Presentase Keberhasilan Analisis Data

112 tutup, anak tidak mampu membaca kata pada media flash card tersebut. karena itu saat mengerjakan soal matchingatau menjodohkan subjek membutuhkan bantuan dengan melihat gambar dan mencari tulisan yang sama sesuai gambar yang ada pada soal tersebut. Subjek mampu membaca suku kata dengan mandiri meskipun masih terdapat beberapa kesalahan pada pertemuan kelima dan keenam.

D. Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dengan grafik dan analisa data berdasarkan pada data individu.Komponen yang dianalisis dalam penelitian ini yaitu analisis dalam kondisi dan analisis antarkondisi. Data yang dianalisis yaitu pada persentase keberhasilan dan durasi waktu yang diperoleh subjek pada tes kemampuan membaca permulaan baik pada baseline I, intervensi, dan baseline II. Analisis statistik yang digunakan yaitu analisis dalam kondisi dan juga analisis antarkondisi.

1. Presentase Keberhasilan

a. Analisis data dalam kondisi

Analisis data pada penelitian ini menggunakan statistik deskriptif dengan grafik dan analisa data berdasarkan pada data individu. Komponen yang akan dianalisis dalam kondisi ini antara lain adalah panjang kondisi, kecenderungan arah, tingkat stabilitas, tingkat perubahan, jejak data, dan rentangdata, serta perubahan level. Landasan dalam pelaksanaan analisis dalam kondisi yaitu berdasarkan rumusan yang disampaikan Juang 113 Sunanto, dkk. 2005: 108-113.Pengujian dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat pengaruh penggunaan media flash cardterhadap kemampuan membaca permulaan subjek yang dialami sebelum dan sesudah diberikan treatment oleh peneliti. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah penggunaan media flash cardberpengaruh positif untuk mengubah perilaku akademik siswa tunagrahita cerebral palsy tipe spastik yang terlihat dari persentase keberhasilan dari sedikit menjadi banyak dan durasi waktu mengerjakan menjadi lebih pendek dalam menyelesaikan tes kemampuan membaca permulaan. analisis antarkondisi pada persentase keberhasilan dianalisis dengan membandingkan kondisi pada fase baseline I dengan intervensi, intervensi dengan baseline II, serta baseline I dengan baseline II. Analisis antarkondisi dilakukan dengan membandingkan pada faktor banyaknya variable, perubahan kecenderungan arah, perubahan stabilitas, perubahan level dan analisis data overlap.Berdasarkan data yang telah dipaparkan di atas berikut adalah hasil dari seluruh tahap penelitian ini baseline 1, intervensi, dan baseline 2 yang disajikan dalam tabel berikut: Tabel 17. Data Hasil Persentase Keberhasilan Subjek FNP dalam Tes Kemampuan Membaca Permulaanpada Fase Baseline I - Intervensi - Baseline II. Tahap penelitian Pertemuan ke- Skor Persentase 1 64 46 Baseline 1 A 2 64 46 3 64 46 4 73 52 5 80 57 Intervensi B 6 90 64 114 7 96 69 8 102 73 9 110 79 10 111 79 Baseline 2 A 11 115 82 12 115 82 Berdasarkan pada data di atas, dari persentase keberhasilan subjek mengerjakan tes kemampuan membaca permulaan maka untuk mempermudah dalam menganalisis data disajikan pula dalam bentuk grafik. Adapun grafik dari data tersebut adalah sebagai berikut: Gambar 8. Grafik Persentase Keberhasilan Tes Kemampuan Membaca Permulaan Pada Fase Baseline I A – Intervensi B –Baseline II A ’ Data di atas merupakan hasil persentase keberhasilan yang diperoleh oleh subjek dalam melaksanakan tes kemampuan membaca permulaan, baik pada fase baseline I, intervensi, maupun baseline II.Berdasarkan data tersebut dapat terlihat adanya peningkatan dari baseline I ke fase intervensi, hal ini dapat menunjukkan bahwa terdapat keefektifan media flash card untuk 