkan misalnya
dari kondisi kultural, ekologis, demografis, religius, pendidikan dan etnis.
Faktor Teknologi. Teknologi saat ini mengalami perubahan yang sangat
cepat dan inovasi-inovasi tersebut akan berdampak pada perilaku pembelanjaan dan kinerja pemasaran. Selain itu adanya peluang inovasi yang tidak terbatas,
besarnya anggaran penelitian dan pengembangan serta peraturan yang mengikat atas perubahan teknologi merupakan trend yang harus diperhatikan pada
lingkungan ini.
Konsumen. Kekuatan tawar menawar pembeli ditentukan oleh beberapa
faktor yaitu besarnya jumlah pembeli, ciri produk, kemudahan pembeli beralih ke
produk pesaing, kesempatan integrasi kebelakang, keuntungan yang diperoleh pembeli dan informasi yang dimiliki oleh pembeli.
Pesaing.
Tingkat persaingan antar perusahaan dalam suatu industri dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain yaitu jumlah pesaing, karakteristik
pesaing, biaya tetap yang dibutuhkan, peningkatan kapasitas oleh pesaing, pertumbuhan industri dan hambatan keluar industri.
Gambar 3. Faktor-faktor yang Dianalisis dalam Bagian Pesaing
Sumber : Pearson dan Robinson 1997
Hambatan masuk bagi pendatang baru.
Pendatang baru pada industri membawa kapasitas baru, keinginan merebut pasar, serta seringkali juga sumber
daya yang besar, akibatnya harga menjadi turun dan membengkak sehingga mengurangi kemampulabaan. Ancaman masuknya pendatang baru ke dalam
industri tergantung pada rintangan masuk yang ada, digabung dengan reaksi dari para pesaing yang sudah ada yang dapat diperkirakan oleh sipendatang baru. Jika
rintangan besar dan akan ada perlawanan keras dari muka-muka lama, maka ancaman masuknya pendatang baru akan rendah. Terdapat enam sumber utama
rintangan masuk, yaitu : 1 Skala ekonomis, 2 Diferensiasi, 3 Kebutuhan modal, 4 Biaya beralih pemasok, 5 Akses ke saluran distribusi dan 6 Biaya
tak menguntungkan terlepas dari skala. Pendatang baru
Pesaing industri
Pesaing yang keluar Perubahan strategi
pesaing Barang atau jasa
subtitusi
Ancaman produk pengganti subtitusi.
Ancaman produk subtitusi dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu jumlah produk yang memiliki fungsi yang
sama, tingkat perkembangan teknologi produk pengganti dan tingkat biaya peralihan.
3.5.2 Analisis Lingkungan Internal
Selain pemahaman kondisi lingkungan eksternal, pemahaman terhadap kondisi lingkungan internal perusahaan secara luas dan mendalam pun perlu
dilakukan. Oleh karena itu, strategi yang dibuat perlu bersifat konsisten dan realistis sesuai dengan situasi dan kondisinya.
Faktor internal perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi arah dan tindakan perusahaan yang berasal dari intern perusahaan. Analisa internal
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang menjadi landasan bagi strategi perusahaan. Pearce dan Robinson 1997 menyebutkan bahwa kekuatan adalah
sumber daya, keterampilan, atau keunggulan-keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar yang dilayani atau ingin dilayani oleh perusahaan.
Sedangkan kelemahan perusahaan adalah keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya keterampilan, dan kapabilitas yang secara serius menghambat kinerja
efektif perusahaan. Faktor-faktor internal kunci terdiri dari sumber daya manusia, produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan, keuangan dan pemasaran.
Sumber daya
manusia. Kualitas, sikap dan perilaku sumber daya
manusia sangat dipengaruhi oleh perkembangan social politik, kebudayaan dan lain-lain. Oleh karena itu kebijakan sumber daya manusia terpengaruh oleh aspek-
aspek eksternal, antara lain berupa perkembangan pendidikan, jumlah penawaran
tenaga kerja, perkembangan social dan system nilai masyarakat lain Umar, 2001. Selain itu perlu diperhatikan keterampilan dan moral tenaga kerja karyawan, biaya
hubungan kekaryawanan dibandingkan dengan industri dan pesaing, tingkat keluar masuk dan kemangkiran karyawan, serta keterampilan khusus dan
pengalaman Pearce dan Robinson, 1997.
Produksi dan
Operasi.
Produksi terdiri dari seluruh aktivitas yaitu transformasi input menjadi produk atau jasa. Sistem produksi menyusun program
untuk dilaksanakan dan melakukan pengendalian produksi mencakup perbekalan, proses muatan, perawatan sarana produksi, pengendalian mutu. Jauch dan gleuck
1997, mengemukakan jika perusahaan dapat memproduksi dengan biaya lebih rendah dan mampu menjalankan bisnis sedangkan yang lain tidak atau dapat
memperoleh bahan baku dengan harga yang menguntungkan, maka perusahaan itu mempunyai keunggulan bersaing.
