Melindungi Harga Diri Mendamaikan Persengketaan

Islam sangat membenci orang-orang yang suka mendengarkan omongan jelek, kemudian cepat-cepat memindahkan omongan itu dengan menambah-nambah untuk memperdaya atau karena senang adanya kehancuran dan kerusakan. Manusia semacam ini tidak mau membatasi diri sampai kepada apa yang didengar itu saja, sebab keinginan untuk menghancurkan itulah yang mendorongnya menambah omongan yang mereka dengar. Dan jika mereka tidak mendengar, mereka berdusta. Kata seorang penyair: Kalau mereka mendengar kebaikan, disembunyikan Dan kalau mendengarkan kejelekan, disiarkan tetapi jika tidak mendengar apa-apa, ia berdusta. Ada seorang laki-laki masuk ke tempat Umar bin Abdul Aziz, kemudian membicarakan tentang hal seseorang yang tidak disukainya. Maka berkatalah Umar kepada si laki-laki tersebut; kalau boleh kami akan menyelidiki permasalahanmu itu. Tetapi jika kamu berdusta, maka kamu tergolong orang yang disebutkan dalam ayat ini: Jika datang kepadamu seorang fasik dengan membawa suatu berita, maka selidikilah. al-Hujurat: 6 Dan jika kamu benar, maka kamu tergolong orang yang disebutkan dalam ayat: Orang yang suka mencela, yang berjalan ke sana ke mari dengan mengadu domba. al-Qalam: 11 Tetapi kalau kamu suka, saya akan memberi pengampunan. Maka jawab orang laki-laki tersebut: pengampunan saja ya amirul muminin, saya berjanji tidak akan mengulangi lagi.

4.4.2.8 Melindungi Harga Diri

Kedelapan: Kita semua telah memaklumi, bagaimana Islam dengan melalui ajaran-ajarannya telah melindungi kehormatan dan harga diri manusia, bahkan sampai kepada bentuk mensucikannya. Pada satu hari Ibnu Masud pernah melihat Kabah, kemudian dia mengatakan: Betapa agungnya engkau dan betapa pula agungnya kehormatanmu. Tetapi orang mumin lebih agung kehormatannya daripada engkau. Riwayat Tarmizi Dalam haji wada, Rasulullah s.a.w, pernah berkhutbah di hadapan khalayak kaum muslimin, di antara isi khutbahnya itu berbunyi sebagai berikut: Sesungguhnya harta benda kamu, kehormatanmu, darah kamu haram atas kamu dilindungi, sebagaimana haramnya harimu ini di bulanmu ini dan di negerimu ini. Riwayat Tarmizi Islam melindungi kehormatan pribadi dari suatu omongan yang tidak disukainya untuk disebut-sebut dalam ghibah, padahal omongan itu cukup benar. Maka bagaimana lagi kalau omongan itu justru dibuat-buat dan tidak berpangkal? Jelas merupakan dosa besar. Seperti dituturkan dalam hadis Nabi: Barangsiapa membicarakan seseorang dengan sesuatu yang tidak ada padanya karena hendak mencela dia, maka Allah akan tahan dia di neraka jahanam, sehingga dia datang untuk membebaskan apa yang dia omongkan itu. Riwayat Thabarani Aisyah juga pernah meriwayatkan: Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. pernah bertanya kepada para sahabatnya: Tahukah kamu riba apakah yang teramat berat di sisi Allah? Mereka menjawab: Allah dan RasulNya yang maha tahu. Kemudian bersabdalah Rasulullah: Sesungguhnya riba yang teramat berat di sisi Allah, ialah: menghalalkan kehormatan pribadi seorang muslim. Kemudian Rasulullah s.a.w. membacakan ayat: Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mumin laki-laki dan perempuan dengan sesuatu yang pada hakikatnya mereka tidak berbuat, maka sungguh mereka telah memikul dusta dan dosa yang terang-terangan. al-Ahzab: 58 33 Bentuk penodaan kehormatan yang paling berat ialah menuduh orang-orang mumin perempuan yang terpelihara, melakukan suatu kemesuman. Karena tuduhan tersebut akan membawa bahaya yang besar kalau mereka mendengarnya dan didengar pula oleh keluarga-keluarganya, serta akan berbahaya untuk masa depan mereka. Lebih-lebih kalau hal itu didengar oleh orang-orang yang suka menyebar luaskan kejahatan di tengah-tengah masyarakat Islam. Justru itu Rasulullah menganggapnya sebagai salah satu daripada dosa-dosa besar yang akan meruntuhkan. Dan al-Quran pun mengancamnya dengan hukuman yang amat berat. Firman Allah: Sesungguhnya orang-orang yang menuduh perempuan-perempuan yang bersih jujur dan beriman, mereka itu dilaknat di dunia dan di akhirat, dan bagi mereka siksaan yang besar, yaitu pada hari di mana lidah, tangan dan kaki mereka akan menyaksikan atas mereka tentang apa-apa yang pernah mereka lakukan. Pada hari itu Allah akan menyempurnakan balasan mereka dengan benar, dan mereka tahu sesungguhnya Allah, Dialah yang benar yang nyata. an-Nur: 23-25 Dan firmanNya pula: Sesungguhnya orang-orang yang senang untuk tersiarnya kejelekan di kalangan orang-orang mumin, kelak akan mendapat siksaan yang pedih di dunia dan akhirat, dan Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui. an-Nur: 19

4.4.2.9 Kehormatan Darah