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Bas el in e- … Bas e li n e -1 ke d u a Bas e li n e -1 ke ti ga In terv e n si k e -1 In terv e n si k e -2 In terv e n si k e -3 In terv e n si k e -4 In terv e n si k e -5 In terv e n si k e -6 Bas el in e- … Bas e li n e -2 ke d u a Bas e li n e -2 ke ti ga Persentase Keberhasilan Persentase Keberhasilan 115 meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak. Hal ini juga dikarenakan bahwa media flash card dapat meningkatkan kemampuan membaca permulaan yang ditetapkan pada persentase keberhasilan 70. Pada intervensi terdapat empat data yang berada di bawah 70, namun pada baseline-2 semua persentase keberhasilan dapat melewati batas minimal target yang telah ditentukan. Berdasarkan data di atas menunjukkan bahwa media flash card berpengaruh positif terhadap subjek. Berdasarkandata diatas selanjutnya dianalisis menggunakan analisis dalam kondisi serta analisis antarkondisi. Analisis dari data tersebut adalah sebagai berikut: 1 Panjang kondisiinterval Menurut Juang Sunanto, dkk. 2005: 108 Panjang interval menunjukkan ada berapa sesi dalam kondisi tersebut . Berdasarkan kutiapan tersebut maka dalam penelitian yang dilakukan pada fase baseline I memiliki panjang kondisi 3, fase intervensi memiliki panjang kondisi 6, sedangkan pada fase baseline II memiliki panjang kondisi sebanyak 3 kali. Data tersebut dapat dikelompokkan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 18. Analisis dalam kondisi pada komponen panjang kondisi Kondisi Baseline I A Intervensi B Baseline II A ’ Panjang Kondisi 3 6 3 116 2 Kecenderungan Arah Pada baseline-1 kecenderungan arah sejajar =, hal tersebut berarti pada baseline-1 tidak mengalami perubahan kemampuan atau kecenderungan arah sejajar. Pada fase intervensi adanya perubahan perilaku akademik subjek ke arah positif selama diberikan intervensi dengan menggunakan media flash card, sehingga pada intervensi kecenderungan arah yaitu naik + yang berarti persentase keberhasilan yang diperoleh subjek semakin meningkat. Sedangkan pada baseline-2 kecenderungan arah naik + adanya perubahan persentase keberhasilan yang semakin meningkat. Berdasarkan hasil dari analisis diatas maka dapat diperoleh hasil data dalam bentuk table sebagai berikut: Tabel 19. Analisis dalam kondisi pada komponen kecenderungan arahgrafik. Kondisi Baseline I A Intervensi B Baseline II A ’ Panjang Kondisi 3 6 3 Kecenderungan Arah - + + 3 Kecenderungan Stabilitas Kecenderungan stabilitas dianalisis berdasarkan setiap fase yang telah dilakukan. Menurut Juang Sunanto, dkk. 2005: 110 menjelaskan cara untuk mendapatkan kecenderungan stabilitas sebagai berikut; Menentukan kecenderungan stabilitas, dalam hal ini menggunakan kriteria stabilitas 15. Kemudian langkah ke-1; menghitung rentang stabilitas dengan cara mengalikan skor 117 tertinggi dengan kriteria stabilitas 15. Langkah ke-2: Hutunglah mean level. Langkah ke-3: Tetukan batas atas dengan cara mean level ditambah setengah dari rentang stabilitas. Langkah ke-4: Tentukan batas bawah dengan cara mean level dikurangi setengah dari rentang stabilitas. Langkah ke-5: Menentukan persentase stabilitas dengan cara, banyaknya data point yang ada dalam rentangdibagi banyaknya data point. Jika persentase stabilitas sebesar 85 - 90 dikatakan stabil, sedangkan dibawah itu dikatakan tidak stabil variable . Berdasarkan padapendapat diatas maka tahapan yang perlu dilakukan dalam menganalisis kecenderungan arah yaitu, menentukan rentang stabilitas pada setiap fase, menentukan mean, yang berfungsi untuk mencari batas atas dan batas bawah data. Kemudian menentukan persentase sstabilitas data yang digunakan untuk menentukan apakah