Sesungguhnya Allah itu baik, Dia suka kepada yang baik. Dia juga bersih, suka kepada yang bersih. Dia juga mulia, suka kepada yang mulia. Dia juga dermawan,
sangat suka kepada yang dermawan. Oleh karena itu bersihkanlah halaman rumahmu, jangan kamu menyerupai orang-orang Yahudi. Riwayat Tarmizi
2.3.1 Lambang-Lambang Kemewahan dan Kemusyrikan
Seorang muslim tidak dilarang untuk menghias rumahnya dengan karangan bunga yang warna-warni, dan ukiran-ukiran serta hiasan yang halal.
Sebab Allah telah berfirman: Siapakah yang berani mengharamkan perhiasan Allah yang telah ia keluarkan
untuk hamba-hambanya? al-Araf: 32
Betul seorang muslim tidak berdosa untuk menghias rumahnya, pakaiannya, sandalnya dan sebagainya.
Sebab Rasulullah pernah juga bersabda: Tidak akan masuk sorga orang yang dalam hatinya ada seberat zarrah daripada
kesombongan. Kemudian ada seorang laki-laki yang bertanya: Ya Rasulullah Seseorang itu biasa senang kalau pakaiannya itu baik dan sandalnya pun baik
pula, apakah itu termasuk sombong? Jawab Nabi. Sesungguhnya Allah itu baik, Ia suka kepada yang baik. Riwayat Muslim
Dan di satu riwayat disebutkan: Ada seorang laki-laki ganteng datang kepada Nabi, kemudian ia bertanya: Saya
ini sangat suka kepada keindahan, dan saya sendiri telah diberi keindahan itu sebagaimana engkau lihat, sehingga aku tidak suka kalau ada seseorang yang mau
mengatasi aku dengan menyamai sandalnya, apakah ini termasuk sombong ya Rasulullah? Jawab Nabi.Tidak Sebab yang disebut sombong ialah menolak
kebenaran dan menghina orang lain. Riwayat Abu Daud
Namun demikian, Islam tidak suka kepada berlebih-lebihan dalam segala hal. Dan Nabi sendiri tidak senang seorang muslim yang rumahnya itu penuh dengan
lambang-lambang kemewahan dan berlebih-lebihan yang sangat dicela oleh al- Quran, atau rumahnya itu ada lambang-lambang kemusyrikan yang sangat
ditentang oleh Agama Tauhid dengan segala macam senjata yang mungkin.
2.3.2 Bejana Emas dan Perak
Untuk itulah, maka Islam mengharamkan membuat bejana dari emas atau perak dan seperei-seperei sutera murni dalam rumah seorang muslim. Nabi sendiri
memberikan ancaman keras terhadap orang yang cenderung kepada cara-cara ini.
Kata Ummu Salamah ummul muminin: Sesungguhnya orang yang makan dan minum dengan bejana emas dan perak,
maka akan gemercik suara api neraka dalam perutnya. Riwayat Muslim
Dan Huzaifah juga pernah mengatakan: Rasulullah melarang kami minum dengan bejana emas dan perak atau kita makan
dengannya, dan melarang memakai pakaian sutera tipis dan sutera tebal serta dilarang kita duduk di atasnya. Kemudian Nabi bersabda pula: Kain ini untuk
mereka orang-orang kafir di dunia, dan untuk kamu nanti di akhirat. Riwayat Bukhari
Jadi kalau kita dilarang memakainya, berarti haram juga membuatnya untuk hiasan.
Diharamkan bejana emasperak dan seperei-seperei sutera itu, berlaku untuk laki- laki dan perempuan. Sedang hikmahnya agama mengharamkan hal-hal tersebut
dengan suatu
tujuan untuk
membersihkan rumah
dari unsur-unsur
kemewahanberlebih-lebihan. Tepat sekali apa yang dikatakan Ibnu Qudamah: hal tersebut di atas berlaku sama
antara laki-laki dan perempuan karena umumnya hadis, dan karena alasan diharamkannya justru karena berlebih-lebihan dan kesombongan serta dapat
memecahkan perasaan hati orang-orang fakir. Pengertian seperti ini meliputi kedua belah pihak. Adapun dibolehkannya perempuan berhias dengan emas dan
sutera adalah demi kepentingan suami, bukan untuk orang lain.
