51
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pelaksanaan  penelitian  membutuhkan  suatu  metode  yang  tepat  guna memperoleh  pemecahan  masalah  dari  suatu  fokus  yang  sedang  diteliti  agar
mencapai  target  yang  diharapkan.  Pemilihan  metode  didasarkan  pada rumusan masalah yang jawabannya akan dicari dan dibuktikan oleh peneliti.
Penelitian  ini  menggunakan  pendekatan  penelitian  kuantitatif  dan  jenis penelitian  yang  digunakan  kuasi  eksperimen.  Menurut  Sugiyono  2010  :2
Metode  penelitian  merupakan  cara  ilmiah  untuk  mendapatkan  data  dengan tujuan  dan  kegunaan  tertentu.  Eksperimen  adalah  metode  penelitian  yang
digunakan  untuk  mencari  pengaruh  perlakuan  tertentu  terhadap  yang  lain dalam kondisi yang terkendalikan Sugiyono, 2010:72.
B. Jenis Peneletian
Menurut  Juang  Sunanto,  dkk  2006:41  Desain  penelitian  eksperimen secara  garis  besar  dapat  dibedakan  menjadi  dua  kelompok  yaitu  desain
kelompok group design dan desain subyek tunggal single subject design . Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode eksperimen dengan subjek
tunggal atau Single Subject Research SSR yang bertujuan untuk mengetahui keefektifan media  flash  card  yang diberikan kepada subjek secara berulang-
ulang pada waktu tertentu dalam rangka meningkatkan kemampuan membaca
52 permulaan  pada  anak  tunagrahita  cerebral  palsy  tipe  spastik  kelas  III  SD  di
SLB Negeri 1 Bantul.
C. Desain Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan sebab akibat antara variabel  bebas  dengan  variabel  terikat,  yaitu  mengetahui  dan  menguji
keefektifan media flash cardpada anak tunagrahitacerebral palsy tipe spastik kelas  III  SD  di  SLB  Negeri  1  Bantul  Yogyakarta  yang  masih  mengalami
kesulitan dan kesalahan dalam membaca permulaan.
Desain penelitian eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain  subjek  tunggal.  Pengukuran  variabel  terikat  dalam  penelitian  subjek
tunggal  ini  dilakukan  secara  berulang-ulang  dengan  periode  waktu  tertentu misalnya  perminggu,  perhari,  atau  perjam.  Perbandingan  ini  tidak  dilakukan
baik  antar  individu  maupun  kelompok,  akan  tetapi  perbandingan  dilakukan dengan  subjek  yang  sama  dalam  kondisi  yang  berbeda.  Kondisi  yang
dimaksud  di  sini  adalah  kondisi  baseline  dan  eksperimen  intervensi. Menurut  Juang  Sunanto,  dkk  2006:41  “baseline  adalah  kondisi  dimana
pengukuran  perilaku  sasaran  dilakukan  pada  keadaan  natural  sebelum diberikan  intervensi  apapun.  Kondisi  intervensi  eksperimen  adalah  kondisi
ketika suatu  intervensi  telah diberikan dan perilaku sasaran diukur di  bawah kondisi  tersebut.  Pada  penelitian  dengan  desain  subjek  tunggal  selalu
dilakukan  perbandingan  antara  kondisi  baseline  dengan  sekurang-kurangnya satu kondisi intervensi.
53
prese ntas
e
Penelitian  ini  dilakukan  menggunakan  rancangan  yang  mencari  suatu hubungan  sebab  akibat,  yaitu  pengaruh  media  flash  card  terhadap
kemampuan  membaca  permulaan  pada  anak  tunagrahita  cerebral  palsy  tipe spastik. Menurut Juang Sunanto, dkk. 2006: 44 Desain SSR yang digunakan
dalam penelitian ini adalah A-B-A ’, yaitu untuk mengetahui apakah terdapat
hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat. Berikut ini gambar grafik tampilan desain A-B-A
’ :
A-1 B
A-2 100
90 80
70 60
50 40
30 20
10
1   2    3    4  5  6  7  8    9  10  11  12
Gambar 1. Grafik Desain A-B- A’
Keterangan: 1.
A-1  baseline-1  adalah  lambang  dari  data  garis  dasar  baseline  dasar. Baseline merupakan suatu kondisi awal kemampuan anak dalam membaca
permulaan  sebelum  diberikan  perlakuan  atau  intervensi.  Pengukuran  fase ini  dilakukan  sebanyak  3  sesi  dengan  durasi  waktu  yang  disesuaikan
54 dengan kebutuhan 40 menit. Pengukuran pada fase baseline-1 dilakukan
sampai  data  stabil.  Pada  tahap  ini,  peneliti  mengasesmen  subjek  dalam kemampuan mengidentifikasi huruf 10 soal berupa 5 huruf vokal a, i, u, e,
o dan 5 huruf konsonan, 20 soal suku kata berpola KV 5, VKV 5 dan 10 soal kata benda yang dikenal oleh anak dengan pola KVKV.
2. B  intervensi  yaitu  suatu  gambaran  mengenai  kemampuan  yang  dimiliki
anak  dalam  membaca  permulaan  selama  diberikan  intervensi  atau perlakuan secara berulang-ulang dengan melihat hasil pada saat intervensi.
Pada  tahap  ini  anak  diberikan  perlakuan  menggunakan  media  flash  card secara  berulang-ulang  hingga  di  dapatkan  data  yang  stabil.  Subjek
diberikan intervensi mengidentifikasi huruf, membaca suku kata, dan kata dengan  media  flash  card.  Pemberian  intervensi  ini  dilakukan  untuk
meningkatkan  kemampuan  membaca  permulaan  pada  subjek  penelitian. Intervensi dilakukan sebanyak 6 sesi, setiap sesi dengan waktu 2x30 menit.
Setiap pertemuan peneliti mengajarkan membaca permulaan yang meliputi mengidentifikasi  huruf  vokal  a,  i,  u,  e,  o  dan  konsonan,  membaca  kosa
kata yang terdiri dari suku kata dengan pola konsonan-vokal KV, vokal- konsonan-vokal  VKV,  dan  konsonan-vokal-konsonan-vokal  KVKV.
Adapun kata yang diajarkan selalu berbeda-beda setiap pertemuan. Subjek akan  diberikan  pengajaran  membaca  permulaan  dengan  menggunakan
media flash card. 3.
A-2  baseline-2  merupakan  pengulangan  kondisi  baseline-1  sebagai evaluasi  bagaimana  intervensi  yang  diberikan  berpengaruh  terhadap
55 kemampuan  membaca  permulaan  pada  anak  tunagrahita  cerebral  palsy
tipe  spastik.  Hasil  evaluasi  dapat  menunjukkan  apakah  intervensi  yang diberikan
memberikan pengaruh
positif pada
subjek dengan
membandingkan kondisi subjek pada baseline-1 dan baseline-2. .
D. Prosedur Penelitian