112 tutup, anak tidak mampu membaca kata pada media flash card tersebut.
karena itu saat mengerjakan soal matchingatau menjodohkan subjek membutuhkan bantuan dengan melihat gambar dan mencari tulisan yang
sama sesuai gambar yang ada pada soal tersebut. Subjek mampu membaca suku kata dengan mandiri meskipun masih terdapat beberapa kesalahan
pada pertemuan kelima dan keenam.
D. Analisis Data
Analisis data pada penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dengan grafik dan analisa data berdasarkan pada data individu.Komponen yang
dianalisis dalam penelitian ini yaitu analisis dalam kondisi dan analisis antarkondisi. Data yang dianalisis yaitu pada persentase keberhasilan dan
durasi waktu yang diperoleh subjek pada tes kemampuan membaca permulaan baik pada baseline I, intervensi, dan baseline II. Analisis statistik yang
digunakan yaitu analisis dalam kondisi dan juga analisis antarkondisi.
1. Presentase Keberhasilan
a. Analisis data dalam kondisi
Analisis data pada penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dengan grafik dan analisa data berdasarkan pada data individu. Komponen
yang akan dianalisis dalam kondisi ini antara lain adalah panjang kondisi, kecenderungan arah, tingkat stabilitas, tingkat perubahan, jejak data, dan
rentangdata, serta perubahan level. Landasan dalam pelaksanaan analisis dalam kondisi yaitu berdasarkan rumusan yang disampaikan Juang
113 Sunanto, dkk. 2005: 108-113.Pengujian dalam penelitian ini dilakukan
dengan melihat pengaruh penggunaan media flash cardterhadap kemampuan membaca permulaan subjek yang dialami sebelum dan
sesudah diberikan treatment oleh peneliti. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah penggunaan media flash cardberpengaruh positif
untuk mengubah perilaku akademik siswa tunagrahita cerebral palsy tipe spastik yang terlihat dari persentase keberhasilan dari sedikit menjadi
banyak dan durasi waktu mengerjakan menjadi lebih pendek dalam menyelesaikan tes kemampuan membaca permulaan.
analisis antarkondisi pada persentase keberhasilan dianalisis dengan membandingkan kondisi pada fase baseline I dengan intervensi, intervensi
dengan baseline II, serta baseline I dengan baseline II. Analisis antarkondisi dilakukan dengan membandingkan pada faktor banyaknya
variable, perubahan kecenderungan arah, perubahan stabilitas, perubahan level dan analisis data overlap.Berdasarkan data yang telah dipaparkan di
atas berikut adalah hasil dari seluruh tahap penelitian ini baseline 1, intervensi, dan baseline 2 yang disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 17. Data Hasil Persentase Keberhasilan Subjek FNP dalam Tes Kemampuan Membaca Permulaanpada Fase
Baseline I - Intervensi -
Baseline II.
Tahap penelitian
Pertemuan ke-
Skor Persentase
1 64
46 Baseline 1 A
2 64
46 3
64 46
4 73
52 5
80 57
Intervensi B 6
90 64
114 7
96 69
8 102
73 9
110 79
10 111
79 Baseline 2 A
11 115
82 12
115 82
Berdasarkan pada data di atas, dari persentase keberhasilan subjek mengerjakan tes kemampuan membaca permulaan maka untuk
mempermudah dalam menganalisis data disajikan pula dalam bentuk grafik. Adapun grafik dari data tersebut adalah sebagai berikut:
Gambar 8. Grafik Persentase Keberhasilan Tes Kemampuan Membaca Permulaan Pada Fase
Baseline I A – Intervensi B –Baseline
II A ’
Data di atas merupakan hasil persentase keberhasilan yang diperoleh oleh subjek dalam melaksanakan tes kemampuan membaca permulaan, baik pada
fase baseline I, intervensi, maupun baseline II.Berdasarkan data tersebut dapat terlihat adanya peningkatan dari baseline I ke fase intervensi, hal ini
dapat menunjukkan bahwa terdapat keefektifan media flash card untuk
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Bas el
in e-
…
Bas e
li n
e -1
ke d
u a
Bas e
li n
e -1
ke ti
ga
In terv
e n
si k
e -1
In terv
e n
si k
e -2
In terv
e n
si k
e -3
In terv
e n
si k
e -4
In terv
e n
si k
e -5
In terv
e n
si k
e -6
Bas el
in e-
…
Bas e
li n
e -2
ke d
u a
Bas e
li n
e -2
ke ti
ga
Persentase Keberhasilan
Persentase Keberhasilan
115 meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak. Hal ini juga
dikarenakan bahwa media flash card dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan yang ditetapkan pada persentase keberhasilan 70. Pada
intervensi terdapat empat data yang berada di bawah 70, namun pada baseline-2 semua persentase keberhasilan dapat melewati batas minimal
target yang telah ditentukan. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa media flash card berpengaruh positif terhadap subjek.
