Bagaimana jenis pelayanan yang mendukung siswa SMA Patria Bantul?

132 tergantung pelajaran yang diampu oleh setiap guru. Tugas biasanya diberikan secara individu, jarang diberikan secara kelompok. Ada juga siswa yang susah dalam mengumpulkan tugas yaitu melebihi jangka waktu yang ditentukan. Kemudian les dilaksanakan hanya pada waktu siswa memasuki kelas XII saja yaitu mulai semester 1 hingga semester 2 sebelum ujian. Les diberikan agar siswa dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi ujian akhir nasional UAN. Les dilaksanakan sore hari setelah kegiatan belajar mengajar utama selesai, tetapi jarang siswa bisa komplit masuk semua. b. Bagaimana jenis pelayanan yang mendukung siswa SMA Patria Bantul? P : Layanannya cuman ada perpustakaan sama bimbingan dan konseling. Yang jaga perpustakaan itu kan guru mata pelajaran, jadi waktu beliau ngajar ya terpaksanya ditutup. Walaupun guru mata pelajaran dan basicnya bukan pustakawan, tapi beliau pernah mendapat pelatihan tentang pengelolaan perpustakaan. Siswa itu jarang ke perpustakaan meminjam buku karena buku di perpustakaan belum banyak, kan sekarang pakai buku kurikulum 2013, dari atas belum turun, jadi kebanyakan guru di sini cuma beli secara pribadi, terus siswa diberi pinjam atau dikasih foto kopian. Kalau buku di perpus kan sudah kurikulum lama, jadi kurang bisa mendukung. Terkadang siswa juga disuruh ke perpustakaan untuk mengerjakan tugas dengan buku tertentu, tapi sekarang jarang ya karena belum ada buku yang sesuai itu tadi, masih nunggu turun dari atas. L : Layanannya cuma perpustakaan sama bimbingan konseling. Perpustakaannya jarang dibuka, soalnya yang jaga juga nyambi ngajar di sekolah lain. Soalnya kan yang jaga itu guru mata pelajaran, tapi beliau sudah punya sertifikat perpustakaan, dulu pernah ikut pelatihan tentang perpustakaan. Jadi perpustakaannya digunakan pas pelajaran saja, atau pas yang jaga ada di tempat, kadang saya ngasih tugas dengan referensi bukunya ada di perpustakaan biar anak-anak bisa ke perpustakaan, tapi sekarang kan kalau buku paket sudah ada dari guru, jadi siswa tinggal ke perpustakaan ngerjakan soal. Selain itu kalau ada tugas remidi misal perpustakaanya buka, ya ngerjakan di 133 perpustakaan. Sebenarnya dulu ada kantin sama UKS, tapi sayangnya yang ngelola nggak ada mbak. Kantinnya jarang ada yang beli, lha muridnya juga cuma sedikit terus jarang berangkat. Jadi kalau pada jajan ya harus keluar dari sini. Kalau UKSnya juga nggak ada yang ngelola, kan dulu yang ngelola guru mata pelajaran, tapi karena sekarang banyak guru yang ngajar di luar jadi ya ditutup, muridnya sini sedikit banget mbak. M : Dulu ada UKS, tapi nggak jalan mbak, nggak ada yang jaga, kan guru-gurunya juga banyak yang nyambi di sekolah lain karena kekurangan jam. Adanya cuma perpustakaan sama BK. Perpustakaan juga dipake pas buka aja, tapi jarang buka, kan yang jaga juga ngajar. Beliau guru mata pelajaran, tapi sudah punya sertifikat pelatihan mengelola perpustakaan. Kalau saya kadang saya kasih tugas untuk ngerjakan di perpus, tapi juga jarang. S : Layanan yang ada di sekolah ini Cuma perpustakaan sama bimbingan konseling. Tidak ada UKS, Kantin, dan lain-lain. Dulu sempat ada, tetapi sudah tidak berjalan, perpustakaan saja jarang buka, bahkan hampir tiap hari tidak dibuka, hanya sesekali saja pas mau dipake buat pelajaran, selebihnya ditutup rapat. Petugas khususnya juga tidak ada yang mengurusi perpustakaan. Kesimpulan:Layanan yang ada terdiri dari layanan perpustakaan dan layanan bimbingan konseling. Layanan perpustakaan sepi pengunjung, walaupun demikian, sesekali perpustakaan tetap digunakan, misalnya saja ketika pelajaran, guru meminta siswanya untuk mengerjakan di perpustakaan. Selain itu, siswa juga diberikan tugas yang bukunya hanya tersedia di perpustakaan. Petugas perpustakaan yang ada merupakan guru mata pelajaran yang sebelumnya pernah mengikuti pelatihan pengelolaan perpustakaan. Sebagai guru mata pelajaran, petugas perpustakaan lebih sering menutup perpustakaan karena tumpang tindih dengan kegiatan mengajar.

c. Bagaimana peran bimbingan konseling dalam membina peserta didik di