73 membaca permulaan dengan media flash card berlangsung. Panduan
obesrvasi ini berisi sebuah daftar jenis kegiatan yang akan diamati ketika intervensi berlangsung. Instrumen ini juga berfungsi sebagai instrumen
pelengkap dan dijadikan sebagai penguat dalam membuat kesimpulan. Tabel 4. Kisi-kisi Pedoman Observasi checklist
No Komponen
Indikator No.
Item Jumlah
Item 1
Ketertarikan subjek terhadap
media flash card a.
Antusiasme subjek
terhadap penggunaan mediaflash card
b. Kemampuan
subjek menggunakan media
flash card 1,2,3
3,4,5 6
2 Respon
subjek saat
subjek mengikuti
pembelajaran a.
Keaktifan dan
aktivitas menyimak
subjek saat proses pembelajaran
6,7,8 3
3 Kemampuan
subjek dalam
memahami materi pelajaran
a. Subjek
mampu mengidentifikasi
huruf dengan media flash card
b. Subjek
menjawab atau
memberikan respon
pada saat
diberikan pertanyaan 9,10,11
12,13,1 4
6
K. Uji Validitas Instrumen
Validitas merupakan salah satu syarat dalam membuat instrumen. Menurut Sugiyono 2010: 121 Instrumen yang valid berarti instrumen
tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan validitas isi dan logis. Validitas
isi dilakukan terhadap instrumen tes, sedangkan validitas logis dilakukan terhadap instrumen pedoman observasi.
74 Pada penelitian ini, peneliti menggunakan validitas isi. Pengujian
validitas isi instrumen berbentuk tes dapat dilakukan dengan membandingkan antara kesesuaian isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan
Sugiyono, 2009: 129. Validitas isi dilakukan terhadap instrumen tes, sedangkan validitas logis dilakukan terhadap instrumen pedoman observasi.
Uji validitas isi yaitu menguji suatu instrumen penelitian dengan logika atau penalaran, instrumen yang memenuhi persyaratan valid berdasarkan hasil
penalaran dan sudah dirancang dengan baik sesuai dengan teori dan ketentuan yang berlaku. Instrumen tes dan observasi divalidasi menggunakan validasi
isi melalui penilaian dari profesional, dalam penelitian ini yaitu dosen pembimbing dan guru kelas III di SLB Negeri 1 Bantul Yogyakarta. Cara
validasinya yaitu melalui diskusi dan saran tertulis ataupun lisan mengenai isi dan kejelasan instrumen serta kerelevanan instrumen dengan materi pelajaran
yang diajarkan di sekolah. Apabila instrumen telah divalidasi, maka selanjutnya instrumen di revisi berdasarkan saran, kritik dan pendapat dari
validator. Pada media flash card yang akan digunakan dalam pembelajaran membaca permulaan akan divalidasi oleh pakar atau ahli yaitu guru kelas III
di SLB Negeri 1 Bantul Yogyakarta.
L. Analisis Data
Analisis data merupakan tahap terakhir sebelum penarikan kesimpulan. Dalam penilitian eksperimen, analisis data pada umumnya menggunakan
teknik statistik inferensial, sedangkan dengan subjek tunggal menggunakan
75 statistik deskriptif juang Sunanto, dkk., 2006: 65. Menurut Sugiyono 2010:
207 menjelaskan bahwa statistik deskriptif merupakan statistik yang dipergunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku umum atau generalisasi.
Statistik deskripsi penyajian data dapat melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, pengukuran tendensi dan perhitungan presentase.
“kegiatan analisis data pada penelitian dengan subjek tunggal ini terdapat beberapa komponen penting yang harus dianalisis seperti yang digunakan
yakni stabilitas data, kecenderungan data, tingkat perubahan data, rata-rata untuk setiap kondisi, data yang overlapping
” Juang Sunanto, 2005: 93. Analisis dalam kondisi memiliki komponen yang meliputi :
1. Panjang kondisi
Pada tahap ini, peneliti menentukan banyaknya data suatu kondisidalam penelitian ini yaitu data presentase keberhasilan subjek dalam menjawab
tes kemampuan membaca permulaan dalam durasi 40 menit dari kondisi ketika baseline-1 anak sebelum diberikan perlakuan menggunakan
mediaflash card, fase intervensi ketikaanak diberikan perlakuan dengan menggunakan media flash cardserta pada baseline-2 yaitu setelah anak
diberikan perlakuan. 2.
