di rumah dalam bentuk uang yang tersimpan, atau dihilangkan dalam bentuk bejana dan alat-alat perhiasan lainnya.
Betapa indahnya pula apa yang dikatakan Imam Ghazali dalam Syukur Nikmat didalam bukunya Ihya. Ia mengatakan sebagai berikut: Siapapun yang
menjadikan dirham dan dinar sebagai bejana dari emas dan perak, berarti dia telah kufur nikmah tidak tahu berterimakasih, dan dia lebih jahat daripada
menyimpannya. Karena hal seperti ini sama halnya dengan orang yang memaksa kepala negara untuk bekerja sebagai tukang tenun dan tukang sapu tanpa upah,
atau untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang biasa dikerjakan oleh manusia- manusia rendahan. Jadi menahan harta, lebih rendah dari itu semua. Sebab
perkakas dari tanah, besi, timah dan tembaga menduduki fungsi emas dan perak sebagai alat untuk menjaga makanan supaya tidak rusak. Karena fungsi bejana
pada hakikatnya adalah guna menjaga makanan. Maka tanpa uang alat-alat dari tanah dan besi itu tidak dapat memenuhi apa yang dimaksud.
Jelasnya, barangsiapa yang kurang faham persoalan ini, kiranya cukup memahami terjemahan Tuhan dalam hal tersebut yang dilukiskan dalam bentuk ungkapannya:
barangsiapa minum dengan bejana emas atau perak, maka seolah-olah suara api neraka itu gemercik dalam perutnya.
Bentuk larangan ini jangan diartikan mempersempit gerak umat Islam dalam rumahtangga, sebab dalam masalah halal yang baik, mempunyai lapangan yang
sangat luas. Berapa banyak bejana dari perunggu, dari kaca, dari tanah, dari tembaga dan dari tambang-tambang lain yang lebih bagus. Berapa banyak pula
seperai dan bantal dari katun dan kapuk yang lebih indah daripada bahan lain
2.3.3 Islam Mengharamkan Patung
Islam mengharamkan dalam rumahtangga Islam meliputi masalah patung. Sebab adanya patung dalam suatu rumah, menyebabkan Malaikat akan jauh dari rumah
itu, padahal Malaikat akan membawa rahmat dan keridhaan Allah untuk isi rumah tersebut.
Dalam hal ini Rasulullah s.a.w. pernah bersabda: Sesungguhnya Malaikat tidak akan masuk suatu rumah yang di dalamnya ada
patung. Riwayat Bukhari dan Muslim
Ulama-ulama berkata: Malaikat tidak mau masuk rumah yang ada patungnya, karena pemiliknya itu menyerupai orang kafir, dimana mereka biasa meletakkan
patung dalam rumah-rumah mereka untuk diagungkan. Untuk itulah Malaikat tidak suka dan mereka tidak mau masuk bahkan menjauh dari rumah tersebut.
Oleh karenanya, Islam melarang keras seorang muslim bekerja sebagai tukang pemahat patung, sekalipun dia membuat patung itu untuk orang lain.
Sabda Rasulullah s.a.w.: Sesungguhnya orang yang paling berat siksaannya nanti di hari kiamat, yaitu
orang-orang yang menggambar gambar-gambar ini. Dalam satu riwayat dikatakan: Orang-orang yang menandingi ciptaan Allah. Riwayat Bukhari dan
Muslim
Dan Rasulullah s.a.w. memberitahukan juga dengan sabdanya: Barangsiapa membuat gambar patung nanti di hari kiamat dia akan dipaksa
untuk meniupkan roh padanya; padahal dia selamanya tidak akan bisa meniupkan roh itu. Riwayat Bukhari
Maksud daripada hadis ini, bahwa dia akan dituntut untuk menghidupkan patung tersebut.
Perintah ini sebenarnya hanya suatu penghinaan dan mematahkan, sebab dia tidak mungkin dapat.
2.3.4 Hikmah Diharamkannya Patung
1 Di antara rahasia diharamkannya patung ini, walaupun dia itu bukan satu- satunya sebab, seperti anggapan sementara orang yaitu untuk membela kemurnian
Tauhid, dan supaya jauh dari menyamai orang-orang musyrik yang menyembah berhala-berhala mereka yang dibuatnya oleh tangan-tangan mereka sendiri,
kemudian dikuduskan dan mereka berdiri di hadapannya dengan penuh khusyu.