kecenderungan arah stabil atau variable. Untuk mempermudah analisis data maka dilakukan penglmpokan analisis pada baseline I, intervensi, dan baseline II, sebagai berikut. a Rentang stabilitas Seperti telah disampaikan bahwa dalam menghitung rentang stabilitas yaitu dengan mengalikan skor tertinggi dengan kriteria stabilitas yaitu 15, maka dapat ditulis sebagai berikut; Baseline-1 Intervensi Baseline-2 46 x 15 = 6.9 79 x 15 = 11.85 82 x 15 = 12.30 118 b Mean level Mencari mean level yaitu dengan cara menjumlahkan semua nilai pada pada satu fase kemudian membaginya dengan banyaknya tes yang dilakukan dalam fase tersebut. Maka dapat diperoleh data sebagai berikut: Baseline-1 Intervensi Baseline-2 c Batas atas data Menghitung batas atas data seperti yang telah disampaikan yaitu dengan cara mean level ditambah setengah dari rentang stabilitas, maka diperoleh hasil sebagai berikut; Baseline-1 Intervensi Baseline-2 d Batas bawah data 46+46+46 : 3 = 46 52+57+64+69+73+79 : 6 = 65.67 79+82+82 : 3 = 81 46 + 3.45 = 49.45 65.67 + 5.93 = 71.6 81 + 6.15 = 87.15 119 Menghitung batas bawah data seperti yang telah disampaikan yaitu dengan cara mean level dikurangi setengah dari rentang stabilitas, maka diperoleh hasil sebagai berikut; Baseline-1 Intervensi Baseline-2 e Persentase stabilitas Berdasarkan pemaparan diatas bahwa dalam menentukan persentase stabilitas yaitu dengan cara, banyaknya data point yang ada dalam rentangdibagi banyaknya data point. Maka diperoleh data sebagai berikut. 1. Baseline I Banyaknya data point yang masuk kedalam rentang 42.55 sampai 49.45 yaitu 3, sedangkan banyaknya data 3, maka diperoleh perhitungan sebagai berikut; 2. Intervensi Banyaknya data point yang masuk kedalam rentang 59.74 sampai 71.6 yaitu 2, sedangkan banyaknya data 6, maka diperoleh perhitungan sebagai berikut; 46 - 3.45 = 42.55 65.67 - 5.93 = 59.74 81 - 6.15 = 74.85 3 : 3 x 100 = 100 stabil 2 : 6 x 100 = 33.33 variable 120 3. Baseline II Banyaknya data point yang masuk kedalam rentang 74.85 sampai 87.15 yaitu 3, sedangkan banyaknya data 3, maka diperoleh perhitungan sebagai berikut; Berdasarkan hasil dari perhitungan tersebut dapat diperoleh data tabel sebagai berikut: Tabel 20. Analisis dalam kondisi pada komponen kecenderungan stabilitas grafik. Kondisi Baseline I A Intervensi B Baseline II A ’ Panjang Kondisi 3 6 3 EstimasiKecenderungan Arah = + + Kecenderungan Stabilitas Stabil 100 Variabel 33.33 Stabil 100 Data kecenderungan stabilitas diatas menunjukkan bahwa kecenderungan stabilitas data pada baseline I yaitu stabil dengan persentase stabilitas sebesar 100. Stabilitas data 100 berarti bahwa pada fase baseline-1 seluruh data berada pada rentang stabil yang telah ditentukan yaitu 42,55 sampai 49,45 yang berarti bahwa ketiga data pada baseline-1 stabil. Fase intervensi juga memiliki kecenderungan stabilitas yang variabel yaitu pada 33,33. Pada fase intervensi terdapat dua dari 3 : 3 x 100 = 100 stabil 121 enam berada pada rentang stabil yang telah ditentukan yaitu 59,74 sampai 71,6. Dari hasil tersebut, bahwa peningkatan hasil yang terjadi selama intervensi ke-1 sampai ke-6 memiliki kecenderungan stabilitas yang variabel.Sedangkan pada baseline dua kecenderunagn stabilitasnya data yang diperoleh yaitu stabil pada persentase stabilitas sebesar 100. 