21
a. Membantu siswa mengembangkan keterampilan kognitif siswa
b. Membangkitakan siswa belajar, karena siswa merasakan jerih payah
penyelidikannya, menemukan keberhasilan dan kadang-kadang menemui kegagalan
c. Memberikan kesempatan pada siswa untuk bergerakmaju sesuai dengan
kemampuannya d.
Siswa dapat menagrahkan sendiri cara belajarnya sehingga ia lebih merasa terlibat dan termotivasi untukbelajar
e. Membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya kepercayaan pada
diri sendiri melalui proses-proses penemuan. f.
Metode ini memberikan kesempatan siswa untuk mencari kebenaran dari suatu ide.
Pembelajaran IPA menggunakan metode Guided discovery mengajarkan siswa untuk memperoleh sendiri pengetahuan yang ada melalui percobaan. Dalam
percobaan tersebut siswa menggunakan berbagai keterampilan proses sains, seperti mengamati, mengukur, mengelompokkan, dan menyimpulkan yang
dilakukan oleh siswa sendiri. Sehingga dalam pembelajaran IPA dengan metode guided discovery tersebut mengandung keterampilan proses IPA.
F. Keterampilan Proses IPA
Keterampilan proses IPA merupakan keterampilan intelektual yang dimiliki dan digunakan oleh para ilmuwan dalam meneliti fenomena alam.
Keterampilan proses yang digunakan oleh ilmuwan tersebut dapat dipelajari oleh siswa dalam bentuk yang lebih sederhana sesuai tahap perkembangan anak usia
22
sekolah dasar Usman Samatowa 2011: 93. Sedangkan Ahmad Susanto 2013: 169 mengungkapkan bahwa keterampilan proses IPA itu adalah keterampilan
yang dilakukan oleh para ilmuwan, seperti mengamati, mengukur,
mengklasifikasikan, dan menyimpulkan.
Sri Sulistyorini 2007: 10 mengungkapakan bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan dasar yang diperlukan dalam proses mendapatkan IPA.
Siswa dalam memahami suatu konsep tidak diberitahu dulu oleh guru,tetapi guru member peluang kepada siswa untuk memperoleh atau menemukan konsep
melalui pengalaman siswa dengan mengembangkan keterampilan dasar melalui percobaan dan membuat kesimpulan.
Berdasarkan beberapa pengertian keterampilan proses diatas maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses adalah keterampilan dasar yang dimiliki
ilmuan untuk menemukan dan memperoleh informasi dalam memecahkan masalah. Keterampilan tersebut dapat digunakan oleh siswa sekolah dasar
memperoleh informasi yang tidak hanya terbatas dari guru saja. Patta Bundu 2006: 23-24 mengungkapkan keterampilan proses itu dibagi
dalam dua kelompok. Pertama keterampilan dasar yang meliputi; a observasi, b klasifikasi, c komunikasi, d pengukuran, e prediksi, dan f penarikan
kesimpulan. Kedua, keterampilan proses terintegrasi yang meliputi; a mengidentifikasi variabel, b menyusun tabel data, c menyusun grafik, d
menggambarkan hubungan antar variabel, e memperoleh dan memproses data, f menganalisis investigasi, g menyusun hipotesis, h merumuskan variabel secara
operasional, i merancang investigasi, dan j melakukan eksperimen.
23
Rezba et.al Patta Bundu, 2006: 12 mengemukakan bahwa keterampilan proses dalam pembelajaran IPA yang dikembangkan untuk siswa sekolah
dasar yaitu keterampilan proses IPA dasar basic science process skill yang meliputi keterampilan mengamati, mengelompokkan, mengukur,
mengkomunikasikan, memprediksi, dan menyimpulkan. Adapun penjelasan dari masing-masing aspek keterampilan proses IPA dasar basic science
process skill sebagai berikut.
a. Keterampilan Mengamati
Mengamati merupakan kemampuan menggunakan indera yang diperlukan untuk memperoleh informasi sebanyak mungkin Conny
Semiawan, 2008: 139. Keterampilan mengamati adalah keterampilan proses IPA yang paling dasar dan sangat penting untuk pengembangan keterampilan
proses yang lainnya seperti prediksi, klasifikasi, komunikasi, dan inferensi Patta Bundu, 2006: 88.