Berdasarkandata diatas selanjutnya dianalisis menggunakan analisis dalam kondisi serta analisis antarkondisi. Analisis dari data tersebut adalah
sebagai berikut: 1
Panjang kondisiinterval Menurut Juang Sunanto, dkk. 2005: 108
Panjang interval menunjukkan ada berapa sesi dalam kondisi tersebut . Berdasarkan
kutiapan tersebut maka dalam penelitian yang dilakukan pada fase baseline I memiliki panjang kondisi 3, fase intervensi memiliki panjang
kondisi 6, sedangkan pada fase baseline II memiliki panjang kondisi sebanyak 3 kali. Data tersebut dapat dikelompokkan dalam tabel sebagai
berikut:
Tabel 18. Analisis dalam kondisi pada komponen panjang kondisi
Kondisi Baseline I A
Intervensi B Baseline II
A ’
Panjang Kondisi 3
6 3
116 2
Kecenderungan Arah Pada baseline-1 kecenderungan arah sejajar =, hal tersebut berarti
pada baseline-1 tidak mengalami perubahan kemampuan atau kecenderungan arah sejajar. Pada fase intervensi adanya perubahan
perilaku akademik subjek ke arah positif selama diberikan intervensi dengan menggunakan media flash card, sehingga pada intervensi
kecenderungan arah yaitu naik + yang berarti persentase keberhasilan yang diperoleh subjek semakin meningkat. Sedangkan pada baseline-2
kecenderungan arah naik + adanya perubahan persentase keberhasilan yang semakin meningkat. Berdasarkan hasil dari analisis diatas maka
dapat diperoleh hasil data dalam bentuk table sebagai berikut:
Tabel 19. Analisis dalam kondisi pada komponen kecenderungan arahgrafik.
Kondisi Baseline I A
Intervensi B Baseline II A
’ Panjang Kondisi
3 6
3 Kecenderungan
Arah -
+ +
3 Kecenderungan Stabilitas
Kecenderungan stabilitas dianalisis berdasarkan setiap fase yang telah dilakukan. Menurut Juang Sunanto, dkk. 2005: 110 menjelaskan
cara untuk mendapatkan kecenderungan stabilitas sebagai berikut; Menentukan
kecenderungan stabilitas,
dalam hal
ini menggunakan kriteria stabilitas 15. Kemudian langkah ke-1;
menghitung rentang stabilitas dengan cara mengalikan skor
117 tertinggi dengan kriteria stabilitas 15. Langkah ke-2:
Hutunglah mean level. Langkah ke-3: Tetukan batas atas dengan cara mean level ditambah setengah dari rentang stabilitas.
Langkah ke-4: Tentukan batas bawah dengan cara mean level dikurangi setengah dari rentang stabilitas. Langkah ke-5:
Menentukan persentase stabilitas dengan cara, banyaknya data point yang ada dalam rentangdibagi banyaknya data point. Jika
persentase stabilitas sebesar 85 - 90 dikatakan stabil, sedangkan dibawah itu dikatakan tidak stabil variable .