4 Jejak data Kecenderungan jejak data sama dengan kecenderungan pada arah grafik.Berdasarkan pada kecenderungan arah data dapat diketahui bahwa baseline I menunjukkan jejak data sejajar =, hal tersebut berarti pada baseline-1 tidak terjadi perubahan data dari satu sesi ke sesi selanjutnya sehingga disebut sejajar atau tetap.Jejak data pada fase intervensi yaitu naik +, hal tersebut berarti bahwa pada fase intervensi terjadi perubahan perilaku akademik subjek ke arah yang positif yang terlihat dari perubahan persentase keberhasilan semakin meningkat dari satu sesi ke sesi selanjutnya selama diberikan intervensi yaitu berupa penggunaan mediaflash card. sedangkan jejak data pada fase baseline-2 yaitu naik +,hal tersebut berarti pada baseline-2terjadi perubahan data dari satu sesi ke sesi selanjutnya.Berikut rangkuman hasil jejak data yang disajikan dalam bentuk tabel: Tabel 21. Analisis dalam kondisi pada komponen Jejak data pada grafik . Kondisi Baseline I A Intervensi B Baseline II A ’ Panjang Kondisi 3 6 3 EstimasiKecenderungan 122 Arah = + + Kecenderungan Stabilitas Stabil 100 Variabel 33.33 Stabil 100 Jejak Data = + + 5 Level stabilitas dan rentang Level stabilitas data mengacu pada kecenderungan stabilitas data, diketahui bahwabaseline Istabilitas rentang merupakan jarak antara data sesi pertama dengan data sesi terakhir yang ada pada fase baseline-1 yaitu 46-46. Pada Intervensi, stabilitas rentang merupakan jarak antara data sesi pertama dengan data sesi terakhir yang ada pada fase intervensi yaitu 52- 79. Sedangkan pada Baseline-2, stabilitas rentang merupakan jarak antara data sesi pertama dengan data sesi terakhir yang ada pada fase baseline-2 79-82.Hasil tersebut disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 22. Analisis dalam kondisi pada komponen level stabilitas dan rentang data pada grafik. Kondisi Baseline I A Intervensi B Baseline II A ’ Panjang Kondisi 3 6 3 EstimasiKecenderungan Arah = + + Kecenderungan Stabilitas Stabil 100 Variabel 33.33 Stabil 100 Jejak Data = + + Level Stabilitas Stabil Variabel Stabil 123 Renang 46-46 52-79 79-82 6 Perubahan level Menurut Juang Sunanto, dkk. 2005: 112 Menentukan level perubahan dengan cara; tandai data pertama hari ke 1 dan data terakhir pada satu fase. Hitung selisih antara kedua data dan tentukan arahnya menaik atau menurun dan beri tanda + jika membaik, - memburuk, dan = jika tidak ada perubahan . Berdasarkan data tersebut maka dapat diperoleh data sebagai berikut: Baseline-1 Intervensi Baseline-2 Data yang diperoleh tersebut dimasukkan kedalam tabel, sebagai berikut: Tabel 23. Analisis dalam kondisi pada komponen perubahan level data pada grafik. Kondisi Baseline I A Intervensi B Baseline II A ’ Panjang Kondisi 3 6 3 EstimasiKecenderungan Arah = + + 46 – 46 = 0 = 79 – 52 = 27 + 82 – 79 = 3 + 124 Kecenderungan Stabilitas Stabil 100 Variabel 33.33 Stabil 100 Jejak Data = + + Level Stabilitas Renang Stabil 46-46 Variabel 52-79 Stabil 79-82 Perubahan Level 46-46 = 79-52 + 82-79 + Berdasarkan data tersebut maka level perubahan pada fase baseline I yaituperubahan level menunjukkan besar perubahan atau selisih antara data sesi pertama dengan data sesi terakhir yang ada pada fase baseline-1 yaitu 46-46= 0 yang berarti tidak ada perubahan level atau perubahan kemampuan membaca permulaan pada fase baseline-1.Perubahan level menunjukkan besar perubahan atau selisih antara data sesi pertama dengan data sesi terakhir yang ada pada fase intervensiyaitu 79-52=+27 yang berarti ada perubahan level atau perubahan kemampuan membaca permulaan pada fase intervensi yaitu ada peningkatan 27 poin pada kemampuan membaca permulaan dengan menggunakan mediaflash card. Sedangkan Baseline-2, perubahan level menunjukkan besar perubahan atau selisih antara data sesi pertama dengan data sesi terakhir yang ada pada fase baseline-2 yaitu 82-79 = 3 yang berarti ada perubahan level atau kemampuan membaca permulaan pada fase baseline-2yaitu 3 poin pada kemampuan membaca permulaan dengan menggunakan media flash card. 125