b. Keterampilan Mengelompokkan
Keterampilan mengklasifikasi adalah mengelompokkan atas aspek dan ciri- ciri tertentu. Keterampilan ini merupakan dasar pembentukan konsep. Setiap
objek dapat dikelompokan atas dasar ukuran, bentuk, warna atau sifat lainnya. Mengklasifikasi juga dapat diartikan sebagai kegiatan
mengorganisasikan materi, kejadian, atau fenomena ke dalam kelompok secara logis. Pengelompokan dimulai dengan mengamati persamaan,
perbedaan, dan keterkaitan antara satu objek dengan yang lainnya Patta Bundu, 2006: 26
24
c. Keterampilan Mengukur
Mengukur dapat diartikan sebagai membandingkan yang diukur dengan satuan ukuran tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Pengembangan keterampilan mengukur yang baik sangat efektif dalam membuat observasi kuantitatif, membandingkan dan mengelompokkan segala
sesuatu di alam sekitar dan mengkomunikasi hasil kegiatan yang telah dilakukan kepada orang lain Dimyati Mudjiono, 2002: 144.
d. Keterampilan Memprediksi
Prediksi adalah suatu perkiraan apa yang akan terjadi. Prediksi sangat erat kaitannya dengan observasi, klasifikasi, dan inferensi. Prediksi didasarkan
pada observasi yang cermat dan inferensi yang akurat hasil observasi. Klasifikasi dilakukan untuk mengidentifikasi persamaan dan perbedaan yang
terjadi pada suatu objek atau kejadian. Persamaan dan perbedaan yang diobservasi akan membentuk pola-pola tertentu yang memungkinkan untuk
memprediksi apa yang akan terjadi selanjutnya Patta Bundu, 2006: 118. Dengan demikian, keterampilan memprediksi merupakan kemampuan untuk
memperkirakan perisriwa yang akan terjadi berdasarkan hasil pengamatan
e. Keterampilan Menyimpulkan
Keterampilan mengamati merupakan pengalaman yang diperoleh melalui satu atau lebih alat indera, maka keterampilan menyimpulkan adalah
penjelasan terhadap hasil pengamatan tersebut Patta Bundu, 2006: 28. Jadi menyimpulkan adalah proses pembuatan penyataan dari data yang sudah diamati.
25
f. Keterampilan Mengkomunikasikan
Keterampilan mengkomunikasikan berkaitan dengan proses penyampaian informasi atau data-data, baik secara lisan ataupun tertulis. Bentuk komunikasi
yang baik adalah yang dapat dipahami dan dimengerti oleh penerimainformasi. Kegiatan yang termasuk keterampilan berkomunikasi diantaranya menyajikan
data dan informasi dalam bentuk lisan dan tulisan, menyajikan data dan informasi dalam bentuk model, gambar, grafik diagram tabel dan lain-lain. Usman
Samatowa, 2011: 96 Sedangkan Srini M. Iskandar 1996: 49 membagi keterampilan proses
dalam IPA SD menjadi 8 aspek, yaitu : mengamati, pengklasifikasian, pengukuran, pengidentifikasian dan pengendalian variabel, perumusan
hipotesa, perancangan eksperimen, penyimpulan hasil eksperimen, pengkomunikasian hasil eksperimen. Sedangkan Paolo dan Marten dalam
Srini M. Iskandar, 1996: 15 mengungkapkan bahwa selain materi IPA harus dimodifikasi, keterampilan-keterampilan proses IPA yang dilatihkan juga
harus disesuaikan dengan perkembangan siswa, keterampilan proses saat ini juga mengalami perubahan sesuai perkembangan dan kebutuhan siswa
Jadi dari berbagai pengelompokan keterampilan proses IPA diatas, dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses secara garis besar meliputi keterampilan
mengamati, keterampilan
mengelompokkan, keterampilan
mengukur, keterampilan meyimpulkan, keterampilan mengkomunikasikan. Dalam penelitian
ini peneliti fokus terhadap keterampilan proses mengamati, mengelompokkan, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Peneliti
26
memilih keterampilan proses ini dikarenakan disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku disekolah.
G. Kerangka Pikir