Kajian Tentang Anak Tunagrahita

12

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Tentang Anak Tunagrahita

Tunagrahita merupakan kata lain dari retardasi mental mental retardation. Arti tuna itu sendiri adalah merugi, sedangkan arti grahita adalah pikiran. Anak tunagrahita adalah kondisi anak yang kecerdasannya jauh dibawah rata-rata yang ditandai oleh keterbatasan intelegensi dan ketidakcakapan dalam interaksi sosial. Seorang anak dikatakan menyandang tunagrahita apabila perkembangan dan pertumbuhan mentalnya dibandingkan anak normal yang sebaya memerlukan pendidikan khusus, latihan khusus, bimbingan khusus supaya mentalnya dapat berkembang seoptimal mungkin Sutratinah Tirtonegoro,1995: 4.Anak tunagrahita adalah individu yang secara signifikan memiliki intelegensi dibawah intelegensi normal. Biasanya anak tunagrahita memiliki kemampuan intelegensi IQ dibawah rata-rata dan akan mengalami kesulitan dalam penyesuaian perilaku. Hal ini berarti anak tunagrahita tidak dapat mencapai kemandirian yang sesuai dengan ukuran standard kemandirian dan tanggung jawab sosial anak normal yang lainnya. Anak tunagrahita juga akan mengalami masalah dalam keterampilan akademik dan berkomunikasi dengan kelompok usia sebaya. Kemampuan adaptif seseorang tidak selamanya tercermin pada hasil tes IQ. Latihan, pengalaman, motivasi, dan lingkungan sosial sangat besar pengaruhnya pada kemampuan 13 adaptif seseorang. Anak tunagrahita kurang cakap dalam memikirkan hal-hal yang bersifat abstrak. Menurut Mumpuniarti 2007: 13 klasifikasi anak hambatan mental atau tunagrahita sebagai berikut: 1. Hambatan mental ringan; tingkat kecerdasan IQ berkisar 50-70, dalam penyesuaian sosial maupun bergaul, mampu menyesuaikan diri pada lingkungan sosial yang lebih luas. 2. Hambatan mental sedang; tingkat kecerdasan IQ berkisar 30-50, mampu melakukan keterampilan menugurus diri sendiri self-helf; mampu mengadakan adaptasi sosial di lingkungan terdekat; dan mampu mengerjakan pekerjaan rutin yang perlu pengawasan atau bekerja di tempat kerja terlindung sheltered work-shop. 3. Hambatan mental berat dan sangat berat, mereka sepanjang kehidupannya selalu tergantung bantuan dan perawatan orang lain. Tingkat kecerdasan IQ kurang dari 30. Sebagian cerebral palsy, sekitar 45 mengalami keterbelakangan mental dan 35 lagi mempunyai tingkat kecerdasan sedikit di bawah rata-rata Musjafak Assjari, 1995: 68. Kelumpuhan pada otak mengganggu fungsi kecerdasan, di samping kemungkinan mengganggu pusat koordinasi gerak, sehingga kelainan cerebral palsy terdiri tunagrahita dan gangguan koordinasi gerak. Anak kelas III di SLB N 1 Bantul yang digunakan sebagai subjek peneliti merupakan anak cerebral palsy tipe spastik yang disertai dengan hambatan intelektual. Dari hasil wawancara terhadap guru, anak memiliki tingkat kecerdasan IQ yaitu 14 70. Tingkat kecerdasan IQ 70 merupakan anak hambatan mental atau tunagrahita kategori ringan. Anak hambatan mental ringan usia kecerdasanmental mental ageMA berkembang tidak sejalan dengan bertambahnya usia kronologis chronologicalageCA. Mereka mengalami ketertinggalan 2 atau 5 tingkatan di bidang kognitif dibanding anak normal yang usianya sebaya. Sehingga materi pembelajaran yang diberikan oleh guru untuk anak cerebral palsy kelas III Di SLB N 1 Bantul menggunakan materi kelas 1.

B. Kajian Tentang Anak Cerebral Palsy

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK MELALUI MEDIA FLASH CARD DI KELOMPOK Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Anak Melalui Media Flash Card Di Kelompok B TK Aisyiyah, Gajahan, Pasar Kliwon, Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014.

0 2 10

PENGARUH PERMAINAN ALAT MUSIK DRUM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK ANAK CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK DI SLB AZ-ZAKIYAH.

0 1 39

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRET TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL HURUF PADA SISWA CEREBRAL PALSY KELAS III DI SLB NEGERI 1 BANTUL.

0 0 138

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPAKAIAN MELALUI METODE DRILL PADA ANAK CEREBRAL PALSY DI SEKOLAH LUAR BIASA DAYA ANANDA.

1 6 222

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MELALUI TEKNIK LATIHAN GRAPHOMOTOR PADA ANAK CEREBRAL PALSY DI SEKOLAH LUAR BIASA DAYA ANANDA.

12 56 187

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA GAME EDUKATIF TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK CEREBRAL PALSY KELAS DASAR II DI SLB WIDYA MULIA PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA.

1 5 177

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UPIN IPIN TERHADAP KEMAMPUAN PENJUMLAHAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ANAK CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK KELAS III DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 BANTUL.

1 10 192

KEEFEKTIFAN MULTIMEDIA BERBASIS FLASH UNTUK MENGENALKAN KONSEP ANGGOTA TUBUH BAGI ANAK TUNAGRAHITA SEDANG KELAS I DI SEKOLAH LUAR BIASA YAPENAS YOGYAKARTA.

0 0 191

KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS DASAR 1 SEKOLAH LUAR BIASA SEKAR TERATAI 1 SRANDAKAN BANTUL.

0 5 103

PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA KELAS 1 SD - Unika Repository

1 5 16