76
Kriteria keterampilan proses IPA
Gambar 8. Diagram batang kriteria keterampilan proses IPA siklus II
e. Refleksi Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Refleksi pada siklus II dilakukan oleh guru bersama peneliti untuk melihat dan menilai selama proses tindakan siklus II berlangsung. Berdasarkan hasil
refleksi ditemukan bahwa keterampilan proses IPA pada siswa mengalami peningkatan. Pelaksanaan pembelajaran menggunakan metode guided discovery
terlaksana sesuai dengan langkah yang telah disusun sebelumnya. Guru sudah
melaksanakan semua aktivitas yang ada pada langkah-langkah guided discovery.
Pembagian kelompok menjadi lebih kecil lebih efektif untuk mengaktifkan keterampilan proses IPA siswa terutama pada keterampilan proses mengamati.
Siswa dituntut untuk berpartisipasi aktif pada kelompoknya dan memiliki kesempatan untuk melakukan percobaan tanpa berebut dengan teman yang lain.
Adanya pembatasan waktu dalam pengumpulan data dan pengolahan data lebih
10 20
30 40
50 60
70 80
Tinggi Sedang
Rendah Sangat redah
80
16 4
siklus II
77
efektif, karena siswa serius mengumpulkan data dan mengurangi bercanda dengan
teman lainnya.
Hasil observasi pada siklus II menunjukkan bahwa setiap aspek pada keterampilan proses IPA siswa mengalami peningkatan menjadi 77,89. Selain
itu siswa yang keterampilan prosesnya masuk pada kreteria tinggi juga mengalami peningkatan,menjadi 20 siswa, 4 siswa masuk pada kriteria sedang
dan 1 pada kriteria rendah. Siswa yang memiliki keterampilan proses IPA tinggi sebanyak 20 siswa 80 dari keseluruhan 25 siswa. Dengan demikian, tindakan
pada penelitian ini dikatakan berhasil dan siklus dihentikan karena telah memenuhi kriteria keberhasilan tindakan yang telah ditentukan.
f. Peningkatan keterampilan proses dari siklus I ke siklus II
Berdasarkan hasil observasi pada pelaksanaan pembelajaran menujukkan ketrampilan proses IPA megalami peningkatan dari pratindakan dan setelah
menerapkan metode guided discovery pada siklus I dan siklus II. Rata-rata pada keterampilan mengamati pada pratindakan 56,00, pada siklus I 74,67
sedangkan pada siklus II menjadi 81,33 artinya terjadi peningkatan sebanyak 6,57. Rata-rata keterampilan proses mengklasifikasi pada pratindakan 44,
siklus I sebanyak 60,67 sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 76, artinya terjadi penurunan 1 dari pratindakan dan peningkatan sebanyak 15, 33
pada siklus I ke siklus II. Rata-rata keterampilan proses memprediksi siswa pada siklus I sebesar 70,22 sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 84, artinya
terjadi peningkatan sebanyak 13,78 dari pratindakan ke siklus I. Pada pratidakan tidak terdapat aktivitas mengukur, Rata-rata keterampilan mengukur siklus I
78
sebanyak 60,67 sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 75,33, artinya terjadi
peningkatan sebanyak
14,66. Rata-rata
keterampilan proses
menyimpulkan pada pratindakan sebanyak 40, pada siklus I sebesar 53,87 sedangkan pada siklus II menjadi 75,33, artinya terjadi peningkatan sebesar
13,87 dari pratindakan ke siklus I dan terjadi peningkatan 21,46 dari siklus I ke siklus II. Rata-rata ketrampilan proses megkomunikasikan siswa pada
pratidakan 40, siklus I sebesar 50,93 sedangkan pada siklus II menjadi 75,33, artinya terjadi peningkatan sebesar 10,93 dari pratindakan dan terjadi
peningkatan sebesar 24.4 dari siklus sebelumnya .hasil observasi peningkatan pada setiap aspek keterampilan proses IPA dapat dilihat melalui diagram berikut
ini.
