Penelitian yang Relevan DESKRIPSI TEORITIK, KERANGKA BERPIKIR DAN

kegiatan belajar mengajar menjadi lebih aktif, karena antar siswa dalam kelompok dapat saling membantu memahami serta menyelesaikan masalah yang diberikan. Oleh karena itu dengan model pembelajaran Conceptual Understanding Prosedures CUPs dirasa dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dijelaskan sebelumnya maka penulis mengajukan hipotesis yaitu: “Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures CUPs lebih tinggi dari pada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional.”

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 1 Babelan, pada siswa kelas VII semester genap tahun ajaran 20122013.

B. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi adalah jumlah keseluruhan unit analisis yang akan diselidiki karakteristik atau ciri-cirinya, sedangkan sampel adalah sebagian dari unit-unit yang ada dalam populasi yang ciri-ciri atau karakteristiknya benar-benar diselidiki. 1 Populasi target untuk penelitian ini adalah seluruh siswa SMPN 1 Babelan. Sedangkan populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMPN 1 Babelan kelas VII pada semester genap tahun ajaran 20122013 yang terbagi dalam 14 kelas. Sampel dalam penelitian ini diambil dari populasi terjangkau. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Cluster Random Sampling, yaitu memilih sampel bukan didasarkan pada individual, tetapi lebih didasarkan pada kelompok subjek yang secara alami berkumpul bersama. Pemilihan sampel dari kelas VII diambil secara acak untuk mengambil 2 kelas yang akan dijadikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pembagian kelompok triplet pada model pembelajaran CUPs berdasarkan kemampuan akademis dan perbedaan jenis kelamin. Satu kelompok triplet terdiri dari siswa berkemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Kelompok tersebut terdiri dari 1 siswa perempuan dan 2 siswa laki-laki, atau 2 siswa perempuan dan 1 siswa laki-laki, tetapi jika tidak memungkinkan maka boleh 1 kelompok terdiri dari siswa berjenis kelamin sama. 1 Farouk Muhammad dan Djaali, Metodologi Penelitian Sosial Bunga Rampai, Jakarta: Restu Agung, 2003, h. 39.