Media Flash Card Kemampuan membaca permulaan Siswa Tunagrahita Cerebral palsytipe Spastik

9 c. Bagi siswa, meningkatkan kemampuan siswa sehingga dapat mengembangkan potensi diri secara optimal, terutama hal membaca pada mata pelajaran Bahasa Indonesia selanjutnya. d. Bagi peneliti, peneliti ini memberikan berbagai pengetahuan mulai dari mengidentifikasi kemampuan dan kebutuhan anak, menentukan langkah yang tepat untuk dapat mengakomodasi kebutuhan tersebut dan memberikan perlakuan yang sesuai.

2. Manfaat teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam penggunaan media flash card untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan pada anak tunagrahita cerebral palsy tipe spastik.

G. Definisi Operasional

1. Media Flash Card

Media Flash card dalam penelitian ini adalah kartu yang berisikan kata atau gambar. Gambar yang digunakan yaitu gambar yang mudah dipahami anak dan sesuai dengan aslinya. Media Flash cardterbuat dari kertas ivory 230 gram dan berukuran 8 x 12 cm. Media ini terdiri dari huruf baik vokal maupun konsonan, kata dengan pola KV konsonan- vokal, kata dengan pola VKV vokal-konsonan-vokal dan kata dengan pola KVKV konsonan-vokal-konsonan-vokal. Gambar hanya ada pada kartu pengenalan kata dengan pola KVKV, sedangkan untuk huruf baik 10 vokal maupun konsonan dan kata dengan pola KV maupun VKV tidak menggunakan gambar hanya tulisan berwarna. Keefektifan media flash card di ukur dengan membandingkan kemampuan membaca permulaan anak tunagrahita cerebral palsy tipe spastikkelas III baik sebelum maupun setelah diberikan intervensi, serta kemampuan membaca saat diberikan intervensi.

2. Kemampuan membaca permulaan

Membaca permulaan adalah suatu aktivitas untuk mengenalkan rangkaian huruf dengan bunyi-bunyi bahasa. Membaca ada dua yaitu membaca permulaan dan membaca pemahaman. Membaca permulaan ini dipelajari mempunyai tujuan agar siswa memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang tepat. Selain itu, membaca permulaan sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut.Peneliti ini hanya berfokus pada pengajaran kata yang terdiri dua suku kata dengan pola KVKV Konsonan-Vokal-Konsonan-Vokal.

3. Siswa Tunagrahita Cerebral palsytipe Spastik

Anak tunagrahita atau yang sering disebut sebagai anak hambatan intelektual ialah anak yang mengalami hambatan dibidang mental, hambatan itu ditunjukkan dengan gejala keterbelakangan atau keterlambatan perkembangan di banding dengan usia kronologisnya, serta dibanding dengan anak usia sebaya yang menunjukkan keterlambatan dalam aspek kemampuan mereka. 11 Anakcerebral palsytipe spastik akan mengalami kesulitan dalam menggunakan otot- otot untuk bergerak. Hal ini disebabkan adanya kekejangan pada otot, akibatnya gerakan tubuh terbatas dan lambat. Otot- otot persendian akan menjadi kaku stiff, contractur kalau kurang digerakkan, sehingga dapat mengganggu fungsi mobilisasi. Kekakuan pada otot-otot organ bicara, seperti lidah, pita suara, dan rahang bawah dapat menyebabkan kelainan dalam berbicara. Maka dari itu, pada anak spastik akan mengalami hambatan ketika mereka mengungkapkan kalimat dan hal ini akan mengganggu proses pembelajaran. 12

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Tentang Anak Tunagrahita

Tunagrahita merupakan kata lain dari retardasi mental mental retardation. Arti tuna itu sendiri adalah merugi, sedangkan arti grahita adalah pikiran. Anak tunagrahita adalah kondisi anak yang kecerdasannya jauh dibawah rata-rata yang ditandai oleh keterbatasan intelegensi dan ketidakcakapan dalam interaksi sosial. Seorang anak dikatakan menyandang tunagrahita apabila perkembangan dan pertumbuhan mentalnya dibandingkan anak normal yang sebaya memerlukan pendidikan khusus, latihan khusus, bimbingan khusus supaya mentalnya dapat berkembang seoptimal mungkin Sutratinah Tirtonegoro,1995: 4.Anak tunagrahita adalah individu yang secara signifikan memiliki intelegensi dibawah intelegensi normal. Biasanya anak tunagrahita memiliki kemampuan intelegensi IQ dibawah rata-rata dan akan mengalami kesulitan dalam penyesuaian perilaku. Hal ini berarti anak tunagrahita tidak dapat mencapai kemandirian yang sesuai dengan ukuran standard kemandirian dan tanggung jawab sosial anak normal yang lainnya. Anak tunagrahita juga akan mengalami masalah dalam keterampilan akademik dan berkomunikasi dengan kelompok usia sebaya. Kemampuan adaptif seseorang tidak selamanya tercermin pada hasil tes IQ. Latihan, pengalaman, motivasi, dan lingkungan sosial sangat besar pengaruhnya pada kemampuan

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK MELALUI MEDIA FLASH CARD DI KELOMPOK Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Anak Melalui Media Flash Card Di Kelompok B TK Aisyiyah, Gajahan, Pasar Kliwon, Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014.

0 2 10

PENGARUH PERMAINAN ALAT MUSIK DRUM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK ANAK CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK DI SLB AZ-ZAKIYAH.

0 1 39

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRET TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL HURUF PADA SISWA CEREBRAL PALSY KELAS III DI SLB NEGERI 1 BANTUL.

0 0 138

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPAKAIAN MELALUI METODE DRILL PADA ANAK CEREBRAL PALSY DI SEKOLAH LUAR BIASA DAYA ANANDA.

1 6 222

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MELALUI TEKNIK LATIHAN GRAPHOMOTOR PADA ANAK CEREBRAL PALSY DI SEKOLAH LUAR BIASA DAYA ANANDA.

12 56 187

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA GAME EDUKATIF TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK CEREBRAL PALSY KELAS DASAR II DI SLB WIDYA MULIA PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA.

1 5 177

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UPIN IPIN TERHADAP KEMAMPUAN PENJUMLAHAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ANAK CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK KELAS III DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 BANTUL.

1 10 192

KEEFEKTIFAN MULTIMEDIA BERBASIS FLASH UNTUK MENGENALKAN KONSEP ANGGOTA TUBUH BAGI ANAK TUNAGRAHITA SEDANG KELAS I DI SEKOLAH LUAR BIASA YAPENAS YOGYAKARTA.

0 0 191

KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS DASAR 1 SEKOLAH LUAR BIASA SEKAR TERATAI 1 SRANDAKAN BANTUL.

0 5 103

PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA KELAS 1 SD - Unika Repository

1 5 16