Kecenderungan arah Peneliti menganalisis data yang digambarkan oleh garis lurus dengan
melintasi semua data dalam suatu kondisi dari baseline-1,intervensi dan
76 baseline-2. Pada penelitian ini untuk mengetahuikecenderungan arah
menggunakan metode belah tengah splite-middleyaitu membuat garis lurus yang membelah data dalam suatu kondisi yaitu kondisi baseline-1,
intervensi atau baseline-2berdasarkan median data presentase keberhasilan menjawab soal kemampuanmembaca permulaan dalam durasi tertentu
disetiap kondisinya. 3.
Tingkat stabilitas level stability Tahap ini peneliti menganalisis data untuk menunjukkan tingkat kesamaan
atau kestabilan data presentase keberhasilan menjawab soal kemampuan membaca permulaan dengan durasi 40 menit selama sesi pengambilan data
pada fase baseline-1, intervensi dan baseline-2.Perhitungan data ini dilakukan pada kondisi baseline 1 A1, intervensi B, maupun kondisi
baseline 2 A2. Apabila 50 atau lebih persentase keberhasilan berada dalam rentang 50 di atas dan di bawah mean, maka persentase
keberhasilan yang diperoleh subjek dapat dikatakan stabil. 4.
Tingkat perubahan level change Pada tahap ini peneliti akan menunjukkan besarnya perubahan antara dua
data dalam suatu kondisi yang merupakan selisih antaradata pertama dengan yang terakhir yaitu data presentase keberhasilan menjawab soal
kemampuan membaca permulaan yang diperoleh baseline-2 dikurangi dengan data yang diperoleh pada baseline-1.
77 5.
Jejak data data path Pada tahap ini menunjukkan perubahan datapresentase keberhasilan
menjawab soal kemampuan membaca permulaan dari satu data ke data lain dalamkondisibaseline-1, intervensi dan baseline-2 yang dapat
ditunjukkan dari tiga kemungkinan yaitu naik, menurun, dan mendatar. Perubahan data presentase keberhasilan menjawab tes kemampuan
membaca permulaan dalam durasi 40 menit dapat digambarkan dengan menggunakan grafik sehingga memudahkan melihat adanya perubahan
data yang terjadi, diharapkan perubahan data presentase keberhasilan menunjukkan data menaik dan pada data durasi waktu pengerjaan
menunjukkan grafik penurunan yang berarti subjek mampu membaca permulaan secara tepat dengan menggunakan mediaflash card.
6. Rentang
Peneliti menggambarkan dan mendeskripsikan adanya jarak antara data pertama dengan data terakhir yaitu data frekuensi ketepatan menjawab soal
pada fase baseline-1, intervensi dan baseline-2. Data yang telah dianalisis menggunakan analisis dalam kondisi, kemudian di
analisis dengan menggunakan analisis antarkondisi yang meliputi lima komponen yaitu:
1. Variabel yang diubah
Peneliti menentukan variabel yang terikat yang diubah pada penelitian ini yaitu perilaku akademik kemampuan membaca permulaan.
78 2.
Perubahan kecenderungan arah dan efeknya Peneliti menunjukkan adanya perubahan kecenderungan arah yang
digambarkan dalam grafik pada fase baseline dan intervensi yang menunjukkan adanya perubahan perilaku akademik kemampuan membaca
permulaan yang disebabkan pemberian intervensi yaitu berupa penggunaan mediaflash card. Penentuan perubahan kecenderungan arah
dapat diambil pada analisis dalam kondisi yang telah dilaksanakan. 3.
Perubahan stabilitas dan efeknya Peneliti menganalisis data dengan memperhatikan tingkat kestabilan data
pada fase baseline dan intervensi. Apabila data presentase keberhasilan dan durasi waktu pengerjaan tes kemampuan membaca permulaan
menurun, mendatar atau menaik dengan konsisten maka data tersebut stabil. Perubahan kecenderungan stabilitas data dapat dilihat pada
rangkuman analisis dalam kondisi yang telah dilaksanakan. 4.
