Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

perangkat pembelajaran termasuk didalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum dan lain-lain. 20 Adapun Arends dalam Triyanto menyatakan “The term teaching model refers to a particular approach to instruction that includes its goals, syntax, environment, and management system.” Istilah model pengajaran mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya, sintaksnya, lingkungannya, dan sistem pengelolaannya. 21 Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pedoman bagi seorang guru yang diperlukan dalam mengajar yang mencakup segala sesuatu dalam proses pembelajaran dan menggambarkan prosedur sistematika yang dapat mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu.

b. Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep yang sulit jika mereka saling berdiskusi dengan temannya. 22 Dengan memahami konsep maka siswa dapat lebih mudah dalam menyelesaikan soal-soal sesuai konsep yang mereka pahami tersebut. Artz dan Newman dalam Miftahul Huda mendefinisikan pembelajaran kooperatif sebagai Small group of Learners working together as a team to solve a problem, complete a task, or accomplish a common goal kelompok kecil pembelajarsiswa yang bekerja sama dalam satu tim untuk mengatasi suatu masalah, menyelesaikan sebuah tugas, atau mencapai satu tujuan bersama. 23 Dengan demikian siswa dapat melatih kemampuannya dalam merangkum suatu materi yang telah dipelajari dan dapat menyatukan pendapat-pendapat dalam kerja sama kelompok sehingga setiap siswa dapat mengembangkan pemikirannya dan mencapai hasil bersama sesuai dengan yang mereka inginkan. 20 Triyanto, op. cit., h. 5. 21 Ibid., h. 6. 22 Ibid., h. 41. 23 Miftahul Huda, Cooperative Learning, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011, h. 32. Menurut Lie dalam Made Wena pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur, dan dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator. 24 Menurut Eggen dan Kauchak dalam Triyanto, pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerja secara berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama. 25 Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran, memberikan pengalaman kepada siswa dalam membentuk sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk berinteraksi dalam pembelajaran sehingga siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Menurut Nurhadi dan Senduk 2003 dan Lie 2002 dalam Made Wena ada berbagai elemen yang merupakan ketentuan pokok dalam pembelajaran kooperatif, yaitu a saling ketergantungan positif positive interdevendence; b interaksi tatap muka face to face interaction; c akuntabilitas individual individual accountability, dan d keterampilan untuk menjalin hubungan antarpribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan use of collarativesocial skill. 26 Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif adalah suatu kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama saling membantu menemukan dan memahami suatu konsep serta menyelesaikan masalah yang diberikan dengan partisipasi aktif kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

c. Pengertian Model

Pembelajaran Conceptual Understanding Prosedures CUPs Coceptual Understanding Prosedures CUPs adalah prosedur pengajaran yang dirancang untuk mengembangkan pemahaman konsep yang dirasa sulit 24 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, h. 189. 25 Triyanto, op.cit., h. 42. 26 Made Wena, op.cit., h. 190. untuk siswa dengan meningkatkan peran aktif siswa dalam kegiatan belajar mengajar, serta membangun pendekatan berdasarkan kepada keyakinan bahwa siswa membangun pemahaman mereka sendiri atas suatu konsep dengan mengembangkan pandangan yang ada. Prosedur pengajaran dalam CUPs menguatkan nilai dari cooperative learning dan peran aktif individual siswa dalam belajar. Model pembelajaran CUPs pertama kali dikembangkan oleh Richard F. Gunstone dari Universitas Monash, Australia melalui Project For Enhancing Learning PEEL. CUPs dikembangkan pada tahun 1996 oleh Davis Mills dan Susan Feteris School of Physics and Materials Engineering at Monash University serta Pam Mulhall dan Brian Mckittrick Faculty of Education. CUPs sendiri telah diperbaharui pada tahun 1999, 2001 dan 2007 oleh Pam Mulhall dan Brian Mckittrick. Menurut David Mills, model pembelajaran CUPs mengadung 4 prinsip, yaitu: 1 Dalam proses pembelajaran setiap siswa mengkonstruk pemahamannya sendiri. 2 Suasana kepercayaan mendukung pembelajaran yang baik. 3 Dalam pembelajaran aktif yang berlangsung orang yang bertanggung jawab lebih memfasilitasi diskusi dari pada menyediakan jawaban benar. 4 Suatu konsep paling mudah dipahami jika dipelajari dalam konteks kehidupan nyata. 27 Model pembelajaran CUPs menggunakan pendekatan konstruktivisme yang menilai bahwa siswa harus membangun sendiri pengetahuannya. Menurut teori konstruktivisme, suatu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi 27 David Mills,dkk., CUP-Cooperative Learning That Works, Australia: 1999, h. 2.