Penelitian dan Pengembangan. Penelitian, pengembangan dan fungsi
rekayasa dapat merupakan keunggulan bersaing dengan alasan bahwa faktor penelitian dan pengembangan menciptakan produk baru atau produk yang
ditingkatkan. Penelitian dan pengembangan dapat juga meningkatkan proses bahan untuk mendapatkan keunggulan biaya melalui efisiensi. Menurut David
2002 pengeluaran penelitian dan pengembangan memimpin pengembangan poduk memperbaiki proses pengelolaan untuk mengurangi biaya.
Keuangan. Ada hal-hal yang sering diabaikan para pengusaha kecil
dalam soal keuangan. Kebanyakan mereka tidak atau belum menerapkan prinsip- prinsip keuangan dengan baik, terutama perusahaan kecil perorangan. Wibowo
dalam Herlina 2002 mengemukakan bahwa kunci utama dalam mengelola
keuangan adalah pembukuan dan administrasi yang rapih dan tepat. Menurut pengalaman, pengendalian keuangan yang lemah dan administrasi yang kacau
menjadi salah satu penyebab utama gagalnya perusahaan. Mengelola sistem keuangan harus dikelola sebaik mungkin sehingga
seluruh dana dapat diedarkan ke semua bagian kegiatan usaha. Untuk itu harus disediakan dana yang cukup agar mereka dapt menjalankan tugas sebaik-baiknya.
Terjadinya kelebihan dan kekurangan dana merupakan tanda kurang tepatnya pengelolaan keuangan. Kekurangan uang dapat menyebabkan banyak program
terbengkalai. Berlebihan berarti banyak sumber dana yang menganggur dan tidak efisien, terlebih lagi bila dana itu berasal dari pinjaman berbunga.
Pemasaran. Agar posisi produk di pasar sesuai dengan harapan
pengusaha, faktor-faktor yang perlu diperhatikan antara lain adalah : pangsa pasar, pelayanan purna jual, kepemilikan informasi tentang pasar, pengendalian
distributor, kondisi satuan kerja pemasaran, kegiatan promosi, harga jual produk, komitmen manajemen puncak, loyalitas pelanggan dan kebijakan produk baru.
Banyak pengusaha kecil yang mengelola pemasaran usahanya dengan mengandalkan kebiasaan-kebiasaan yang telah berlaku saja. Tetapi dengan
kondisi makin kerasnya persaingan, semua keputusan pengelolaan pemasaran harus didasarkan atas fakta-fakta yang nyata dan data-data yang memadai.
3.6 Perumusan Strategi 3.6.1 Matriks Internal-Eksternal
Untuk melihat strategi mana yang tepat untuk diterapkan oleh perusahaan yang memiliki unit-unit bisnis digunakan matriks I-E Internal-External. David
2002 mengungkapkan bahwa matriks I-E melibatkan divisi-divisi dalam organisasi ke dalam diagram skematis, oleh karena itu matriks ini disebut Matriks
Portofolio .
Matriks I-E terbagi atas tiga bagian utama yang memiliki implikasi strategi yang berbeda. Pertama, divisi yang berada pada sel I, II, atau IV dapat disebut
tumbuh dan bina grow and build. Strategi intensif penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk atau integrasi integrasi ke
belakang, integrasi ke depan, integrasi horizontal mungkin paling tepat untuk semua divisi ini. Kedua, divisi yang masuk dalam sel III, V, atau VII dapat
dikelola dengan strategi pertahankan dan pelihara hold and maintain. Penetrasi pasar dan pengembangan produk merupakan dua strategi yang terbanyak
dilakukan untuk tipe-tipe divisi ini. Ketiga, divisi yang umum masuk dalam sel VI, VII, atau IX adalah panen atau divestasi. Organisasi yang sukses dapat
mencapai portofolio bisnis yang diposisikan dalam atau di sekitar sel I dalam matriks I-E David, 2002.
3.6.2 Matriks SWOT
Menurut David 2002 faktor-faktor kunci eksternal dan internal merupakan pembentuk matriks SWOT. Matriks SWOT merupakan alat
pencocokan yang penting untuk membantu manajer mengembangkan empat tipe strategi, yakni 1 strategi SO atau strategi kekuatan-peluang yaitu strategi yang
menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal, 2 strategi WO atau strategi kelemahan-peluang yaitu strategi yang
bertujuan untuk memperbaiki kelemahan dengan memanfaatkan peluang
eksternal, 3 strategi ST atau strategi kekuatan-ancaman yaitu strategi menggunakan kekuatan untuk menghindari atau mengurangi dampak dari
ancaman eksternal serta 4 strategi WT atau strategi kelemahan-ancaman merupakan taktik defensife yang diarahkan untuk mengurangi kelemahan internal
dan menghindari ancaman lingkungan.
