1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perubahan diberbagai bidang merupakan dampak nyata yang dirasakan seluruh masyarakat dengan adanya globalisasi. Globalisasi berpengaruh terhadap
perkembangan teknologi dan informasi yang menuntut masyarakat untuk selalu berpikir kritis dan tanggap dalam menerima setiap hal baru. Untuk mencapai
pemikiran manusia secara kritis dan rasional, maka aspek pendidikan merupakan faktor penting untuk mencapainya. Pendidikan merupakan usaha nyata dalam
memperoleh pengetahuan yang diperlukan bagi seluruh warga negara. Melalui pendidikan, setiap warga dapat mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya
yang nantinya dapat dimanfaatkan demi pembangunan dan kemajuan bangsa. Pendidikan dapat diperoleh di mana saja seperti di keluarga, masyarakat,
maupun di sekolah, baik yang bersifat formal maupun non formal. Dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan bahwa pendidikan formal
adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Alur pendidikan
formal yang berjenjang dan berkesinambungan berawal dari pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Sementara itu, pendidikan non formal adalah jalur
pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Biasanya pendidikan non formal dijadikan sebagai pendukung
atau pelengkap untuk pendidikan formal, sehingga pendidikan nonformal ada yang terstruktur dan berjenjang.
2 Untuk melaksanakan pendidikan formal yang berbentuk persekolahan tidak
terlepas dari adanya pengelolaan sekolah di dalamnya. Menurut Samani, dkk 2009: 3, pengelolaan sekolah adalah mengatur agar seluruh potensi sekolah
berfungsi secara optimal dalam mendukung tercapainya tujuan sekolah. Pengaturan
yang dilakukan
yaitu mulai
dari kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. Rangkaian pengaturan tersebut
diterapkan pada semua bidang garapan manajemen sekolah. Suryosubroto 2004: 30 menjelaskan bahwa dalam pengelolaan sekolah meliputi beberapa bidang
garapan yaitu manajemen kurikulum, manajemen kesiswaan, manajemen personalia, manajemen sarana pendidikan, manajemen tatalaksana sekolah,
manajemen keuangan, pengorganisasian sekolah, dan hubungan sekolah dengan masyarakat.
Pengelolaan sekolah dalam rangka menyelenggarakan pendidikan telah mengalami beberapa perkembangan. Adanya kebijakan pemerintah tentang
otonomi sekolah membuat semua sekolah harus mampu mengelola sekolahnya secara mandiri dengan memanfaatkan sumber daya yang ada. Hal tersebut sesuai
dengan kebijakan pemerintah tentang otonomi pendidikan yang dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 pasal 58B yaitu manajemen berbasis
sekolah atau madrasah merupakan kewenangan kepala sekolah atau madrasah menentukan secara mandiri untuk satuan pendidikan yang dikelolanya dalam
bidang manajemen yang meliputi penetapan rencana strategis dan operasional, pembuatan struktur organisasi dan tata kerja, mengadakan sistem audit dan
pengawasan internal, dan melaksanakan sistem penjaminan mutu internal.
3 Penyerahan otonomi dalam pengelolaan sekolah ini tidak lain untuk
meningkatkan mutu pendidikan. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada bulan Oktober 2014, di
SMA Patria menunjukkan berbagai permasalahan yang nampak dalam pengelolaan sekolah khususnya manajemen peserta didik. Permasalahan
manajemen peserta didik nampak pada rendahnya jumlah siswa di SMA Patria Bantul. Informasi dari Dinas Pendidikan Menengah dan Non Formal Kabupaten
Bantul, terdapat 19 SMA Sekolah Menengah Atas Negeri dan 16 SMA Swasta yang tersebar ke dalam 17 kecamatan di Bantul. Terdapat beberapa SMA Swasta
di Bantul yang kekurangan murid dari kuota yang disediakan, salah satunya adalah SMA Patria Bantul. SMA Patria berada di wilayah perkotaan tetapi jumlah
siswa perkelasnya tidak lebih dari 10 siswa sehingga sangat jauh dari kuota yang disediakan yaitu sekitar 40 siswa per kelas. Berikut ini adalah jumlah pendaftar di
SMA Patria selama 5 tahun terakhir: Tabel 1. Jumlah Pendaftar di SMA Patria Bantul Tahun 2009-2014
No Tahun
Ajaran Jumlah
pendaftar 1
2010-2011 43
2 2011-2012
20 3
2012-2013 21
4 2013-2014
12 5
2014-2015 17
Sumber : hasil olahan sendiri
Berdasarkan tabel di atas, tahun 2010 hingga 2014 jumlah pendaftar di SMA Patria tidak pernah memenuhi kuota yang disediakan. Mulai tahun 2011
4 hingga 2014, jumlah pendaftar cenderung sedikit dibandingkan tahun 2010. Kuota
siswa sering tidak terpenuhi, sehingga penerimaan peserta didik dilaksanakan hingga jumlah peserta didik memenuhi kuota yang disediakan. SMA Patria juga
tidak mempunyai batas waktu pendaftaran bagi siswa baru. Jumlah pendaftar awal siswa baru di SMA Patria tidak semuanya bertahan di SMA Patria hingga kelas
XII kelas 12 karena beberapa alasan. Siswa di SMA Patria cenderung mempunyai motivasi belajar yang rendah dan kurang bisa mengikuti pelajaran
dengan baik. Selain itu, hasil dari ulangan sering kurang memuaskan sehingga banyak siswa yang mengikuti kegiatan remidial. Layanan pendukung pembinaan
siswa juga kurang memadahi seperti perpustakaan, kantin, dan UKS. Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti tertarik untuk melaksanakan
penelitian tentang manajemen peserta didik di SMA Patria karena ada beberapa hal yang perlu diketahui tentang pelaksanaan manajemen peserta didik di SMA
Patria Bantul. Penulis menggunakan judul “Manajemen Peserta Didik di SMA Patria Bantul” untuk mengungkap berbagai fakta yang terkait dengan pelaksanaan
manajemen peserta didik di sekolah tersebut.
B. Identifikasi Masalah