Berdasarkan padapendapat diatas maka tahapan yang perlu dilakukan dalam menganalisis kecenderungan arah yaitu, menentukan rentang
stabilitas pada setiap fase, menentukan mean, yang berfungsi untuk mencari batas atas dan batas bawah data. Kemudian menentukan
persentase sstabilitas data yang digunakan untuk menentukan apakah kecenderungan arah stabil atau variable. Untuk mempermudah analisis
data maka dilakukan penglmpokan analisis pada baseline I, intervensi, dan baseline II, sebagai berikut.
a
Rentang stabilitas
Seperti telah disampaikan bahwa dalam menghitung rentang stabilitas yaitu dengan mengalikan skor tertinggi dengan kriteria stabilitas yaitu
15, maka dapat ditulis sebagai berikut; Baseline-1
Intervensi
Baseline-2 46 x 15 = 6.9
79 x 15 = 11.85
82 x 15 = 12.30
118 b
Mean level Mencari mean level yaitu dengan cara menjumlahkan semua nilai pada
pada satu fase kemudian membaginya dengan banyaknya tes yang dilakukan dalam fase tersebut. Maka dapat diperoleh data sebagai
berikut: Baseline-1
Intervensi
Baseline-2
c Batas atas data
Menghitung batas atas data seperti yang telah disampaikan yaitu dengan cara mean level ditambah setengah dari rentang stabilitas,
maka diperoleh hasil sebagai berikut; Baseline-1
Intervensi
Baseline-2
d Batas bawah data
46+46+46 : 3 = 46
52+57+64+69+73+79 : 6 = 65.67
79+82+82 : 3 = 81
46 + 3.45 = 49.45
65.67 + 5.93 = 71.6
81 + 6.15 = 87.15
119 Menghitung batas bawah data seperti yang telah disampaikan yaitu
dengan cara mean level dikurangi setengah dari rentang stabilitas, maka diperoleh hasil sebagai berikut;
Baseline-1
Intervensi
Baseline-2
e Persentase stabilitas
Berdasarkan pemaparan diatas bahwa dalam menentukan persentase stabilitas yaitu dengan cara, banyaknya data point yang ada dalam
rentangdibagi banyaknya data point. Maka diperoleh data sebagai berikut.
1. Baseline I
Banyaknya data point yang masuk kedalam rentang 42.55 sampai 49.45 yaitu 3, sedangkan banyaknya data 3, maka diperoleh
perhitungan sebagai berikut;
2. Intervensi
Banyaknya data point yang masuk kedalam rentang 59.74 sampai 71.6 yaitu 2, sedangkan banyaknya data 6, maka diperoleh
perhitungan sebagai berikut; 46 - 3.45 = 42.55
65.67 - 5.93 = 59.74
81 - 6.15 = 74.85
3 : 3 x 100 = 100 stabil
2 : 6 x 100 = 33.33 variable
120 3.
Baseline II Banyaknya data point yang masuk kedalam rentang 74.85 sampai
87.15 yaitu 3, sedangkan banyaknya data 3, maka diperoleh perhitungan sebagai berikut;
Berdasarkan hasil dari perhitungan tersebut dapat diperoleh data tabel sebagai berikut:
Tabel 20. Analisis dalam kondisi pada komponen kecenderungan stabilitas grafik.
Kondisi Baseline I
A Intervensi B
Baseline II A
’ Panjang Kondisi
3 6
3 EstimasiKecenderungan
Arah =
+ +
Kecenderungan Stabilitas
Stabil 100
Variabel 33.33
Stabil 100
Data kecenderungan
stabilitas diatas
menunjukkan bahwa
kecenderungan stabilitas data pada baseline I yaitu stabil dengan persentase stabilitas sebesar 100. Stabilitas data 100 berarti bahwa
pada fase baseline-1 seluruh data berada pada rentang stabil yang telah ditentukan yaitu 42,55 sampai 49,45 yang berarti bahwa ketiga data pada
baseline-1 stabil. Fase intervensi juga memiliki kecenderungan stabilitas yang variabel yaitu pada 33,33. Pada fase intervensi terdapat dua dari
3 : 3 x 100 = 100 stabil
121 enam berada pada rentang stabil yang telah ditentukan yaitu 59,74 sampai
71,6. Dari hasil tersebut, bahwa peningkatan hasil yang terjadi selama intervensi ke-1 sampai ke-6 memiliki kecenderungan stabilitas yang
variabel.Sedangkan pada baseline dua kecenderunagn stabilitasnya data yang diperoleh yaitu stabil pada persentase stabilitas sebesar 100.
