15
sekitar 6-8 tahun, termasuk dalam kelas I sampai kelas III. 2 Masa kelas tinggi sekolah dasar yaitu kira-kira 9-12 tahun, termasuk dalam kelas IV,V dan VI.
Berdasarkan uraian diatas anak kelas V masuk pada fase operasional konkret dan sekaligus masuk dalam kelompok kelas tinggi. Maslichach Asy’ary
2006: 38 menyebutkan bahwa anak yang berada pada tahap usia 6-12 tahun, memiliki beberapa sifat seperti memiliki rasa ingin tahu yang kuat akan hal-hal
yang belum diketahuinya. Siswa cenderung senang bermain atau belajar dengan suasana yang meggembirakan serta mengatur dirinya sendiri, mengeksplorasi
situasi sehingga suka mencoba-coba. Rasa keingintahuan yang kuat membuat siswa mencoba hal-hal baru. Siswa memiliki motivasi yang kuat untuk
mengekspresikan dirinya sendiri dan mencoba untuk tidak pernah gagal. Siswa akan belajar efektif bila ia merasa senang dengan situasi yang ada. Siswa perlu
difasilitasi agar proses belajarnya menjadi lebih bermakna.
D. Tinjauan tentang Metode Discovery
Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran untuk mencapai
tujuan pembelajaran Nana Sudjana 2006: 76. Metode memiliki peranan penting dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, karena menentukan keberhasilan
proses pembelajaran tersebut. Sund B. Suryosubroto, 2002: 193 menjelaskan bahwa discovery
merupakan suatu proses mental di mana anak atau individu mengasimilasi konsep dan prinsip-prinsip. Proses mental yang dialami anak meliputi
mengamati, menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, dan
16
menarik kesimpulan. Menurut Trianto 2012: 79 discovery adalah suatu metode pengajaran yang menekankan pentingnya pemahaman tentang struktur materi ide
kunci dari suatu ilmu yang menekankan belajar aktif sebagai dasar pemahaman sebenarnya, dan nilai dari berfikir induktif dalam belajar pembelajaran
sebenarnya terjadi melalui penemuan pribadi. Dari pendapat tersebut dapat diartikan bahwa discovery merupakan proses pembelajaran siswa aktif, dimana
siswa menemukan sendiri konsep dan prinsip yang siswa pelajari Jenny R. E Kaligis Hendro Darmodjo 1992: 34, discovery
mengutamakan aktifitas siswa untuk memperoleh data dan mengolah informasi sampai menemukan konsep-konsep IPA yang diperoleh dari berbagai sumber,
misalnya observasi, eksperimen, narasumber di luar sekolah, alam sekitar, dan sebagainya. Penggunaan metode discovery dalam praktek pembelajaran oleh
guru dilaksanakan antara discovery dengan bimbingan guided discovery dan discovery tanpa bimbingan free discoveryOemar Hamalik, 2010: 134.
Peningkatan keterampilan proses ini menggunakan metode guided discovery karena subjek dari penelitian ini adalah siswa sekolah dasar. Hal ni sesuai dengan
pendapat Carin Sund 1989: 93, bahwa pelajaran untuk anakusia sekolah dasar paling tepat menggunakan metode guided discovery. Menurut Hendro Darmodjo
Jenny R.E Kaligis 1992: 35 alasan menggunakan metode guided discovery yaitu siswa sekolah dasar masih memerlukan bimbingan dari guru untuk
mengetahui cara belajar yang efektif dan mendapatkan bimbingan untuk dapat menemukan sendiri konsep IPA.
17
E. Tinjauan tentang Metode Guided Discovery