b. Analisis Antarkondisi

Komponen yang akan dianalisis antarkondisi adalah variabel yang diubah, perubahan kecenderungan arah dan efeknya, perubahan stabilitas, perubahan level data, dan data yang tumpang tindih overlap.Pelaksanaan analisis antarkondisi dilakukan dengan membandingkan antara baseline I dengan intervensi, intervensi dengan baseline II, serta baseline I dengan baseline II. Variable yang diubah dalam penelitian ini yaitu 1 variabel. Tabel 24. Rangkuman Hasil Analisis Antarkondisi Perbandingan Kondisi BA A ’B 1. Jumlah variabel yang diubah 1 1 2. Perubahan kecenderungan arah danefeknya = + + + 3. Perubahan kecenderungan stabilitas Stabil ke variabel Variabel ke stabil 4. Perubahan level 52-46 6 82-52 30 5. Persentase Overlap 0:6x 100= 0 2:3 x 100= 66,67 Berdasarkan analisis data dari tabel di atas dapat diketahui bahwa: 1 Jumlah Variabel yang Diubah a Pada analisis antarkondisi baseline-1 dengan intervensi, jumlah variabel yang diubah satu yaitu kemampuan membaca permulaan. b Pada analisis antarkondisi intervensi dengan baseline-2, jumlah variabel yang diubah satu yaitu kemampuan membaca permulaan. 126 2 Perubahan kecenderungan arah dan efeknya. Menentukan perubahan arah pada analisis antarkondisi yaitu dengan mengambil data pada analisis dalam kondisi di atas. Menentukan efek pada hasil data yaitu dengan melihat perubahan yang terjadi, jika terjadi perubahan yang menunjukkan membaik maka diberi tanda +, sedangkan jika perubahan memburuk diberikan tanda -.Berdasarkan data tersebut kecenderungan arah data dari perbandinganBaseline I Intervensi yaitu sejajar dengan meningkat, yang berarti terdapat perubahan kearah yang lebih baik pada fase intervensi dibandingkan baseline I.Perbandingan kecenderungan arah pada fase intervensi dengan baseline II menunjukkan hasil data yang sama-sama meningkat, data ini menunjukkan bahwa adanya keefektifan penggunaan media flash card dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan, karena mampu meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada subjek. 3 Perubahan Stabilitas. Menentukan perubahan kecenderungan stabilitas yaitu dengan melihat kembali hasil analisis dalam kondisi pada komponen kecenderungan arah, kemudian dimasukkan dalam format tabel perbandingan.Perubahan kecenderungan stabilitas data bila melihat dari data analisis dalam kondisi maka perbandingan antara baseline I dengan Intervensi yaitu stabil ke variable, perbandingan pada fase intervensi dengan baseline II variabel ke stabil. Ini dapat diartikan bahwa 127 peningkatan data yang terjadi pada fase intervensi bersifat variabel, atau tidak stabil pada satu nilai pasti. Meskipun demikian tetap terjadi peningkatan yang cukup baik yang dapat dilihat dari perubahan level.Peningkatan yang terjadi pada baseline II bersifat stabil. 4 Perubahan level Menentukan level perubahan dengan cara; tentukan data point pada kondisi fase pembanding pada sesi terakhir dan sesi pertama pada kondisi fase yang dibandingkan, kemudian hitung selisih antara keduanya. Jika hasilnya membaik maka diberi tanda +, sedangkan jika memburuk diberi tanda -.Perubahan level kemampuan penjumlahan meningkat yaitu skor 46 pada pertemuan terakhir tahap baseline 1 A1 menjadi skor 52 pada pertemuan pertama tahap intervensi B, hal ini berarti kondisinya meningkat + setelah intervensi dilakukan. Perbandingan perubahan level pada fase baseline I dengan Intervensi yaitu sebesar 6, ini menunjukkan media flash card efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan dengan peningkatan nilai sebesar 6. Perubahan level pada pertemuan terakhir tahap baseline 2 A2 dengan pertemuan pertama tahap intervensi B terdapat perubahan yang berarti meningkat dari skor 52 menjadi 82 +30. Hal ini menunjukkan bahwa media flash card efektif setelah diajarkan kepada subjek FNP dalam meningkatkan kemampuan membaca permulaan. 128 5 Persentase Overlap Perhitungan data untuk memperoleh persentase overlap telah dicontohkan oleh Juang Sunanto, dkk. 2005: 115. Yaitu sebagai berikut; Menentukan overlap data pada kondisi baseline A dengan intervensi B dengan cara: a Lihat kembali batas bawah dan atas pada kondisi baseline; b Hitung ada berapa data point pada kondisi intervensi yang berada pada rentang kondisi baseline I; c Perolehan pada langkah b dibagi dengan banyaknya data point dalan kondisi Intervensi kemudian dikalikan 100. Semakin kecil persentase overlap maka semakin baik pengaruh atau keefektifan intervensi terhadap perilaku sasaran . Berdasarkan rumusan diatas maka dapat diperoleh presentase overlap sebagai berikut: 1 Baseline-1 intervensi Rentang antara batas atas dan batas bawah fase baseline I yaitu; 42,55 sampai 49,45. Data pada fase intervensi yang masuk kedalam rentang tersebut yaitu 0. Maka dipeoleh perhitungan sebagai berikut; 2 Intervensi baseline-2 Rentang antara batas atas dan batas bawah fase Intervensi yaitu; 74,85 sampai 87,15. Data pada fase Baseline II yang masuk kedalam rentang tersebut yaitu 2. Maka dipeoleh perhitungan sebagai berikut; 0 : 6 x 100 = 0 2 : 3 x 100 = 66,67 129 Pada analisis antarkondisi baseline-1 dengan intervensi, persentase overlap yaitu 0. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat keefektifan intervensi yang baik terhadap perilaku sasaran. Menurut Juang Sunanto, dkk. 2005: 116 Semakin kecil persentase overlap maka semakin baik pengaruh atau keefektifan intervensi terhadap perilaku sasaran . Perbandingan persentase overlap pada intervensi dengan baseline II sebesar 66,67, data ini menunjukkan adanya keefektifan intervensi kurang begitu baik ketika perlakuan dihentikan pada baseline II.Berdasarkan catatan yang diberikan.