4 Jejak data
Kecenderungan jejak data sama dengan kecenderungan pada arah grafik.Berdasarkan pada kecenderungan arah data dapat diketahui bahwa
baseline I menunjukkan jejak data sejajar =, hal tersebut berarti pada baseline-1 tidak terjadi perubahan data dari satu sesi ke sesi selanjutnya
sehingga disebut sejajar atau tetap.Jejak data pada fase intervensi yaitu naik +, hal tersebut berarti bahwa pada fase intervensi terjadi perubahan
perilaku akademik subjek ke arah yang positif yang terlihat dari perubahan persentase keberhasilan semakin meningkat dari satu sesi ke
sesi selanjutnya selama diberikan intervensi yaitu berupa penggunaan mediaflash card. sedangkan jejak data pada fase baseline-2 yaitu naik
+,hal tersebut berarti pada baseline-2terjadi perubahan data dari satu sesi ke sesi selanjutnya.Berikut rangkuman hasil jejak data yang disajikan
dalam bentuk tabel:
Tabel 21. Analisis dalam kondisi pada komponen Jejak data pada grafik
. Kondisi
Baseline I A
Intervensi B Baseline II
A ’
Panjang Kondisi 3
6 3
EstimasiKecenderungan
122 Arah
= +
+ Kecenderungan
Stabilitas Stabil
100 Variabel
33.33 Stabil
100
Jejak Data =
+ +
5 Level stabilitas dan rentang
Level stabilitas data mengacu pada kecenderungan stabilitas data, diketahui bahwabaseline Istabilitas rentang merupakan jarak antara data
sesi pertama dengan data sesi terakhir yang ada pada fase baseline-1 yaitu 46-46. Pada Intervensi, stabilitas rentang merupakan jarak antara data sesi
pertama dengan data sesi terakhir yang ada pada fase intervensi yaitu 52- 79. Sedangkan pada Baseline-2, stabilitas rentang merupakan jarak antara
data sesi pertama dengan data sesi terakhir yang ada pada fase baseline-2 79-82.Hasil tersebut disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 22. Analisis dalam kondisi pada komponen level stabilitas dan rentang data pada grafik.
Kondisi Baseline I
A Intervensi B
Baseline II A
’ Panjang Kondisi
3 6
3 EstimasiKecenderungan
Arah =
+ +
Kecenderungan Stabilitas
Stabil 100
Variabel 33.33
Stabil 100
Jejak Data =
+ +
Level Stabilitas Stabil
Variabel Stabil
123 Renang
46-46 52-79
79-82
6 Perubahan level
Menurut Juang Sunanto, dkk. 2005: 112 Menentukan level
perubahan dengan cara; tandai data pertama hari ke 1 dan data terakhir pada satu fase. Hitung selisih antara kedua data dan tentukan arahnya
menaik atau menurun dan beri tanda + jika membaik, - memburuk, dan = jika tidak ada perubahan . Berdasarkan data tersebut maka dapat
diperoleh data sebagai berikut: Baseline-1
Intervensi
Baseline-2
Data yang diperoleh tersebut dimasukkan kedalam tabel, sebagai berikut:
Tabel 23. Analisis dalam kondisi pada komponen perubahan level data pada grafik.
