64
d. Layanan Khusus
Layanan yang ada di SMA Patria hanya terdiri dari layanan perpustakaan dan layanan bimbingan konseling. Adapun layanan perpustakaan dan layanan
bimbingan konseling dijelaskan sebagai berikut.
1 Layanan Perpustakaan
SMA Patria sepi pengunjung karena tidak ada petugas khusus yang menjadi tenaga perpustakaan membuat perpustakaan. Walaupun demikian, sesekali
perpustakaan tetap digunakan, misalnya saja ketika pelajaran, guru meminta siswanya untuk mengerjakan di perpustakaan. Selain itu, siswa juga diberikan
tugas yang bukunya hanya tersedia di perpustakaan. Petugas perpustakaan yang ada merupakan guru mata pelajaran yang sebelumnya pernah mengikuti pelatihan
pengelolaan perpustakaan. Sebagai guru mata pelajaran, petugas perpustakaan lebih sering menutup perpustakaan karena tumpang tindih dengan kegiatan
mengajar. Adapun sarana yang tersedia di perpustakaan yaitu meja dan kursi sirkulasi, tempat membaca, rak buku, dan hiasan-hiasan.
Pelayanan dilakukan secara manual dan belum menggunakan sistem komputerisasi. Guru dan siswa mempunyai buku peminjaman masing-masing
untuk meminjam buku. Ruang perpustakaan yang jarang digunakan dan jarang dibuka, membuat tempat berdebu dan ruangan terasa pengap ketika perpustakaan
dibuka. Pencahayaan di ruang perpustakaan yang terang cukup untuk melakukan kegiatan membaca ataupun mengerjakan tugas.
65
2 Layanan Bimbingan dan Konseling
Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling di SMA Patria tidak hanya dilakukan oleh guru BK saja, tetapi juga bekerjasama dengan guru kelas dan
orangtua siswa. Layanan bimbingan dan konseling diberikan dalam bentuk bimbingan pribadi maupun kelompok, menyesuaikan permasalahannya. Tugas
BK di sekolah pada dasarnya untuk mengatasi permasalahan siswa yang bermasalah.
Adapun program kerja BK yang dilaksanakan untuk tahun pelajaran saat ini yaitu sebagai berikut.
a Pelayanan dasar terdiri dari layanan orientasi, layanan informasi, layanan
penempatan dan penyaluran, dan bimbingan kelompok. b
Pelayanan responsif terdiri dari konseling individual, konseling kelompok, referal rujukan atau alih tangan, bimbingan belajar untuk anak yang
bermasalah, dan kolaborasi dengan pihak sekolah. Berdasarkan wawancara pada saat observasi, guru BK menjelaskan tentang
pelayanan yang dilakukan yaitu layanan didasarkan pada kebutuhan siswa, selain itu kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah ini dilakukan secara pribadi atau
juga dengan home visit, sedangkan bimbingan kelompok oleh pihak sekolah jarang dilakukan bahkan tidak dilakukan karena susahnya mengumpulkan siswa
dan potensi siswa tidak mendengarkan ketika bimbingan kelompok lebih tinggi. Berdasarkan hasil obervasi dalam lampiran halaman 157 dan 158, guru BK
sering berjaga di dekat gerbang sekolah untuk menjaga ketertiban siswa yang datang terlambat agar membuat surat ijin keterlambatan. Selain itu, guru BK juga
66 berkeliling kelas untuk mengecek siswa yang tidak masuk atau mencari siswa
yang masih di luar kelas pada saat jam pelajaran. Guru BK selalu mengawasi gerak-gerik siswa dan paham karakter siswa karena jumlah siswa yang sedikit
sehingga lebih mudah dihafal. Guru BK menasehati siswa dengan cara yang bersahabat sehingga siswa tidak merasa tertekan. Nasehat diberikan secara halus
dan tidak membentak, namun siswa tetap saja mengulangi perbuatannya. Guru BK selalu dibantu oleh guru-guru lainnya untuk mengatasi siswa, tetapi karena
karakter orang yang berbeda-beda, terkadang ada guru yang dengan nada keras menasehati siswa dan disaat yang kurang tepat yaitu pada saat jam pelajaran
berlangsung, padahal hal itu sangat mengganggu konsentrasi siswa saat belajar.
3. Evaluasi Peserta Didik