Keterampilan Proses IPA
Gambar 9. Diagram Batang Peningkatan pada setiap Aspek Keterampilan Proses IPA dari Siklus I ke siklus II
10 20
30 40
50 60
70 80
90
56 44.00
40 40.00
74.67 70.22
81.33 76
84 75.33
75.33 75.33
Pratindakan Siklus I
Siklus II
79
Rata-rata persentase dari keenam aspek keterampilan proses IPA pada pratindakan sebesar 45, siklus I sebesar 61,84 dan pada siklus II meningkat
menjadi 77,89. Peningkatan keterampilan proses tersebut dapat dilihat dari diagram batang berikut ini.
Gambar 10. Diagram Batang Peningkatan Keterampilan Proses Hasil keterampilan proses IPA juga menunjukkan yang memiliki kriteria
tinggi mengalami peningkatan dari pratindakan, siklus I ke siklus II. Pada pratindakan 1 siswa 4 yang memiliki kriteria tinggi, siklus I siswa dengan
kriteria tinggi sebanyak 5 siswa 20 sedangkan pada siklus II meningkat menjadi 20 siswa 80 , artinya mengalami peningkatan sebayak 60.
Sedangkan kriteria sedang naik dari pratindakan sebanyak 5 siswa menjadi 15 siswa disiklus I dan berkurang dari siklus I sebanyak 15 siswa 60 menjadi 4
siswa 16, siswa dengan kriteria rendah juga mengalami kenaikan dari pratindakan sebanyak 0 dan mengalami penurunan pada siklus selajutnya dari
416 siswa menjadi 1 siswa 4. Siswa dengan keterampilan sangat rendah juga megalami kenaikan dari pratindakan 0 siswa 0 menjadi 1 siswa 1 di
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00 45.00
61.84 77.89
Pratindakan siklus I
siklus II
80
siklus I dan 0 siswa di siklus II. Peningkatan hasil observasi tersebut dapat dilihat melalui diagram batang berikut.
Kriteria Keterampilan proses IPA
Gambar 11. Diagram Peningkatan Keterampilan Proses IPA Siswa Dari Pratindakan, Siklus I dan Siklus II
Aspek lain yang diukur adalah hasil belajar kognitif siswa. Batas kriteria ketuntasan minimal IPA adalah 75. Berikut ini adalah hasil belajar kognitis siswa
pada siklus I dan II. Tabel 12. Rekap nilai kognitif siswa siklus I
Nilai Jumlah siswa
persentase 8
32 61-74
6 24
11 44
Berdasarkan tabel diatas siswa yang mendapatkan nilai sebayak 8
siswa 32, siswa yang mendapatkan nilai 61-64 sebanyak 6 siswa 24 sedangkan siswa yang mendapatkan nilai diatas 75 sebanyak siswa 44. nilai
10 20
30 40
50 60
70 80
Tinggi Sedang
Rendah Sangat Rendah
4 32
64
12 20
60
16 4
80
16 4
Pratindakan Siklus I
Siklus III
81
rata-rata pada siklus I 68. Rekap hasil nilai kognitif siswa pada siklus II sebagai berikut.
Tabel 13. Rekap nilai kognitif siswa siklus II Nilai
Jumlah siswa persentase
3 12
61-74 3
12 19
76 Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa siswa yang mendapatkan
nilai ada sebanyak 3 siswa 12, siswa yang mendapatkan nilai 61-74 ada
sebanyak 3 siswa 12 sedangkan siswa yang tuntas dengan nilai diatas 75 ada 19 siswa. Rata-rata pada siklus II naik menjadi 77,2. Pencapaian rata-rata hasil
belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 14. Rata-rata hasil belajar kognitif siklus I dan II
Tindakan Rata-rata hasil belajar
Siklus I 68
Siklus II 77,2
Dari tabel diatas dapat dilihat peningkatan rata-rata hasil belajar siswa. Rata-rata hasil belajar pada siklus I dengan metode guided discovery sebesar 68,
sedangkan pada siklus II rata-rata siswa meningkat menjadi 77,2. Rata-rata dari siklus I meningkat sebesar 9,2. Hasil belajar siswa kelas V SD Netral D juga
mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II sejalan dengan peningkatan keterampilan proses IPA siswa menggunakan metode guided discovery.
82
B. Pembahasan