Kondisi Baseline I
A Intervensi B
Baseline II A
’ Panjang Kondisi
3 6
3 EstimasiKecenderungan
Arah =
+ +
46 – 46 = 0 =
79 – 52 = 27 +
82 – 79 = 3 +
124 Kecenderungan
Stabilitas Stabil
100 Variabel
33.33 Stabil
100
Jejak Data =
+ +
Level Stabilitas Renang
Stabil 46-46
Variabel 52-79
Stabil 79-82
Perubahan Level 46-46
= 79-52
+ 82-79
+
Berdasarkan data tersebut maka level perubahan pada fase baseline I yaituperubahan level menunjukkan besar perubahan atau selisih antara
data sesi pertama dengan data sesi terakhir yang ada pada fase baseline-1 yaitu 46-46= 0 yang berarti tidak ada perubahan level atau perubahan
kemampuan membaca permulaan pada fase baseline-1.Perubahan level menunjukkan besar perubahan atau selisih antara data sesi pertama
dengan data sesi terakhir yang ada pada fase intervensiyaitu 79-52=+27 yang berarti ada perubahan level atau perubahan kemampuan membaca
permulaan pada fase intervensi yaitu ada peningkatan 27 poin pada kemampuan membaca permulaan dengan menggunakan mediaflash card.
Sedangkan Baseline-2, perubahan level menunjukkan besar perubahan atau selisih antara data sesi pertama dengan data sesi terakhir yang ada
pada fase baseline-2 yaitu 82-79 = 3 yang berarti ada perubahan level atau kemampuan membaca permulaan pada fase baseline-2yaitu 3 poin
pada kemampuan membaca permulaan dengan menggunakan media flash card.
125
b. Analisis Antarkondisi
Komponen yang akan dianalisis antarkondisi adalah variabel yang diubah, perubahan kecenderungan arah dan efeknya, perubahan stabilitas,
perubahan level data, dan data yang tumpang tindih overlap.Pelaksanaan analisis antarkondisi dilakukan dengan membandingkan antara baseline I
dengan intervensi, intervensi dengan baseline II, serta baseline I dengan baseline II. Variable yang diubah dalam penelitian ini yaitu 1 variabel.
Tabel 24. Rangkuman Hasil Analisis Antarkondisi
Perbandingan Kondisi BA
A ’B
1.
Jumlah variabel yang diubah
1 1
2.
Perubahan kecenderungan arah danefeknya
= + + +
3.
Perubahan kecenderungan stabilitas
Stabil ke variabel Variabel ke stabil
4.
Perubahan level
52-46 6
82-52 30
5.
Persentase Overlap
0:6x 100= 0 2:3 x 100= 66,67
Berdasarkan analisis data dari tabel di atas dapat diketahui bahwa: 1
Jumlah Variabel yang Diubah a
Pada analisis antarkondisi baseline-1 dengan intervensi, jumlah variabel yang diubah satu yaitu kemampuan membaca permulaan.
b Pada analisis antarkondisi intervensi dengan baseline-2, jumlah
variabel yang diubah satu yaitu kemampuan membaca permulaan.
126 2
Perubahan kecenderungan arah dan efeknya. Menentukan perubahan arah pada analisis antarkondisi yaitu dengan
mengambil data pada analisis dalam kondisi di atas. Menentukan efek pada hasil data yaitu dengan melihat perubahan yang terjadi, jika terjadi
perubahan yang menunjukkan membaik maka diberi tanda +, sedangkan jika perubahan memburuk diberikan tanda -.Berdasarkan
data tersebut kecenderungan arah data dari perbandinganBaseline I Intervensi yaitu sejajar dengan meningkat, yang berarti terdapat
perubahan kearah yang lebih baik pada fase intervensi dibandingkan baseline I.Perbandingan kecenderungan arah pada fase intervensi
dengan baseline II menunjukkan hasil data yang sama-sama meningkat, data ini menunjukkan bahwa adanya keefektifan penggunaan media
flash card dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan, karena mampu meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada
subjek. 3
Perubahan Stabilitas. Menentukan perubahan kecenderungan stabilitas yaitu dengan
melihat kembali hasil analisis dalam kondisi pada komponen kecenderungan arah, kemudian dimasukkan dalam format tabel
perbandingan.Perubahan kecenderungan stabilitas data bila melihat dari data analisis dalam kondisi maka perbandingan antara baseline I dengan
Intervensi yaitu stabil ke variable, perbandingan pada fase intervensi dengan baseline II variabel ke stabil. Ini dapat diartikan bahwa
127 peningkatan data yang terjadi pada fase intervensi bersifat variabel, atau
tidak stabil pada satu nilai pasti. Meskipun demikian tetap terjadi peningkatan yang cukup baik yang dapat dilihat dari perubahan
level.Peningkatan yang terjadi pada baseline II bersifat stabil.