2. Durasi Waktu

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK MELALUI MEDIA FLASH CARD DI KELOMPOK Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Anak Melalui Media Flash Card Di Kelompok B TK Aisyiyah, Gajahan, Pasar Kliwon, Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014.

0 2 10

PENGARUH PERMAINAN ALAT MUSIK DRUM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK ANAK CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK DI SLB AZ-ZAKIYAH.

0 1 39

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRET TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL HURUF PADA SISWA CEREBRAL PALSY KELAS III DI SLB NEGERI 1 BANTUL.

0 0 138

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPAKAIAN MELALUI METODE DRILL PADA ANAK CEREBRAL PALSY DI SEKOLAH LUAR BIASA DAYA ANANDA.

1 6 222

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MELALUI TEKNIK LATIHAN GRAPHOMOTOR PADA ANAK CEREBRAL PALSY DI SEKOLAH LUAR BIASA DAYA ANANDA.

12 56 187

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA GAME EDUKATIF TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK CEREBRAL PALSY KELAS DASAR II DI SLB WIDYA MULIA PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA.

1 5 177

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UPIN IPIN TERHADAP KEMAMPUAN PENJUMLAHAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ANAK CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK KELAS III DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 BANTUL.

1 10 192

KEEFEKTIFAN MULTIMEDIA BERBASIS FLASH UNTUK MENGENALKAN KONSEP ANGGOTA TUBUH BAGI ANAK TUNAGRAHITA SEDANG KELAS I DI SEKOLAH LUAR BIASA YAPENAS YOGYAKARTA.

0 0 191

KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS DASAR 1 SEKOLAH LUAR BIASA SEKAR TERATAI 1 SRANDAKAN BANTUL.

0 5 103

PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA KELAS 1 SD - Unika Repository

1 5 16