Perubahan level data Peneliti menunjukan besar perubahan yang terjadi pada data penelitian
yang ditunjukkan dengan selisih data kondisi akhir pada baseline A dengan data awal intervensi B, yaitu data mengenai presentase
keberhasilan dan durasi waktu pengerjaan tes kemampuan membaca permulaan yang apabila dihitung dengan cara data kondisi akhir baseline
dikurang dengan data kondisi awal intervensi menghasilkan angka positif yang berarti menaiknya presentase keberhasilan dan menurunnya durasi
79 waktu pengerjaan setelah diberikan intervensi berupa penggunaan media
flash card. 5.
Data yang tumpah tindih overlap Peneliti menganalisis mengenai kesamaan data presentase keberhasilan
dan durasi waktu pengerjaan tes kemampuan membaca permulaan yang ada pada fase baseline-1-intervensi dan intervensi-baseline-2. Apabila
semakin banyak data yang tumpang tindih, menunjukkan bahwa tidak adanya perubahan perilaku sasaran yaitu pemahaman konsep bangun datar
setelah diberikan intervensi. Sebaliknya, apabila sedikit atau tidak ada data tumpang tindih pada kondisi baseline dan intervensi, menunjukkan bahwa
adanya pengaruh positif penggunaan media flash cardterhadap kemampuan membaca permulaan pada subjek.
Data observasi atau pengamatan selama sesi intervensi yang merupakan data deskriptif, diharapkan dapat menjadi bukti penunjang dalam analisis data
mengenai kemampuan membaca permulaan dengan menggunakan mediaflash card. Berdasarkan pada analisis data hasil tes dengan menggunakan analisis
dalam kondisi yang dilanjutkan dengan analisis antarkondisi dengan ditunjang dan data hasil observasi serta dokumentasi, maka dapat diketahui
adanya perubahan perilaku akademik pada subjek yaitu berupapresentase keberhasilan dan durasi dengan variabel terikat atau variabel yang diharapkan
berubah setelah diberikan perlakuan yaitu kemampuan membaca permulaan. Guna mengetahui perubahan perilaku tersebut, dalam penelitian ini
menggunakan statistik deskriptif yang penyajiandatanya melalui tabel, grafik,
80 dan histogram. Melalui olah dan penyajian data tersebut dapat
diketahuikeefektifan penggunaan media flash cardterhadap kemampuan membaca permulaan pada subjek anak tunagrahita cerebral palsy tipe spastik
kelas III SD di SLB Negeri 1 Bantul Yogyakarta yang terlihat pada perubahan perilaku akademik berupa frekuensi ketepatan yang bertambah dan
durasi waktu menjadi lebih pendek dalam mengerjakan tes kemampuan membaca permulaan.
81
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Sekolah yang dijadikan sebagai tempat penelitian adalah Sekolah Luar Biasa SLB Negeri 1 Bantul yang merupakan sekolah negeri beralamat di
Jalan Wates 14, km 3, Ngetisharjo, Kecamatan Kasihan Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Jenis pelayanan atau program pendidikan yang ada di
sekolah dan diperuntukkan untuk anak berkebutuhan khusus ABK yaitu anak tunanetra A, tunarungu B, tunagrahita Ringan C, tunagrahita sedang C1,
tunadaksa D, tunadaksa Ringan D1 dan autis. Guru yang mengajar di SLB Negeri 1 Bantul berjumlah 91 guru PNS dan 6 guru wiyata bakti dengan total
97 guru. Guru di SLB Negeri 1 Bantul berasal dari berbagai lulusan antara lain: SG-PLB, Lulusan guru pendidikan khusus dan guru umum. Ada beberapa
tenaga Ahlikonsultasi dan Paramedis di SLB Negeri 1 Bantul antara lain: Dokter Spesialis Orthopedi, Dokter Gigi, Psikiater, Psikolog, Paramedis dan
Konsultan Autis. SLB N 1 Bantul merupakan sekolah luar biasa dengan membuka 5 jurusan.
Lima jurusan itu diantaranya adalah tuna netra, tuna rungu, tuna grahita, tuna daksa dan autis. SLB N 1 Bantul juga dilengkapi dengan menyelenggarakan
layanan bagi anak berkebutuhan khusus. Jadi ketika anak di sekolah tidak hanya belajar tetapi dapat menerima layanan lain. Misalnya untuk kekhususan
D dilengkapi dengan ruang fisioterapi. Aksesibilitas lingkungan sekolah juga