4 Perubahan level
Menentukan level perubahan dengan cara; tentukan data point pada kondisi fase pembanding pada sesi terakhir dan sesi pertama pada
kondisi fase yang dibandingkan, kemudian hitung selisih antara keduanya. Jika hasilnya membaik maka diberi tanda +, sedangkan jika
memburuk diberi tanda -.Perubahan level kemampuan penjumlahan meningkat yaitu skor 46 pada pertemuan terakhir tahap baseline 1 A1
menjadi skor 52 pada pertemuan pertama tahap intervensi B, hal ini berarti kondisinya meningkat + setelah intervensi dilakukan.
Perbandingan perubahan level pada fase baseline I dengan Intervensi yaitu sebesar 6, ini menunjukkan media flash card efektif dalam
meningkatkan kemampuan membaca permulaan dengan peningkatan nilai sebesar 6. Perubahan level pada pertemuan terakhir tahap baseline
2 A2 dengan pertemuan pertama tahap intervensi B terdapat perubahan yang berarti meningkat dari skor 52 menjadi 82 +30. Hal
ini menunjukkan bahwa media flash card efektif setelah diajarkan kepada subjek FNP dalam meningkatkan kemampuan membaca
permulaan.
128 5
Persentase Overlap Perhitungan data untuk memperoleh persentase overlap telah
dicontohkan oleh Juang Sunanto, dkk. 2005: 115. Yaitu sebagai berikut;
Menentukan overlap data pada kondisi baseline A dengan intervensi B dengan cara: a Lihat kembali batas bawah
dan atas pada kondisi baseline; b Hitung ada berapa data point pada kondisi intervensi yang berada pada rentang
kondisi baseline I; c Perolehan pada langkah b dibagi dengan banyaknya data point dalan kondisi Intervensi
kemudian dikalikan 100. Semakin kecil persentase overlap maka semakin baik pengaruh atau keefektifan intervensi
terhadap perilaku sasaran .
Berdasarkan rumusan diatas maka dapat diperoleh presentase overlap sebagai berikut:
1 Baseline-1 intervensi
Rentang antara batas atas dan batas bawah fase baseline I yaitu; 42,55 sampai 49,45. Data pada fase intervensi yang masuk kedalam
rentang tersebut yaitu 0. Maka dipeoleh perhitungan sebagai berikut;
2 Intervensi baseline-2
Rentang antara batas atas dan batas bawah fase Intervensi yaitu; 74,85 sampai 87,15. Data pada fase Baseline II yang masuk
kedalam rentang tersebut yaitu 2. Maka dipeoleh perhitungan sebagai berikut;
0 : 6 x 100 = 0
2 : 3 x 100 = 66,67
129 Pada analisis antarkondisi baseline-1 dengan intervensi, persentase
overlap yaitu 0. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat keefektifan intervensi yang baik terhadap perilaku sasaran. Menurut
Juang Sunanto, dkk. 2005: 116 Semakin kecil persentase overlap maka semakin baik pengaruh atau keefektifan intervensi terhadap
perilaku sasaran . Perbandingan persentase overlap pada intervensi dengan baseline II sebesar 66,67, data ini menunjukkan adanya
keefektifan intervensi kurang begitu baik ketika perlakuan dihentikan pada baseline II.Berdasarkan catatan yang diberikan.
2. Durasi Waktu