49 dalam permasalahan yang berhubungan dengan strategi promosi di Obonk Steak
Ribs Bogor. Selain itu, struktur organisasi Obonk Steak Ribs Bogor sangat
sederhana dengan hirarki yang pendek dan tidak terdapat divisi khusus bagian promosi. Adapun pemilik restoran adalah Bapak Andi Eko Nugroho yang
memiliki wewenang dalam membuat dan menetapkan setiap keputusan dan kebijakan perusahaan termasuk kegiatan promosi. Manajer koki bertugas untuk
menangani operasional perusahaan seperti kegiatan produksi, promosi dan kegiatan lainnya. Karyawan bagian kasir bertugas dalam membantu kegiatan
promosi perusahaan.
4.4 Metode Pengolahan Data 4.4.1 Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah metode dalam meneliti status kelompok manusia, objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kilas
peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskriptif, gambaran dan lukisan secara sistematis, faktual dan akurat
mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Menurut Nazir M 2003, metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan
interpretasi yang tepat.
4.4.2 Analisis Hirarki Keputusan
Analisis Hirarki Keputusan AHP digunakan untuk menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi dan pemilihan alternatif
strategi promosi. Identifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan strategi promosi yang dibuat berdasarkan kondisi yang dialami perusahaan saat
ini. Alternatif strategi promosi yang dilakukan antara lain menitikberatkan pada bauran promosi. Alternatif strategi dibuat berdasarkan hasil pengamatan oleh
pihak perusahaan yang dikaitkan dengan kondisi di lapangan. Penelitian ini diawali dengan pengumpulan data dan informasi dari pihak
OSR Bogor untuk membuat suatu hirarki. Struktur hirarki yang disusun menjadi dasar pembuatan kuisioner. Kuisioner diberikan untuk mengetahui pembobotan
setiap elemen pada seluruh tingkat struktur hirarki. Hasil pengolahan data
50
F1
O1 A1
S1 Fn
On A3
Sn F2
O2 A2
S2 F3
O3 A3
S3
G
diperlukan untuk menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap penyusunan strategi promosi dan pemilihan alternatif strategi promosi yang tepat
dan disajikan dalam bentuk uraian, gambar dan tabel. Kerangka kerja PHA terdiri dari delapan langkah utama Saaty, 1993 yang dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Mendefinisikan persoalan dan merincikan pemecahan persoalan yang
dinginkan. Hal yang perlu diperhatikan dalam langkah ini adalah penguasaan masalah secara mendalam, karena yang menjadi perhatian adalah pemilihan
tujuan, kriteria dan elemen-elemen yang menyusun struktur hirarki. Tidak terdapat prosedur yang pasti untuk mengidentifikasi komponen-komponen
sistem, seperti tujuan, kriteria dan aktivitas yang akan dilibatkan dalam suatu hirarki. Komponen-komponen sistem dapat diidentifikasi berdasarkan
kemampuan para analisa untuk menemukan unsur-unsur yang dapat dilibatkan dalam suatu sistem.
2. Membuat struktur hirarki dari sudut pandang manajemen secara menyeluruh.
Struktur hirarki ini mempunyai bentuk yang saling berkaitan, tersusun dari sasaran utama, sub-sub tujuan, faktor-faktor pendorong yang mempengaruhi
sub-sub sistem tujuan tersebut, pelaku-pelaku yang memberi dorongan, tujuan- tujuan pelaku dan akhirnya ke alternatif strategi, pilihan atau skenario. Pada
tingkat puncak hirarki hanya terdiri dari satu elemen yang disebut dengan fokus yaitu sasaran keseluruhan yang bersifat luas. Tingkat di bawahnya dapat terdiri
dari beberapa elemen yang dibagi dalam kelompok homogen agar dapat dibandingkan dengan elemen yang berada pada tingkat sebelumnya.
Tingkat 1 : Fokus Tingkat 2 : Faktor
Tingkat 3 : Pelaku Tingkat 4 : Tujuan
Tingkat 5 : Skenario Gambar 2. Model Struktur Proses Hirarki Analitik
Sumber : Saaty 1993
51 3.
Menyusun matriks banding berpasangan. Dimulai dari puncak hirarki yang merupakan dasar untuk melakukan perbandingan berpasangan antar elemen
yang terkait yang ada di bawahnya. Perbandingan berpasangan pertama dilakukan pada elemen tingkat kedua terhadap fokus yang ada di puncak
hirarki. Suatu elemen di sebelah kiri diperiksa perihal dominasi atas yang ada di sebelah kiri elemen pucak matriks.