3.6.3 Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif Quantitative Strategic
Planning Matriks
Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif atau Quantitative Strategic
planning Matriks QSPM dirancang untuk menetapkan daya tarik relatif dari
tindakan alternatif yang layak. Teknik ini secara sasaran menunjukkan strategi alternatif mana yang terbaik. QSPM adalah alat yang memungkinkan ahli strategi
untuk mengevaluasi strategi alternatife secara obyektif, berdasarkan pada faktor- faktor kritis untuk sukses eksternal dan internal yang dikenali sebelumnya David,
2002. Sifat positif dari QSPM adalah bahwa set strategi yang dapat diperiksa
secara berurutan atau bersamaan. Tidak ada batas untuk jumlah strategi yang dapat dievaluasi atau diperiksa sekaligus. Sifat positif lainnya adalah alat ini
mengharuskan ahli strategi untuk memadukan faktor-faktor eksternal dan internal yang terkait kedalam proses keputusan. Mengembangkan QSPM membuat faktor-
faktor kunci lebih kecil kemungkinannya terabaikan atau diberi bobot secara tidak sesuai. Teknik ini memiliki keterbatasan yaitu memerlukan intuitive judgement
yang baik dalam memberi peringkat dan nilai daya tarik dan keputusan subyektif. Walaupun demikian prosesnya harus menggunakan informasi obyektif.
Keterbatasan lain dari QSPM adalah konsep ini hanya dapat sebaik informasi yang diperlukan dan analisis penjodohan yang menjadi landasannya.
3.7 Kerangka Pemikiran Konseptual
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan konsep manajemen strategis. Penentuan strategi bagi agrowisata Taman Sringanis
diawali dengan mengetahui visi dan misi perusahaan. Pernyataan misi merupakan hal yang penting untuk mengetahui bisnis yang dijalankan oleh perusahaan secara
menyeluruh. Setelah mengetahui visi dan misi, maka dilakukan analisa lingkungan internal untuk menilai hal-hal yang menjadi kekuatan serta kelemahan
usaha dan analisa lingkungan eksternal untuk menentukan hal-hal apa yang menjadi peluang dan ancaman yang dihadapi usaha ini.
Faktor-faktor strategis dari lingkungan internal dan eksternal yang telah diidentifikasi akan diringkas dalam matriks IFE dan EFE. Untuk merumuskan
strategi digunakan dua analisis yaitu Matriks I-E dan Matriks SWOT. Total skor bobot matriks IFE dan EFE akan digunakan untuk memposisikan divisi dalam
matriks I-E. Posisi sel yang dihasilkan dari matriks I-E akan merumuskan suatu strategi yang akan diterapkan oleh usaha ini. Sedangkan faktor-faktor strategis
yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihasilkan dari matriks IFE dan EFE akan dipadukan untuk menghasilkan beberapa alternatif
strategi dalam matriks SWOT. Untuk mempertajam analisa, dilakukan penilaian terhadap tingkat
kepuasan pengunjung Taman Sringanis sehingga dapat diketahui atribut-atribut penting yang harus dimiliki oleh Taman Sringanis dalam menentukan strategi
untuk meningkatkan pelayanan. Dari strategi-strategi yang telah dirumuskan dilakukan pemilihan strategi yang paling tepat untuk dilaksanakan sesuai dengan
daya tariknya dengan menggunakan matriks QSPM. Alur pemikiran konseptual dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Kerangka Pemikiran Konseptual Strategi Pengembangan Agrowisata
Obat Tradisional Taman Sringanis, Bogor.
AGROWISATA TAMAN SRINGANIS
Visi dan Misi
Identifikasi Faktor-faktor Internal
Identifikasi Faktor-faktor Eksternal
Matriks IFE Matriks EFE
Matriks IE dan Matriks SWOT
Alternatif Strategi Pengembangan Usaha
Strategi Alternatif Dominan
QSPM Penilaian
Konsumen IPA
46
IV. METODE PENELITIAN
4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Taman Sringanis di Desa Cimanengah, Cipaku, Kota Bogor, Jawa Barat. Pemilihan lokasi secara sengaja purposive dengan
pertimbangan bahwa Taman Sringanis merupakan usaha pengembangan tanaman obat Indonesia yang selain memproduksi obat tradisional, membuka klinik,
melakukan pelatihan-pelatihan, seminar dan akupuntur juga memiliki kebun koleksi yang dijadikan agrowisata taman obat, yang terbilang baru dalam bisnis
agrowisata dan memungkinkan ketersediaan data untuk keperluan penelitian ini. Kegiatan pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2005 .
4.2 Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh
dari wawancara langsung dengan pihak Taman Sringanis yang mengerti tentang kondisi lingkungan usahanya untuk memperoleh informasi faktor internal dan
eksternal, pengisian kuesioner untuk tujuan analisis strategi diberikan kepada responden yang dipilih secara sengaja dengan pertimbangan bahwa responden
harus memiliki tingkat penguasaan yang tinggi terhadap bidang yang akan diteliti sekaligus permasalahannya yaitu Pemilik, Busines Executive, Staf Administrasi
dan Keuangan, Divisi Penjualan Data sekunder yang merupakan pelengkap data primer diperoleh dari
data-data Taman Sringanis dan laporan penelitian terdahulu yang terkait dengan