Durasi Waktu Analisis Data

129 Pada analisis antarkondisi baseline-1 dengan intervensi, persentase overlap yaitu 0. Hal tersebut menunjukkan bahwa terdapat keefektifan intervensi yang baik terhadap perilaku sasaran. Menurut Juang Sunanto, dkk. 2005: 116 Semakin kecil persentase overlap maka semakin baik pengaruh atau keefektifan intervensi terhadap perilaku sasaran . Perbandingan persentase overlap pada intervensi dengan baseline II sebesar 66,67, data ini menunjukkan adanya keefektifan intervensi kurang begitu baik ketika perlakuan dihentikan pada baseline II.Berdasarkan catatan yang diberikan.

2. Durasi Waktu

a Analisis data dalam kondisi

Tabel 25. Perkembangan Durasi Waktu dalam Mengerjakan Tes Kemampuan Membaca Permulaan Subjek Durasi Mengerjakan Tes Baseline-1 A Intervensi B Baseline-2 A ’ 40 40 40 40 38 35 35 30 28 30 28 28 Tebel di atas merupakan akumulasi durasi waktu subjek FNP saat mengerjakan tes kemampuan membaca permulaan sebanyak 30 item soal yang telah dilakukan oleh subjek pada fase baseline-1 A, intervensi B dan baseline-2 A ’. Durasi terpendek yang diperoleh subjek pada saat mengerjakan tes kemampuan membaca permulaan pada setiap fase berbeda-beda. Pada fase baseline-1, durasi terpendek yaitu 40 menit, fase 130 intervensi dengan durasi 28 menit dan fase baseline-2 dengan durasi terpendek 28 menit. Berdasarkan data di atas, maka disajikan ke dalam bentuk grafik sebagai berikut: Gambar 19. Display Perkembangan Durasi dalam Mengerjakan Tes Kemampuan Membaca Permulaan Subjek Berdasarkan gambar grafik di atas dapat diketahui bahwa pada fase baseline-1 durasi waktu yang diperlukan subjek stabil dan belum terjadi penurunan pada setiap sesinya. Pada fase intervensi, durasi waktu berkurang yang ditandai dengan menurunnya grafik pada fase perlakuan dengan durasi yang semakin pendek. Pada fase baseline-2, durasi waktu cenderung stabil tetapi masih mengalami penurunan. Berdasarkan data penelitian di atas, maka hasil analisis dalam kondisi mengenai durasi waktu yang diperlukan subjek dalam mengerjakan tes kemampuan membaca permulaan dapat di rangkum dalam tabel sebagai berikut: Tabel 26. Data Akumulasi Hasil Analisis Dalam Kondisi Durasi Waktu Mengerjakan Tes Kemampuan Membaca Permulaan Kondisi Baseline-1 A Intervensi B Baseline-2 A ’ 10 20 30 40 50 Bas el in e- … Bas el in e- … Bas el in e- … In terv e n si k e -1 In terv e n si k e -2 In terv e n si k e -3 In terv e n si k e -4 In te rv e n si ke- 5 In terv e n si k e -6 Bas el in e- … Bas el in e- … Bas el in e- … Durasi Waktu Menit Durasi Waktu Menit 131 1. Panjang Kondisi 3 6 3 2. Estimasi Kecenderungan Arah = + + 3. Kecenderungan Stabilitas Data Stabil 100 Variabel 66,67 Stabil 100 4. Jejak Data = + + 5. Level dan Stabilitas Rentang Stabil 40-40 Variabel 28-40 Stabil 28-30 6. Perubahan Level 40-40 =0 28-40 +12 28-30 +2 Berdasarkan analisis dari tabel sajian di atas dapat diketahui bahwa sudah tidak ada perubahan durasi pada fase baseline-1 karena stabil =0. Perubahan durasi yang semakin pendek dalam mengerjakan tes kemampuan membaca permulaan terlihat setelah diberikan intervensi yaitu berupa penggunaan media flash carddengan perubahan level +12.Pada fase baseline-2, durasi mengerjakan tes kemampuan membaca permulaan terlihat semakin pendek daripada fase baseline-1 dengan perubahan level +2. Perhitungan secara rinci dari ke-6 data analisis dalam kondisi terlampir pada lampiran.Setelah dilakukan perhitungan dalam kondisi, maka dilanjutkan dengan perhitungan analisis antarkondisi yang tergambar pada tabel data berikut ini: 132 Tabel 27. Data Akumulasi Hasil Analisis Antarkondisi Durasi Waktu Mengerjakan Tes Kemampuan Membaca Permulaan Subjek Perbandingan Kondisi BA A ’B 1. Jumlah variabel yang diubah 1 1 2. Perubahan kecenderungan arah dan efeknya = + + + 3. Perubahan kecenderungan stabilitas Stabil ke variabel Variabel ke stabil 4. Perubahan level 40 - 40 = 0 tetap 28 - 28 = 0 tetap 5. Presentase Overlap 0:6 x 100= 0 2:3 x 100= 66,67 Berdasarkan analisis data dari tabel di atas dapat diketahui bahwa: 1 Jumlah Variabel yang Diubah a. Pada analisis antarkondisi baseline-1 dengan intervensi, jumlah variabel yang diubah satu yaitu kemampuan membaca permulaan. b. Pada analisis antarkondisi intervensi dengan baseline-2, jumlah variabel yang diubah satu yaitu kemampuan membaca permulaan. 2 Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya a. Pada analisis antarkondisi baseline-1 dengan intervensi, kecenderungan perubahan arah yaitu dari sejajar pada fase baseline- 1 sampai pada menurun ke arah positif yaitu adanya penurunan 133 durasi waktu pengerjaan tes kemampuan membaca permulaan setelah diberikan intervensi yaitu penggunaan media flash card. b. Pada analisis antarkondisi intervensi dengan baseline-2, kecenderungan arah pada fase intervensi yaitu menurun + dan dilanjutkan pada fase baseline-2 yaitu penurunan positif yang tetap terjadi. Hal tersebut berarti bahwa adanya perubahan perilaku akademik subjek ke arah yang positif selama diberikan intervensi yaitu berupa penggunaan media flash card dan selanjutnya pada fase baseline-2 penggunaan media flash card efektifuntuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan dengan terjadinya penurunan durasi pengerjaan tes kemampuan membaca permulaan. 3 Perubahan Kecenderungan Stabilitas a. Pada analisis antarkondisi baseline-1 dengan intervensi, perubahan kecenderungan stabilitas yaitu dari durasi waktu pengerjaan yang stabil di fase baseline-1 berubah menjadi variabel atau cenderung tidak stabil pada fase intervensi yaitu durasi waktu yang berubah- ubah dan semakin menurun pada fase intervensi. b. Pada analisis antarkondisi intervensi dengan baseline-2, kecenderungan stabilitas yaitu pada fase intervensi durasi pengerjaan subjek berubah-ubah atau tidak stabil dan pada fase baseline-2 data durasi waktu subjek menjadi stabil. 4 Perubahan Level 134 a. Pada analisis antarkondisi baseline-1 dengan intervensi, tidak ada perubahan level yang terjadi atau tetap. Hal tersebut berarti bahwa pemberian intervensi berupa penggunaan media flash card pada fase intervensi pertama belum mampu mengurangi durasi pengerjaan tes kemampuan membaa permulaan. b. Pada analisis antarkondisi intervensi dengan baseline-2, tidak ada perubahan level yang terjadi atau tetap. Hal tersebut berarti bahwa setelah diberikan intervensi, durasi waktu subjek mengerjakan tes kemampuan membaca permulaan sama seperti pada fase intervensi kelima. 5 Presentase Overlap a. Pada analisis antarkondisi baseline-1 dengan intervensi, tidak terdapat data durasi waktu pengerjaaa tes pemahaman konsep bangun datar yang tumpang tindih overlap. Hal tersebut berarti bahwa pemberian intervensi berupa penggunaan media flash cardefektif untuk meningkatkan kemampuan membaca permulaan subjek yang terlihat dari persentase keberhasilan subjek dalam menjawab tes kemampuan membaca permulaan pada fase baseline- 1dan intervensi setelah diberikannya intervensi tersebut. b. Pada analisis antarkondisi intervensi dengan baseline-2, presentase overlap yaitu 66,67. Hal tersebut berarti ada data yang tumpang tindih atau overlap dengan presentase 66,67, yang berarti bahwa ada 66,67 pada fase intervensi yang kurang berpengaruh dalam 135 pemahaman kemampuan membaca permulaan pada subjek yang terlihat dari durasi pengerjaan subjek dalam menjawab tes kemampuan membaca permulaan. Namun, secara keseluruhan penggunaan media flash card efektif untuk meningkatkan kemampuam membaca permulaan subjek.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Dokumen yang terkait

