67
J. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat untuk memperoleh atau mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Menurut Sugiyono 2010: 148 instrumen
penelitian adalah “suatu alat yang digunakan untuk mengukur baik fenomena alam mauoun sosial yang diamati”. Instrumen penelitian dalam penelitian
sangatlah penting karena berfungsi untuk mengumpulkan data yang banyak menentukan keberhasilan suatu penelitian, sehingga dalam penyusunannya
instrumen berpedoman pada pendekatan yang digunakan agar data yang terkumpul dapat disajikan dasar untuk menguji hipotesa serta data yang
terkumpul tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara ilmia. Instrumen dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan subjek dalam
membaca permulaan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu : tes kemampuan membaca, pedoman observasi, dan pedoman wawancara.
Pengembangan instrumen dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut :
1. Pedoman Wawancara
Panduan wawancara digunakan untuk memperkuat data yang diperoleh berdasarkan observasi, mengenai kemampuan membaca permulaan anak
tunagrahita cerebral palsy tipe spastik menggunakan media flash card. Wawancara dilakukan kepada wali kelas subyek. Hasil wawancara juga
berfungsi memperkuat hasil observasi yang telah dilakukan peneliti. Diharapkan pula wali kelas dapat memberikan informasi lebih lengkap
68 mengenai subyek. Kisi-kisi instrument wawancara untuk guru kelas
sebagai berikut: Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Wawancara
No. Poin-Poin Wawancara
Jumlah Item
1. Media yang digunakan dalam pembelajaran
1 2.
Partisipasi siswa dalam pembelajaran sebelum diberikan perlakuan treatment
1 3.
Kemampuan membaca permulaan sebelum diberikan perlakuan treatment dengan
menggunakan media flash card 1
4. Kemampuan membaca permulaan siswa
setelah diberikan perlakuan treatment dengan menggunakan media flash card
1
5. Ketercapaian tujuan pembelajaran sebelum
diberikan perlakuan treatment menggunakan media flash card
1
6. Ketercapaian tujuan pembelajaran setelah
diberikan perlakuan treatment menggunakan media flash card
1 7.
Partisipasi siswa dalam pembelajaran setelah diberikan perlakuan treatment
1 8.
Hasil belajar siswa
2. Tes kemampuan membaca permulaan
Dalam penelitian ini menggunakan tes untuk mengetes siswa yakni tes kemampuan membaca permulaan yang dilaksankan pada setiap fase.
Tes dilakukan pada semua fase untuk melihat kemampuan awal subjek sebelum dilakukan intervensi, kemampuan subjek saat intervensi dan
kemampuan subjek setelah dilakukan intervensi menggunakan media flash card.
Sasaran tes dalam penelitian ini adalah siswa tunadaksa yaitu anak tunagrahita cerebral palsy tipe spastik yang meliputi membaca terutama
69 membaca permulaan. Membaca permulaan meliputi mengidentifikasi
huruf vokal dan konsonan, membaca suku kata, membaca kata yang terdiri dari dua suku kata berpola KVKV.
Tes dibuat dalam bentuk lisan. Berikut ini adalah penjelasan tentang tes membaca yang dilakukan dalam penelitian ini serta penilaian yang
diberikan. Untuk mencapai tujuan penelitian ini, peneliti membuat beberapa langkah untuk mempermudah peneliti dalam mencapai tujuan,
yaitu: a.
Membuat kisi-kisi instrumen Kisi-kisi soal dalam penelitian ini dibuat berdasarkan standar
kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai peserta didik dan dikembangkan oleh peneliti. Kisi-kisi itu sendiri merupakanindikator
yang akan di teskan dan ditetapkan pada butir-butir soal yang disesuaikan dengan variabel penelitian. Adapun yang digunakan dalam
penelitian ini adalah standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran bahasa Indonesia untuk kelas 1 SDLB-D.
Tabel 3. Kisi-kisi pedoman tes kemampuan membaca permulaan Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar
Indikator No. Item
Jumlah Butir
5. Membaca
nyaring suku
kata,kata, dan
kalimat sederhana
5.1. Membacanyaring
suku kata dan kata
Siswa dapat
membaca huruf vokal a, i, u, e,
o 1,2.3,4,5
5
Siswa dapat
membaca huruf konsonan.
