Model pembelajaran Konvensional Deskripsi Teoritik

C. Kerangka Berpikir

Matematika dalam pembelajarannya saat ini merupakan mata pelajaran yang dipandang sulit bagi kebanyakan siswa. Dalam pembelajaran matematika diperlukan kemampuan dalam memecahkan masalah. Kemampuan pemecahan masalah matematika adalah kemampuan untuk mengatasi kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika yang diperlukan proses pemikiran mendalam dengan tahapan-tahapan yang sesuai sehingga mencapai tujuan yang diinginkan. Indikator seseorang dikatakan dapat memecahkan masalah adalah menunjukkan pemahaman masalah, mengorganisasi data dan memilih informasi yang relevan dalam pemecahan masalah, menyajikan masalah secara matematika dalam berbagai bentuk, memilih pendekatan dan metode pemecahan masalah secara tepat, mengembangkan strategi pemecahan masalah, membuat dan menafsirkan model matematika dari suatu masalah dan menyelesaikan masalah yang tidak rutin. Kemampuan pemecahan masalah sangat penting dalam pembelajaran matematika, karena dengan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dapat terlatih untuk menyelesaikan masalah sehari-hari. Akan tetapi pada kenyataanya masih banyak siswa yang memiliki kemampuan pemecahan masalah yang rendah, hal ini dikarenakan masih banyak guru yang menggunakan pembelajaran konvensional dimana pembelajaran berpusat pada guru sehingga terlihat guru yang lebih aktif dibanding dengan siswa. Dalam hal ini siswa hanya berdiam diri menerima pembelajaran yang diberikan guru sehingga peran aktif siswa lebih sedikit karena lebih didominasi oleh guru. Selain itu, siswa tidak dilatih untuk menyelesaikan soal-soal matematika yang bersifat tidak rutin yaitu soal-soal tingkat tinggi yang membutuhkan proses berpikir mendalam serta berbeda dengan contoh yang diberikan guru. Hal ini terbukti ketika siswa diberikan soal-soal yang berbeda dari contoh yang diberikan guru, siswa cenderung mengalami kesulitan dalam menyelesaikannya. Hal ini dikarenakan siswa kurang memahami soal dan kurang terampil dalam menyelesaikan soal. Siswa terbiasa menghafal soal dan penyelesaianya saja tanpa mengetahui konsepnya secara jelas. Guru dalam proses belajar mengajar bertujuan agar materi yang disampaikan dapat dikuasai oleh semua siswa dengan baik, harapan itu tidak akan terwujud jika dalam pembelajaran hanya mementingkan hasilnya saja tanpa mempermasalahkan proses, karena dalam pembelajaran matematika proses menuju hasil merupakan hal mutlak yang harus dikuasai. Untuk itu diperlukan inovasi dalam pembelajaran matematika yang dapat mengatasi permasalahan diatas, salah satunya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat yang dapat membuat siswa lebih aktif, pembelajaran yang menyenangkan serta tidak monoton, serta dapat melatih kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yaitu salah satunya dengan model pembelajaran Conceptual Understanding Prosedures CUPs. Model pembelajaran Conceptual Understanding Prosedures CUPs adalah model pembelajaran kooperatif yang menekankan siswa untuk dapat membuat kesimpulan atas materi yang telah dipelajari berdasarkan langkah- langkah pemahaman konsep. Langkah-langkah dalam pelaksanaan model pembelajaran CUPs terdiri dari 3 tahap, yaitu 1 Tahap Individu, pada tahap ini, siswa secara individu mempelajari konsep dari materi yang dipelajari yang ada pada LKS serta menyelesaikan soal yang ada pada LKS, 2 Tahap kelompok triplet kelompok yang terdiri dari 3 atau 4 orang, pada tahap ini, siswa bergabung dengan kelompok masing-masing yang terdiri dari 3 sampai 4 orang, kemudian mendiskusikan konsep serta soal yang ada pada LKS dan menuliskan hasil jawaban bersama di dalam karton, 3 Tahap diskusi kelas, pada tahap ini, semua jawaban dalam karton ditempel di dindingpapan tulis dan semua siswa diperbolehkan untuk duduk lebih dekat dalam jajaran berbentuk U sehingga dapat dengan mudah melihat karton yang telah ditempelkan. Perwakilan kelompok menjelaskan hasil jawaban kelompok mereka didepan kelompok-kelompok lainnya, kelompok lain menanggapi sehingga mencapai kesepakatan bersama. Dengan memahami konsep siswa akan lebih mudah dalam menyelesaikan soal-soal matematika baik yang bersifat rutin maupun tidak rutin. Pengelompokkan siswa dalam model pembelajaran CUPs terdiri dari 3 siswa yang berbeda dalam bidang kemampuan akademik dan jenis kelamin. Sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi lebih aktif, karena antar siswa dalam kelompok dapat saling membantu memahami serta menyelesaikan masalah yang diberikan. Oleh karena itu dengan model pembelajaran Conceptual Understanding Prosedures CUPs dirasa dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah dijelaskan sebelumnya maka penulis mengajukan hipotesis yaitu: “Kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures CUPs lebih tinggi dari pada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran konvensional.”