Kalau ditanyakan: Andaikata alasan diharamkannya itu seperti yang tersebut di atas, niscaya mutiara dan sebagainya adalah juga diharamkan karena harganya
lebih tinggi? Untuk masalah ini akan kami jawab sebagai berikut: Mutiara yakut itu tidak begitu dikenal di kalangan orang miskin, oleh karena itu tidak dapat
memecahkan perasaan hati mereka jika orang-orang kaya itu menjadikan benda ini sebagai hiasan, walaupun sesudah itu mereka menjadi kenal dengan yakut. Dan
justru jarangnya yakut itu sendiri menyebabkan tidak ada orang kaya yang memakainya sebagai hiasan, sehingga dengan demikian tidak perlu lagi
diharamkan walaupun ada perbedaan harga yang sangat menyolok.
26
Ditinjau dari segi ekonomi, seperti yang telah kami sebutkan juga dalam hikmah diharamkannya emas untuk orang laki-laki, maka di bab ini hikmah tersebut akan
lebih nampak dan lebih jelas. Sebab emas dan perak merupakan standard uang internasional yang oleh Allah dijadikan sebagai ukuran harga uang dan sebagai
standard yang akan menentukan harga itu dengan adil serta memudahkan peredaran uang di kalangan orang banyak. Maka atas bimbingan Allah kepada
umat manusia untuk menggunakan uang sebagai nikmat yang diberikan kepada mereka, uang tersebut harus diedarkan di kalangan orang banyak, jangan ditahan
di rumah dalam bentuk uang yang tersimpan, atau dihilangkan dalam bentuk bejana dan alat-alat perhiasan lainnya.
Betapa indahnya pula apa yang dikatakan Imam Ghazali dalam Syukur Nikmat didalam bukunya Ihya. Ia mengatakan sebagai berikut: Siapapun yang
menjadikan dirham dan dinar sebagai bejana dari emas dan perak, berarti dia telah kufur nikmah tidak tahu berterimakasih, dan dia lebih jahat daripada
menyimpannya. Karena hal seperti ini sama halnya dengan orang yang memaksa kepala negara untuk bekerja sebagai tukang tenun dan tukang sapu tanpa upah,
atau untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang biasa dikerjakan oleh manusia- manusia rendahan. Jadi menahan harta, lebih rendah dari itu semua. Sebab
perkakas dari tanah, besi, timah dan tembaga menduduki fungsi emas dan perak sebagai alat untuk menjaga makanan supaya tidak rusak. Karena fungsi bejana
pada hakikatnya adalah guna menjaga makanan. Maka tanpa uang alat-alat dari tanah dan besi itu tidak dapat memenuhi apa yang dimaksud.
Jelasnya, barangsiapa yang kurang faham persoalan ini, kiranya cukup memahami terjemahan Tuhan dalam hal tersebut yang dilukiskan dalam bentuk ungkapannya:
barangsiapa minum dengan bejana emas atau perak, maka seolah-olah suara api neraka itu gemercik dalam perutnya.
Bentuk larangan ini jangan diartikan mempersempit gerak umat Islam dalam rumahtangga, sebab dalam masalah halal yang baik, mempunyai lapangan yang
sangat luas. Berapa banyak bejana dari perunggu, dari kaca, dari tanah, dari tembaga dan dari tambang-tambang lain yang lebih bagus. Berapa banyak pula
seperai dan bantal dari katun dan kapuk yang lebih indah daripada bahan lain
2.3.3 Islam Mengharamkan Patung