16
2. Pengertian Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik
Menurut Sugiarmin 1996: 75- 76 “Spastik menunjukkan gerakan otot-
otot yang mengalami kekejangan dapat terjadi baik pada sebagian gerakan ataupun seluruhnya. Akibatnya gerakan terbatas dan lambat
”. Penderita cerebral palsy jenis ini terdapat kekakuan pada sebagian atau seluruh otot-
ototnya. Otot- otot persendian akan menjadi kaku stiff, contractur kalau kurang digerakkan, sehingga dapat mengganggu fungsi mobilisasi.
Kekakuan pada otot- otot organ bicara, seperti lidah, pita suara, dan rahang bawah dapat menyebabkan kelainan dalam berbicara. Maka dari itu, pada
anak spastik akan mengalami hambatan ketika mereka mengungkapkan kalimat dan hal ini akan mengganggu proses pembelajaran. “Pada anak
cerebral palsytipe spastik kekejangan otot akan hilang atau berkurang pada saat anak dalam keadaan tenang. Sebaliknya keadaan akan menguat apabila
keadaan anak terkejut, marah, takut dan sebagainya A. Salim Choiri, 1996: 23.
Anak cerebral palsy tipe spastik dapat dibedakan menjadi empat tipe, yaitu : a Spastik Hemiplegia yaitu kelumpuhan terjadi pada anggota gerak
di bagian yang sama tangan dan kaki kanan atau tangan dan kaki kiri, b Spastik Paraplegia yaitu kelumpuhan terjai pada kedua kaki, c Spastik
Diplegia yaitu kelumpuhan pada kedua tangan atau kedua kakinya, dan d SpastikQuadriplegia tetraplegia yaitu kelumpuhan pada keempat anggota
gerak.
17
3. Karakteritik Anak Cerebral Palsy
Manusia adalah makhluk yang unik dengan ciri-ciri atau karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lain. Begitu juga dengan
karakteristik anak cerebral palsy. Karakteristik anak cerebral palsy dapat dilihat dari ciri-ciri yang tampak pada anak cerebral palsy.
a. Karakteristik Anak Cerebral Palsy Secara Umum
Karakteristik utama yang dapat dilihat pada anak cerebral palsyadalah adanya gangguan pada anggota gerak tubuh. Otak
merupakan pusat dari semua fungsi tubuh, jika mengalami kerusakan maka selain mengalami gangguan gerak, anak cerebral palsy juga sering
mengalami gangguan-gangguan lain seperti gangguan pendengaran, penglihatan, kecerdasan, dan gangguan pada aspek taktil dan kinestetik.
Menurut Yulianto dalam A. Salim Choiri, 2006: 178-182 karakteristik anak cerebral palsy sesuai dengan derajat kemampuan fungsional.
Adapun karakteristik cerebral palsy sesuai dengan derajat kemampuan fungsional yaitu:
1 Golongan Ringan
Cerebral palsy golongan ringan umumnya dapat hidup bersama anak sehat lainnya, kelainan yang dialami tidak mengganggu kegiatan
sehari-hari, maupun dalam mengikuti pendidikan.
2 Golongan Sedang
Cerebral palsy yang termasuk sedang sudah kelihatan pendidikan khusus agar dapat mengurus dirinya sendiri, dapat bergerak atau
bicara. Anak dapat memerlukan alat bantu khusus memperbaiki pola geraknya.
3 Golongan Berat
Cerebral palsy yang termasuk berat sudah menunjukkan kelainan yang sedemikian rupa, sama sekali sulit melakukan kegiatan dan tidak
mungkin dapat hidup tanpa bantuan orang lain.
18 Dari pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan
bahwa secara umum maupun khusus anak cerebral palsy memiliki karakteristik sebagai berikut: mengalami kekakuan otot atau ketegangan
otot, gerakan-gerakan tidak terkendali, gerakan tidak terkoordinasi, keseimbangan yang buruk, dan terdapat gerakan-gerakan kecil yang
muncul tanpa terkendali. Menurut Bakwin-bakwin dalam Sutjihati Somantri, 2006: 122
cerebral palsy mempunyai karakteristik yaitu mengalami kelainan pada satu atau kedua tungkai dan juga tangan yang disebabkan kerusakan
kortex cerebellum yang menyebabkan hiperaktive dan stretch relex; adanya gerakan-gerakan yang tidak terkendali dan terarah yang
diakibatkan kerusakan pada bangsal banglia; adanya gangguan keseimbangan yang diakibatkan kerusakan otot pada cerebellum; terjadi
getaran-getaran berirama, baik yang bertujuan maupun yang tidak bertujuan yang diakibatkan kerusakan pada bangsal banglia.
Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa secara umum anak cerebral palsy memiliki
karakteristik sebagai berikut: mengalami kekakuan otot atau ketegangan otot,
gerakan-gerakan tidak
terkendali, gerakan-gerakan
tidak terkoordinasi, keseimbangan buruk, dan terdapat getaran-getaran kecil
yang muncul tanpa terkendali. Kondisi anak cerebral palsy yang
19 demikian mengakibatkan anak membutuhkan bantuan dan layanan
khusus pada tingkatan tertentu. b.
Karakteristik Anak Cerebral Palsy Tipe Spastik Menurut Sugiarmin 1996: 75 “cerebral palsytipe spastikmerupakan
jenis cerebral palsy yang besar jumlahnya diantara jenis cerebral lainnya.” Cerebral palsy tipe spastik terdapat kekejangan pada otot-otot,
atau sebagian otot-ototnya. Karakteristik anak cerebral palsy tipe spastikantara lain:
1 Gangguan Motorik
Menurut A. Salim Choiri1995: 66 Anak cerebral palsy yang mengalami kerusakan pada pyramidal tract atau extrapyramidal akan
mengalami hambatan dalam sistem motorik karena kedua sistem tersebut berfungsi untuk mengatur sistem motorik. Gangguan motorik
dapat berupa kekakuan, kelumpuhan. 2
Gangguan Sensoris Menurut A. Salim Choiri 1995: 68 hilangnya kemampuan gerak dan
raba pada anak cerebral palsy khusus terjadi pada spastikhemiplegia dan quadriplegia. Mereka tidak mampu membedakan dua titik pada
kulit dan juga tidak mampu mengidentifikasi objek dengan menggunakan
tangannya. Ketidakmampuan
mereka dalam
mengidentifikasi objek erat kaitannya dengan kelainan fungsi syaraf sensoris yaitu menerima rangsang dan mengirimkannya. Anak- anak
spastik hemiplegia dan quadriplegia perlu memperolah layanan
20 rehabilitasi sensori untuk melatih dan mengembangkan kemampuan
sensoris yang masih dimiliki. 3
Tingkat Kecerdasan Menurut A. Salim Choiri1995: 68 tingkat kecerdasan anak
berentang mulai dari tingkat yang paling dasar, yaitu idiocy sampai gifted. Tidak ditemukannya secara langsung tingkat kelainan fisik
dengan kecerdasan anak. Artinya anak cerebral palsy yang kelainan berat, tidak berarti kecerdasan rendah. Menurut Musjafak Assjari
1995: 68 “sebagian cerebral palsy, sekitar 45 mengalami
keterbelakangan mental dan 35 lagi mempunyai tingkat kecerdasan sedikit di bawah rata-
rata”. Kelumpuhan pada otak mengganggu fungsi kecerdasan, di samping kemungkinan mengganggu pusat
koordinasi gerak, sehingga kelainan cerebral palsy terdiri tunagrahita dan gangguan koordinasi gerak.
4 Kemampuan Persepsi
Menurut A. Salim Choiri1995: 69 syaraf penghubung dan jaringan syaraf otak pada anak cerebral palsy mengalami gangguan maka
terjadi kesalahan proses persepsi. Akibatnya kemampuan persepsi anak cerebral palsy mengalami gangguan.
Menurut M. Sugiarmin dan Ahmad T. Muslim 1996: 75-76 “anakcerebral palsy jenis spastik akan mengalami kesulitan dalam
menggunakan otot- otot untuk bergerak ”. Hal ini disebabkan adanya
kekejangan pada otot, akibatnya gerakan tubuh terbatas dan lambat. Jika
21 dibengkokkan
sendinya maka
otot-ototnya yang
berlawanan berkontraksi. Sedangkan untuk jenis rigid otot akan tegang diseluruh
tubuh, cenderung menyerupai robot waktu berjalan, tertahan- tahan dan kaku. Kondisi anak cerebral palsy yang demikian mengakibatkan anak
membutuhkan bantuan dan layanan khusus pada tingkatan tertentu. Berdasarkan penjelasan karakteristik anak cerebral palsy baik secara
umum maupun khusus di atas, subyek penelitian ini memiliki karakteristik yaitu kekauan spastik pada kedua kaki baik kiri maupun
kanan dan tangan sebelah kiri. Anak menggunakan kursi roda untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Mata anak normal tidak mengalami
juling ataupun kelainan lainnya, sehingga dalam penglihatan anak dapat melihat dengan baik. Usia kecerdasanmental mental ageMA
berkembang tidak sejalan dengan bertambahnya usia kronologis chronologicalageCA. Subyek mengalami ketertinggalan 2 atau 5
tingkatan di bidang kognitif dibanding anak normal yang usianya sebaya. Usia anak saat ini 12 tahun dan duduk di kelas III tingak dasar,
namun materi pembelajaran yang diberikan yaitu materi kelas I.
4. Faktor Penyebab Anak Cerebral Palsy