Kookurikuler Ekstrakurikuler Pembinaan Peserta Didik

62 Pada saat kegiatan intrakurikuler berlangsung, guru tetap melakukan pembinaan khususnya pembinaan disiplin. Bagi siswa yang terlambat, guru menyuruh siswa untuk membuat surat ijin masuk kelas dan manyapu ruang guru atau kepala sekolah dengan harapan menimbulkan efek jera. Guru selalu memperingatkan siswa yang berbuat gaduh di kelas dan mengganggu kegiatan belajar mengajar. Siswa lebih susah diperingatkan walaupun jumlah siswa sangat sedikit dan jauh dari minimal peserta didik yang ada di kelas. Siswa dipanggil secara pribadi jika sekali atau dua kali siswa ditegur dan diperingatkan tidak bisa karena suatu pelanggaran tertentu.

b. Kookurikuler

Kegiatan kookurikuler dilakukan dengan cara memberi penguatan materi terhadap siswa diluar kegiatan belajar mengajar. Penguatan materi diberikan dalam bentuk pemberian tugas dan kegiatan pelajaran tambahan atau les. Penguatan materi perlu diberikan agar siswa lebih memahami pelajaran yang diberikan pada waktu proses belajar mengajar. Tugas yang diberikan oleh masing- masing guru jelas berbeda, tergantung pelajaran yang diampu oleh setiap guru. Tugas biasanya diberikan secara individu, jarang diberikan secara kelompok. Ada juga siswa yang susah dalam mengumpulkan tugas sehingga melebihi jangka waktu yang ditentukan, namun guru tetap mentolerir hal tersebut. Selain tugas, penguatan materi diberikan dalam bentuk les. Les dilaksanakan hanya pada waktu siswa memasuki kelas XII saja yaitu mulai semester 1 hingga semester 2 sebelum ujian. Les diberikan agar siswa dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi 63 ujian akhir nasional UAN. Les dilaksanakan sore hari setelah kegiatan belajar mengajar utama selesai.

c. Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler di SMA Patria tidak terlaksana. Hal tersebut seperti yang diungkapkan L pada tanggal 20 Januari 2015, ”kegiatan ekstrakurikulernya nggak ada mbak, udah nggak jalan lagi”. Hal senada juga diungkapkan M pada tanggal 19 Januari 2015, ”disini nggak ada ekstrakurikuler mbak, ada jadwal program tapi nggak jalan, dulu ada jait tapi berhenti karena nggak ada yang ngajar, gurunya udah nggak disini, adanya cuma prakarya tapi siswa juga nggak minat”. Walaupun sudah tidak ada lagi kegiatan ekstrakurikuler, namun sekolah masih mempunyai beberapa sarana untuk kegiatan ekstrakurikuler. Sarana yang sudah lama tidak digunakan mengakibatkan sarana yang ada sudah tidak terawat dengan baik. Hal tersebut seperti yang diungkapkan P pada tanggal 17 Januari 2015, ”kalau sarana itu ya sebagian ada, sebagian tidak, tapi kan sekarang ekstrakurikulernya sudah tidak berjalan lagi”. Kegiatan ekstrakurikuler yang sudah tidak berjalan mengakibatkan partisipasi siswa juga tidak ada untuk mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Selain itu, dukungan sekolah terhadap kegiatan ekstrakurikuler tidak ada karena pembina ekstrakurikuler juga tidak tersedia. Sekolah juga lebih memfokuskan pembinaan siswa terhadap kegiatan intrakurikuler. Oleh sebab itu, tidak terlaksananya kegiatan ekatrakurikuler karena kurangnya dukungan sekolah, partisipasi siswa yang tidak ada, tidak adanya tenaga pengajar, dan juga sekolah lebih fokus pada kegiatan intrakurikuler saja sehingga kurang dalam mengembangkan minat dan bakat peserta didik. 64

d. Layanan Khusus