Kekurangan :
i Perhatian penonton sulit dikuasai, partisipasi mereka jarang dipraktekkan
ii Sifat komunikasinya yang bersifat satu arah haruslah diimbangi dengan
pencarian bentuk umpan balik yang lain iiiKurang mampu menampilkan detail dari objek yang disajikan secara
sempurna iv
Memerlukan peralatan yang mahal dan kompleks.
E. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial IPS
1. Pengertian IPS
Pendidikan IPS adalah “penyederhanaan atau adaptasi dari disiplin ilmu- ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan
disajikan secara ilmiah dan pedagogis atau psikologis untuk tujuan pendidikan.” IPS merupakan padanan dari Sosial Studies konteks kurikulum di Amerika
Serikat. Istilah tersebut pertama kali digunakan di AS pada tahun 1913 mengadopsi nama lembaga
Social Studies yang mengembangkan kurikulum di AS Marsh, 1980; Martorella, 1976. Kurikulum Pendidikan IPS tahun 1994
sebagaimana yang dikatakan oleh Hamid Hasan 1990, merupakan difusi dari berbagai disiplin ilmu”.
Ilmu Pengetahuan Sosial IPS adalah salah satu mata pelajaran yang di ajarkan di sekolah, mulai dari jenjang pendidikan dasar hingga pendidikan
menengah. Sasaran utamanya adalah pengembangan teoritis, seperti yang menjadi penekaan pada socian science. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan
bahwa IPS adalah suatu mata pelajaran yang mengkaji kehidupan sosial yang bahannya didasarkan pada kajian sejarah, geografi, ekonomi, serta mata pelajaran
ilmu sosial lainnya.
2. Ruang Lingkup IPS
IPS bukanlah mata pelajaran yang berdiri sendiri, tetapi terdiri dari beberapa disiplin ilmu, yaitu sejarah, geografi, ekonomi, sosiologi, antropologi
dan tata negara.
Ruang lingkup mata pelajaran IPS Terpadu meliputi beberapa aspek- aspek sebagai berikut:
1 Manusia, tempat dan lingkungan.
2 Waktu, keberlanjutan dan perubahan.
3 Sistem sosial dan budaya.
4 Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
39
Pembelajaran IPS berkenaan dengan kehidupan manusia yang melibatkan segala tingkah laku dan kebutuhannya, IPS berkenaan dengan cara manusia
menggunakan usaha memenuhi kebutuhan materinya, memenuhi kebutuhan kebudayaan-kebudayaan jiwanya, pemanfaatan sumber daya yang ada
dipermukaan bumi, mengatur kesejahteraan, pemerintahan dan sebagainya. Sehingga dapat dikatakan yang menjadi ruang lingkup IPS adalah manusia pada
konteks sosialnya atau manusia sebagai anggota masyarakat. Mengingat manusia dalam konteks sosial itu demikian luasnya maka
dalam pembelajaran IPS ditiap jenjang pendidikan harus melakukan pembatasan- pembatasan
sesuai dengan
kemampuan pada
tingkat masing-masing.
Pembelajaran IPS bukan hanya sekedar menyajikan materi-materi yang akan memenuhi ingatan para siswa, melainkan lebih jaun kebutuhannya sendiri dan
sesuai kebutuhan dan tuntutan masyarakat. Oleh karena itu, pembelajaran IPS harus pula menggali materi-materi yang bersumber pada masyarakat.
Gejala-gejala yang di luar jendela kelas dan di luar halaman sekolah seperti; persampahan, kemacetan lalu lintas, pengangguran dan lain-lain
merupakan materi IPS yang dapat merangsang pikiran para siswa. Gejala-gejala tersebut ditinjau dari berbagai dimensi atau segi ekonomi, segi mental, segi sikap,
berhubungan antar manusia dan lain-lain. Melalui proses tersebut, guru dan siswa telah memberikan fungsi yang praktis kepada masyarakat sebagai sumber materi
IPS. Dengan demikian, baik guru maupun murid tidak berhadapan dengan sumber
39
Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2009, cet,1, hal.208.