81 sikap dan tingkah laku siswa selama di sekolah dan dilaporkan pada saat
pertemuan dengan orangtua.
2. Pembinaan peserta didik
Kegiatan intrakurikuler di SMA Patria terlebih dahulu dilakukan penyusunan jadwal pembelajaran, dalam hal ini kegiatannya sudah terjadwal
sebelumnya. Hardina Ragil 2013 menjelaskan bahwa kegiatan intrakurikuler merupakan kegiatan penyelenggaraan proses belajar mengajar yang dalam
pelaksanaannya sudah mempunyai kepastian jadwal. Kegiatan ini terdiri dari tiga proses kegiatan, yaitu pendahuluan, inti, dan akhir atau penutup. Berdasarkan
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 dijelaskan tentang pelaksanaan pembelajaran dalam dalam kegiatan intrakurikuler
mencakup tiga kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup.
Kegiatan pendahuluan yang dilakukan adalah membuka pelajaran dan bertanya tentang materi atau menanyakan tugas pada pertemuan sebelumnya. Hal
ini sejalan dengan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 bahwa kegiatan pendahuluan guru menanyakan tentang materi
sebelumnya dan menyampaikan cakupan materi yang akan dijelaskan. Pada kegiatan inti, guru di SMA Patria menyampaikan pelajaran dengan metode
masing-masing, menjalin interaksi dengan murid, dan menasehati siswa. Berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 41 tahun
2007, pada kegiatan inti pelajaran, guru menjelaskan metode pembelajaran yang tepat dan memfasilitasi terjadinya interaksi antar peserta didik serta antara peserta
82 didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya. Terakhir yaitu pada
kegiatan penutup, guru menanyakan tentang materi yang baru saja diajarkan, kemudian menyimpulkan hasil pembelajaran, dan terkadang guru memberikan
tugas. Hal tersebut sesuai dengan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 bahwa dalam kegiatan penutup, guru
memberikan umban balik, tindak lanjut hasil pembelajaran, dan membuat kesimpulan bersama.
Untuk menunjang kegiatan intrakurikuler maka perlu adanya kegiatan kookurikuler. Kegiatan ini diberikan kepada siswa dalam bentuk tugas dan
tambahan jam pelajaran bagi kelas XII. Hardina Ragil 2013 menjelaskan bahwa kegiatan kookurikuler merupakan kegiatan
yang menunjang kegiatan
intrakurikuler danpelaksanaannya diluar kegiatan intrakurikuler yang bertujuan untuk memperdalam pengetahuan siswa tentang pelajaran yang dilakukan pada
kegiatan intrakurikuler. Selain kegiatan intrakurikuler dan kookurikuler, terdapat juga kegiatan
ekstrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler di SMA Patria tidak terlaksana karena tidak ada personalia yang mengurusi dan partisipasi siswa dalam mengikuti
kegiatan kurang. Hal ini tidak sejalan dengan tujuan kegiatan ekstrakurikuler menurut Rohinah M. Noor 2012: 75-81 bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah
kegiatan diluar mata pelajaran dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai dengan minat dan bakatnya. Sukarti Nasihin
Sururi Tim Dosen AP UPI, 2009: 211-212 menyatakan bahwa kegiatan ekstrakurikuler tidak wajib diikuti oleh setiap peserta didik, karena kegiatan
83 ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang diikuti berdasarkan minat dan bakat
peserta didik. Kegiatan ekstrakurikuler tidak wajib diikuti, tetapi kegiatan ini sangat dibutuhkan siswa untuk mengembangkan minat dan bakatnya, diluar
kemampuan akademiknya. Berdasarkan Permendiknas Nomor 39 Tahun 2008 juga dijelaskan bahwa pembinaan kesiswaan dilakukan melalui kegiatan
kookurikuler dan ekstrakurikuler. Jadi, untuk membina siswa di sekolah salah satunya melalui kegiatan ekstrakurikuler.
Pembinaan peserta didik juga dilakukan melalui pemberian layanan khusus. Layanan khusus yang ada di SMA Patria yaitu layanan perpustakaan dan layanan
bimbingan konseling. Layanan perpustakaan digunakan sebagai referensi bagi siswa dan guru dalam pembelajaran. Menurut Sukarti Nasihin Sururi Tim
Dosen AP UPI, 2013: 208, layanan perpustakaan menyediakan koleksi bahan pustaka yang dijadikan peserta didik sebagai referensi untuk mengikuti
pembelajaran. Petugas perpustakaan yang ada merupakan guru mata pelajaran yang sebelumnya pernah mengikuti pelatihan pengelolaan perpustakaan. Hal ini
seperti yang diungkapkan Sukarti Nasihin Sururi Tim Dosen AP FIP UPI, 2013: 208, penyelenggara dalam layanan perpustakaan yaitu guru yang ditunjuk
oleh kepala sekolah, baik sebagai ahli perpustakaan atau guru yang ditugaskan di perpustakaan dan telah mendapat latihan sebelumnya. Perpustakaan di SMA
Patria jarang dibuka karena terbatasnya personalia yang mengurusi perpustakaan. Hal ini tidak sejalan dengan tujuan layanan perpustakaan menurut Nasihin
Sururi Tim Dosen AP FIP UPI, 2013: 208 yaitu untuk menyajikan informasi
84 guna peningkatan proses belajar mengajar serta rekreasi bagi semua warga
sekolah dengan mempergunakan bahan pustaka. Layanan lainnya yang ada di SMA Patria berupa layanan bimbingan dan
konseling BK. Layanan BK yang ada di SMA Patria berupa pelayanan yang diberikan kepada peserta didik baik secara individual maupun kelompok. Sukarti
Nasihin Sururi Tim Dosen AP FIP UPI, 2013: 215-216 menjelaskan bahwa layanan bimbingan dan konseling merupakan bantuan yang diberikan kepada
peserta didik tentang kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam rangka mendampingi perkembangan peserta didik secara optimal.
3. Evaluasi Peserta Didik