73 putus sekolah. Sekolah tetap berusaha mendekati siswa semampu mungkin sampai
siswa bersemangat sekolah lagi walaupun usaha sekolah diabaikan oleh siswa. Selain dukungan moral, sekolah juga berupaya dalam hal pembiayaan, terlebih
pemerintah selalu memberikan beasiswa bagi siswa yang kurang mampu. Sekolah berupaya mengusulkan beasiswa agar siswa-siswanya yang kurang mampu dapat
terus melanjutkan sekolah dan tidak putus sekolah hanya karena kekuarangan biaya.
5. Hambatan Manajemen Peserta Didik
Pelaksanaan manajemen peserta didik di SMA Patria Bantul mengalami beberapa hambatan pada beberapa kegiatan tertentu.
a. Perencanaan peserta didik
Sekolah kesulitan untuk menarik siswa masuk karena tingginya persaingan. Kuota yang disediakan sekolah tidak dapat terpenuhi karena siswa yang mendaftar
sedikit sehingga sekolah mengalami kekurangan siswa. Lulusan SMP mayoritas lebih memilih SMK daripada SMA. Berdirinya SMK-SMK baru disekitar SMA
Patria berpengaruh besar terhadap jumlah siswa yang mendaftar pada setiap tahunnya. Biasanya SMA Patria menerima murid dari sisa pendaftaran yang tidak
diterima di SMA Negeri ataupun SMK. Selain itu, sekolah tidak dapat menyeleksi siswa baru yang masuk, sehingga semua siswa langsung diterima tanpa bisa
memilih siswa yang berkualitas. Selain itu, hambatan juga terjadi pada kegiatan pencatatan, pengumpulan
data pribadi siswa sering terlambat sehingga pencatatan buku induk siswa tidak
74 komplit. Pencatatan nilai yang hendak dimasukkan ke rapor juga sering
mengalami kendala karena siswa belum menuntaskan nilainya hingga batas waktu penerimaan rapor. Berdasarkan keadaan tersebut, pada waktu penerimaan rapor
orangtua belum menerima rapor yang merupakan hasil belajar siswa selama satu semester.
b. Pembinaan peserta didik
Hambatan juga terjadi pada kegiatan pembinaan peserta didik. Pada saat kegiatan intrakurikuler yaitu ketika pelajaran banyak siswa yang sering membolos
sebelum jam pelajaran berakhir dan siswa juga sering datang telat ke sekolah. Hal ini juga terjadi pada kegiatan ekstrakurikuler yaitu kurangnya dukungan sekolah
seperti personalia yang mengurusi, sehingga partisipasi siswa dalam mengikuti ekstrakurikuler kurang dan kegiatan ekstrakurikuler tidak berjalan. Layanan yang
diberikan di sekolah juga hanya sebatas layanan perpustakaan dan layanan bimbingan konseling. Layanan perpustakaan tidak diberikan secara maksimal
karena tidak ada pembina khusus yang mengurusi perpustakaan. Layanan UKS dan layanan kantin tidak lagi diberikan karena untuk layanan UKS tidak
mempunyai sarana yang lengkap dan tidak mempunyai personil yang mengurusi, sedangkan layanan kantin tidak diberikan karena tidak ada yang berjualan dan jika
dibuka hanya sedikit siswa yang membeli.
c. Evaluasi peserta didik