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK MELALUI MEDIA FLASH CARD DI KELOMPOK Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Anak Melalui Media Flash Card Di Kelompok B TK Aisyiyah, Gajahan, Pasar Kliwon, Surakarta Tahun Ajaran 2013/2014.

0 2 10

PENGARUH PERMAINAN ALAT MUSIK DRUM UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK ANAK CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK DI SLB AZ-ZAKIYAH.

0 1 39

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA BENDA KONKRET TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL HURUF PADA SISWA CEREBRAL PALSY KELAS III DI SLB NEGERI 1 BANTUL.

0 0 138

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPAKAIAN MELALUI METODE DRILL PADA ANAK CEREBRAL PALSY DI SEKOLAH LUAR BIASA DAYA ANANDA.

1 6 222

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PERMULAAN MELALUI TEKNIK LATIHAN GRAPHOMOTOR PADA ANAK CEREBRAL PALSY DI SEKOLAH LUAR BIASA DAYA ANANDA.

12 56 187

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA GAME EDUKATIF TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN ANAK CEREBRAL PALSY KELAS DASAR II DI SLB WIDYA MULIA PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA.

1 5 177

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UPIN IPIN TERHADAP KEMAMPUAN PENJUMLAHAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ANAK CEREBRAL PALSY TIPE SPASTIK KELAS III DI SEKOLAH LUAR BIASA NEGERI 1 BANTUL.

1 10 192

KEEFEKTIFAN MULTIMEDIA BERBASIS FLASH UNTUK MENGENALKAN KONSEP ANGGOTA TUBUH BAGI ANAK TUNAGRAHITA SEDANG KELAS I DI SEKOLAH LUAR BIASA YAPENAS YOGYAKARTA.

0 0 191

KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN KELAS DASAR 1 SEKOLAH LUAR BIASA SEKAR TERATAI 1 SRANDAKAN BANTUL.

0 5 103

PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PERMULAAN PADA SISWA KELAS 1 SD - Unika Repository

1 5 16