1,2,3,4,5, 5
70 Siswa mampu
membaca suku kata
yang berpola KV dan
VKV. 1,2,3,4,5,
6,7,8,9,10 10
Siswa mampu membaca kata
sederhana yang berpola KVKV.
1,2,3,4,5, 6,7,8,9,10
10
b. Pembuatan butir soal
Butir soal dibuat berdasarkan indicator yang dibuat pada kisi-kisi instrumen penelitian. Jumalah soal keseluruhan 30 buah, terbagi dalam
indikator, yaitu; 1 5 soal untuk mengetahui kemampuan mengenal huruf vokal a, i, u, e, o ; 2 5 soal untuk kemampuan mengenal huruf
konsonan d, n, t, p, m ; 3 5 soal untuk mengetahui kemampuan membaca suku kata berpola konsonan-vokal; 4 5 soal untuk
mengetahui kemampuan membaca suku kata berpola vokal-konsonan- vokal; 5 10 soal untuk mengetahui kemampuan anak dalam membaca
kata dengan pola konsonan-vokal-konsonan-vokal. c.
Menentukan kriteria penilaian butir soal Kriteria penilaian dibuat untuk menetapkan skor atau hasil belajar,
sehingga dapat diketahui seberapa besar hasil atau nilai yang dicapai oleh peserta didik penelitian. Adapun kriteria penilaiannya adalah
sebagai berikut:
71 1
Skor penilaian tes lisan Menurut Caca Rahmat 2001: 93
“Tes lisan digunakan untuk mengevaluasi
hasil belajar
berupa kemampuan
untuk mengemukakan pendapat -pendapat atau gagasan - gagasan secara
lisan”. Di dalam buku yang sama, Caca Rahmat juga mengemukakan bahwa cara penyekoran tes lisan adalah dengan
menggunakan pedoman
penyekoran. Adapun
pedoman berdasarkan pengembangan dari pendapatnya Caca Rahmat 2001:
94 adalah : Skor 1: anak tidak dapat membaca sama sekali
Skor 2: anak dapat membaca, tetapi dengan bantuan gurupeneliti dan ada kesalahan
Skor 3: anak dapat membaca, tetapi dengan bantuan gurupeneliti dan tidak ada kesalahan
Skor 4: anak dapat membaca sendiri tapi masih ada kesalahan Skor 5: anak dapat membaca sendiri dengan benar
2 Skor penilaian tes tertulis berupa matching atau menjodohkan
0 : anak tidak dapat mengerjakan sama sekali 1 : anak dapat mengerjakan tapi dengan bantuan
2 : anak dapat mengerjakan tanpa bantuan Skor persentase keberhasilan subjek di ubah menjadi nilai dengan
menggunakan rumus: S =
� �
x 100
72 Keterangan:
S: Nilai pencapaian hasil tes subjek yang ingin di ketahui R : Skor hasil tes subjek yang di peroleh
N : Skor maksimum Dari
hasil perhitungan
yang telah
diperoleh selanjutnya
diinterprestasikan ke dalam 4 tingkatan. Menurut Suharsimi Arikunto 1992: 207 kriteria interprestasinya adalah sebagai berikut :
1 Kriteria baik, yaitu apabila nilai yang diperoleh antara 76-
100 2
Kriteria cukup, yaitu apabila nilai yang diperoleh anak antara 56-75
3 Kriteria kurang baik, yaitu apabila nilai yang diperoleh anak
antara 40-55 4
Kriteria kurang baik, yaitu apabila nila yang diperoleh anak antara 0-40
Apabila subjek dapat memperoleh nilai di atas KKM yaitu 70 secara konsisten, maka kemampuan membaca permulaan subjek benar dan
tepat. Maka dari itu, penggunaan media flash card dalam proses pembelajaran berpengaruh positif terhadap kemampuan membaca
permulaan pada subjek.
3. Pedoman Observasi