Kesungguhan Islam untuk melindungi Tauhid dari setiap macam penyerupaan syirik telah mencapai puncaknya. Islam dalam ikhtiarnya ini dan kesungguhannya
itu senantiasa berada di jalan yang benar. Sebab sudah pernah terjadi di kalangan umat-umat terdahulu, dimana mereka itu membuat patung orang-orang yang saleh
mereka yang telah meninggal dunia kemudian disebut-sebutnya nama mereka itu. Lama-kelamaan dan dengan sedikit demi sedikit orang-orang saleh yang telah
dilukiskan dalam bentuk patung itu dikuduskan, sehingga akhirnya dijadikan sebagai Tuhan yang disembah selain Allah; diharapkan, dan ditakuti serta diminta
barakahnya. Hal ini pernah terjadi pada kaum Wud, Suwa, Yaghuts, Yauq dan Nasr.
Tidak heran kalau dalam suatu agama yang dasar-dasar syariatnya itu selalu menutup pintu kerusakan, bahwa akan ditutup seluruh lubang yang mungkin akan
dimasuki oleh syirik yang sudah terang maupun yang masih samar untuk menyusup ke dalam otak dan hati, atau jalan-jalan yang akan dilalui oleh
penyerupaan kaum penyembah berhala dan pengikut-pengikut agama yang suka berlebih-lebihan. Lebih-lebih Islam itu sendiri bukan undang-undang manusia
yang ditujukan untuk satu generasi atau dua generasi, tetapi suatu undang-undang untuk seluruh umat manusia di seantero dunia ini sampai hari kiamat nanti. Sebab
sesuatu yang kini masih belum diterima oleh suatu lingkungan, tetapi kadang- kadang dapat diterima oleh lingkungan lain; dan sesuatu yang kini dianggap ganjil
dan mustahil, tetapi di satu saat akan menjadi suatu kenyataan, entah kapan waktunya, dekat atau jauh.
2 Rahasia diharamkannya patung bagi pemahatnya, sebab seorang pelukis yang sedang memahat patung itu akan diliputi perasaan sok, sehingga seolah-olah dia
dapat menciptakan suatu makhluk yang tadinya belum ada atau dia dapat membuat jenis baru yang bisa hidup yang terbuat dari tanah.
Sudah sering terjadi seorang pemahat patung dalam waktu yang relatif lama, maka setelah patung itu dapat dirampungkan lantas dia berdiri di hadapan patung
tersebut dengan mengaguminya, sehingga seolah-olah dia berbicara dengan patung tersebut dengan penuh kesombongan: Hai patung Bicaralah
Untuk itulah maka Rasulullah s.a.w. bersabda: Sesungguhnya orang-orang yang membuat patung-patung ini nanti di hari kiamat
akan disiksa dan dikatakan kepada mereka: Hidupkanlah patung yang kamu buat itu. Riwayat Bukhari dan Muslim
Dan dalam hadis Qudsi, Allah s.w.t. berfirman pula: Siapakah orang yang lebih menganiaya selain orang yang bekerja untuk
membuat sesuatu seperti pembuatanku? Oleh karena itu cobalah mereka membuat zarrah benda yang kecil, cobalah mereka membuat sebutir beras belanda.
Riwayat Bukhari dan Muslim
3 Orang-orang yang berbicara dalam persoalan seni ini tidak berhenti dalam suatu batas tertentu saja, tetapi mereka malah melukis memahat wanita-wanita
telanjang atau setengah telanjang. Mereka juga melukis dan juga memahat lambang-lambang kemusyrikandan syiar-syiar agama lainnya, seperti salib,
berhala dan lain-lain yang pada prinsipnya tidak dapat diterima oleh Islam.
4 Lebih dari itu semua, bahwa patung-patung itu selalu menjadi kemegahan orang-orang yang berlebihan, mereka penuhinya istana-istana mereka dengan
patung-patung, kamar-kamar mereka dihias dengan patung dan, mereka buatnya seni-seni pahat patung dari berbagai lambang.
Kalau agama Islam dengan gigih memberantas seluruh bentuk kemewahan dengan segala kemegahan dan macamnya, yang terdiri dari emas dan perak, maka tidak
terlalu jauh kalau agama ini mengharamkan patung-patung itu, sebagai lambang kemegahan, dalam rumah-rumah orang Islam.
2.3.5 Bimbingan Islam dalam Mengabadikan Orang Besar