α
= 0,05
Hasil perhitungan dengan menggunakan uji-t untuk sampel yang homogen, dengan rata-rata nilai tes kemampuan pemecahan masalah matematika
siswa kelas eksperimen sebesar 67,5 dan kelas kontrol sebesar 59,64, maka diperoleh t
hitung
= 2,41 Lampiran 25. Menggunakan tabel distribusi t pada taraf signifikan 5, atau
=0,05 diperoleh harga t
tabel
= 2,00. Hasil perhitungan uji hipotesis disajikan pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Hasil Uji-t
t
hitung
t
tabel
α=0,05 Kesimpulan
2,41 2,00
Tolak H
Berdasarkan Tabel 4.9 terlihat bahwa dengan taraf signifikansi 5 t
hitung
lebih besar dari t
tabel
2,41
2,00, berikut sketsa kurvanya:
Gambar 4.5 Kurva Uji Perbedaan Data Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol
Dari Gambar 4.5 dapat diketahui bahwa t
hitung
tidak berada pada daerah penerimaan H
. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan H
1
diterima dengan taraf signifikansi 5. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan
pemecahan masalah matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan
2,00 2,41
model pembelajaran Conceptual Understanding Prosedures CUPs lebih tinggi dari pada rata-rata kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang
diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional.
D. Pembahasan Penelitian
Penelitian ini dilakukan sebanyak 9 kali pertemuan dengan rincian 8 kali pertemuan untuk memberikan perlakuan dan 1 kali pertemuan untuk post test.
Peneliti menggunakan dua kelas yang dijadikan sebagai sampel penelitian yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang ditetapkan sebelum awal
penelitian dilakukan. Pada kelompok eksperimen, setiap pertemuan masing-masing siswa
diberikan Lembar kerja Siswa LKS yang didalamnya memuat masalah yang harus diselesaikan oleh setiap siswa sebelum akhirnya mereka mengerjakan
permasalahan tersebut secara berkelompok, setiap siswa dituntut untuk bisa membuat kesimpulan dari apa yang telah dipelajari.
Ketika hari pertama kelas eksperimen melakukan pembelajaran dengan model pembelajaran Conceptual Understanding Prosedures CUPs, sebagian
besar siswa masih belum terbiasa dengan pembelajaran yang diterapkan, ketika mengerjakan LKS sebagian besar siswa masih tampak bingung dengan masalah-
masalah yang dihadapi, mereka terlihat kesulitan dalam mengerjakan soal yang berisi soal-soal kemampuan pemecahan masalah matematika, ketika bergabung
dengan kelompok pun mereka terlihat tidak mau bekerja sama, banyak diantara mereka yang tidak mau berkelompok dengan kelompok yang telah ditetapkan
sebelumnya, ada pula bebarapa siswa yang tidak ikut serta dalam kerja sama untuk menyelesaikan masalah yang ada dalam LKS.
Pada pertemuan kedua siswa masih belum terbiasa dengan pembelajaran yang diterapkan namun sebagian kelompok sudah mulai mau bekerja sama dan
terlihat lebih aktif dari pertemuan sebelumnya, tetapi pada pertemuan ketiga sampai ke delapan siswa sudah terlihat terbiasa dengan model pembelajaran yang
diterapkan, tampak sebagian besar dari mereka mulai aktif dalam proses pembelajaran, mereka juga mulai terbiasa dalam membuat kesimpulan dari apa