Mutasi peserta didik Ruang Lingkup Manajemen Peserta Didik

30 Materi program pengayaan bersifat ekuivalen dan suplementer. Ekuivalen yaitu bobot nilainya dapat diperhitungkan oleh peserta didik yang bersangkutan. Suplementer yaitu tidak menambah bobot nilai tertentu yang penting dapat meningkatkan penguasaan pengetahuan. Teknik pelaksanaan kegiatan pengayaan dilakukan dengan cara berupa tugas pekerjaan rumah dan tugas yang dikerjakan di kelas pada jam pelajaran.

d. Mutasi peserta didik

Mutasi menurut Ali Imron 2011: 152 yaitu perpindahan peserta didik dari satu kelas ke kelas yang lain yang sejajar, danatau perpindahan peserta didik dari satu sekolah ke sekolah lain yang sejajar. Tim Dosen AP FIP UNY 2011: 64-67 menjelaskan bahwa mutasi peserta didik dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu berupa mutasi intern dan mutasi ekstern. 1 Mutasi Intern Mutasi intern adalah perpindahan peserta didik dalam suatu sekolah, misalnya saja tentang kenaikan kelas. Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi persyaratan untuk dinaikkan. Peserta didik terpaksa tinggal kelas jika peserta didik tersebut tidak memenuhi syarat. Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila telah memenuhi persyaratan nilai akademis atau nilai akhir mata pelajaran dan juga nilai lainnya seperti kerajinan, kedisiplinan, dan tingkah laku. Peserta didik yang yang hampir tidak naik kelas dibicarakan dalam kegiatan rapat kenaikan kelas, sehingga mendapatkan pertimbangan dari berbagai pihak untuk 31 menaikkan atau tidak peserta didik yang bersangkutan. Kepada peserta didik ini masih diberi kesempatan untuk mengulang kelas atau pindah ke sekolah lain. 2 Mutasi Ekstern Mutasi ekstern yaitu perpindahan peserta didik dari satu sekolah ke sekolah yang lain. Untuk melakukan mutasi ekstern harus memenuhi beberapa ketentuan yaitu karena permintaan orangtua dengan alasan yang dapat dibenarkan. Mutasi dilakukan dari sekolah yang berstatus sama yaitu negeri-negeri, atau bisa juga negeri ke swasta. Terkadang mutasi terpaksa dilakukan di dalam satu kabupaten atau kota karena alasan yang mendesak sehingga perlu adanya surat keterangan dari pengawas. Adapun persyaratan mutasi ekstern yang dilakukan yaitu menyerahkan rapor, menyerahkan surat keterangan pindah dari sekolah asal, terdapat formasi daya tampung masih ada, dan bagi sekolah swasta mungkin peserta didik dikenakan syarat untuk membayar sejumlah uang. Pada pelaksanaan mutasi ekstern ini, penempatan peserta didik sebaiknya ditempatkan sesuai dengan jurusan yang pernah diambil di sekolah asal. Jadi peserta didik yang mutasi karena tidak naik kelas juga tetap berada pada kelas dimana mereka tidak naik kelas sehingga kualitas pendidikan tetap terjamin. Menurut Ali Imron 2011: 154-158, penyebab peserta didik mutasi disebabkan oleh beberapa sumber misalnya peserta didik sendiri, sumber yang berasal dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, teman sebaya, dan sumber lainnya. Sumbernya dari peserta didik sendiri dapat dicegah dengan memberikan jaminan kepada peserta didik untuk dapat menyelesaikan studi di sekolah sehingga akan mempunyai prospek yang bagus. Sumbernya dari sekolah dapat 32 dicegah dengan memperbaiki kondisi sekolah baik dari sumber daya yang ada maupun fasilitasnya. Sumber mutasi yang berasal dari lingkungan keluarga, sekolah perlu menjalin kerjasama dengan orangtua secara intensif. Adapun peserta didik yang mutasi karena alasan tertentu, hendaknya mereka diberikan keterangan sesuai dengan apa adanya. Pada dasarnya mutasi adalah hak peserta didik, namun tidak ada salahnya jika sekolah memberikan masukan agar peserta didik dapat menyelesaikan sekolahnya dengan baik tanpa ada gangguan. Selain mutasi, ada juga siswa yang drop out atau dengan kata lain putus sekolah. Ali Imron 2011: 159-161 menjelaskan bahwa sebab-sebab putus sekolah bisa berasal dari diri peserta didik maupun dari luar peserta didik. Adapun sebab-sebabnya yaitu sebagai berikut. 1 Siswa tidak mampu mengikuti pelajaran. 2 Tidak ada biaya untuk sekolah. 3 Siswa sakit parah. 4 Siswa terpaksa bekerja. 5 Dikeluarkan oleh sekolah karena pelanggaran-pelanggaran tertentu. 6 Peserta didik tidak mau sekolah. Sebab-sebab putus sekolah seperti yang dijelaskan di atas tidak semuanya dapat dipecahkan, tetapi pencegahan dapat dilakukan untuk menekan angka putus sekolah yang terjadi. Pihak yang mempunyai tanggungjawab dalam hal itu tidak hanya pihak sekolah saja, tetapi perlu adanya kerjasama antara sekolah dengan orangtua maupun dengan berbagai pihak yang bersangkutan. 33

B. Penelitian yang Relevan