4. Mengumpulkan semua pertimbangan yang diperlukan dari hasil perbandingan
berpasangan antar elemen pada langkah 3. Setelah matriks berpasangan antar elemen dibuat, dilakukan perbandingan berpasangan antar setiap elemen pada
kolom ke-i, dengan perbandingan berpasangan antar elemen pada baris ke-j. Perbandingan berpasangan antar elemen tersebut dilakukan dengan pernyataan
“Seberapa kuat elemen baris ke-j didominasi atau dipengaruhi oleh fokus di puncak hirarki, dibandingkan dengan kolom ke-i?”. Apabila elemen yang
diperbandingkan merupakan suatu peluang atau waktu, maka pertanyaannya adalah : “Seberapa lebih mungkin suatu elemen baris ke-j dibandingkan dengan
elemen kolom ke-i sehubungan dengan elemen puncak hirarki”. Untuk mengisi matriks berpasangan digunakan skala banding. Angka-angka yang tertera
menggambarkan relatif pentingnya suatu elemen dibanding dengan elemen lainnya sehubungan dengan sifat atau kriteria tertentu.
Tabel 8. Nilai Skala Banding Berpasangan
Intensitas Pentingnya
Definisi Penjelasan
1 Kedua elemen sama pentingnya
Dua elemen menyumbang sama besar pada sifat itu
3 Elemen yang satu sedikit lebih
penting daripada yang lainnya Pertimbangan sedikit menyokong satu
elemen atas elemen lainnya 5
Elemen yang satu sangat penting dari elemen yang lainnya
Pengalaman dan pertimbangan dengan kuat menyokong satu elemen atas elemen
lainnya 7
Satu elemen jelas lebih penting daripada elemen lainnya
Satu elemen dengan kuat disokong dari dominanya telah terlihat dalam praktek
9 Satu elemen mutlak lebih penting
daripada elemen lainnya Bukti yang menyokong elemen yang satu
atas yang lainnya memiliki tingkat penegasasn
yang tertinggal
yang mungkin menguatkan
2,4,6,8 Nilai-nilai
di antara
dua pertimbangan yang berdekatan
Kompromi diperlukan di antara dua pertimbangan
Kebalikan Jika untuk aktivitas mendapat satu angka bila dibandingkan dengan aktivitas j,
maka memiliki nilai kebalikannya bila dibandingkan dengan i. Sumber : Saaty 1993
52 5.
Memasukkan nilai-nilai kebalikannya beserta bilangan 1 sepanjang diagonal utama. Angka 1 sampai 9 digunakan bila Fi lebih mendominasi atau
mempengaruhi sifat fokus puncak hirarki X dibandingkan dengan Fj, sedangkan bila Fi kurang mendominasi atau kurang mempengaruhi sifat X
dibandingkan sifat Fj maka digunakan angka kebalikannya. Matriks di bawah garis diagonal utama diisi dengan nilai-nilai kebalikannya.
6. Melaksanakan langkah 3, 4 dan 5 untuk semua tingkatan dari gugusan dalam
hirarki tersebut. Pembandingan dilanjutkan untuk semua elemen pada setiap tingkat keputusan yang terdapat pada hirarki, berkenaan dengan kriteria elemen
di atas. Matriks pembandingan dalam metode PHA dibedakan menjadi: 1 Matriks pendapat individu MPI dan 2 Matriks pendapat gabungan MPG.
Matriks pendapat individu adalah matriks hasil perbandingan yang dilakukan oleh individu. MPI memiliki elemen yang disimbolkan dengan aij yaitu elemen
matriks pada baris ke-i dan kolom ke-j Gambar 4. X
A1 A2
A3 ...
An A1
A11 A12
A13 ...
A1n A2
A21 A22
A23 ...
A2n A3
A31 A32
A33 ...
A3n ...
... ...
... ...
... An
An1 An2
An3 ...
Ann
Gambar 3. Matriks Pendapat Individu
Sumber : Saaty 1993
Matriks pendapat gabungan Gambar 5 adalah susunan matriks baru yang elemen gij berasal dari rata-rata geometrik pendapat-pendapat individu yang
rasio inkonsistensinya lebih kecil atau sama dengan 10 persen dan setiap elemen pada baris dan kolom yang sama dari MPI yang satu dengan MPI yang lain tidak
terjadi konflik. X
G1 G2
G3 ...
Gn G1
G11 G12
G13 ...
G1n G2
G21 G22
G23 ...
G2n G3
G31 G32
G33 ...
G3n ...
... ...
... ...
... Gn
Gn1 Gn2
Gn3 ...
Gnn
Gambar 4. Matriks Pendapat Gabungan
Sumber : Saaty 1993
Persyaratan MGP yan a
Pendapat masing-ma selisih kurang da
tertinggi dengan ni b
Tidak terdapat ang 7.
Mensintesis prioritas Menggunakan komp
prioritas itu dengan prioritas terbobot yan
berikutnya dan seteru pengolahan horizonta
tersebut dapat dilakuk setelah MPI dan MG
memenuhi persyarata a
Pengolahan horiz prioritas vektor
memiliki rasio in pada pengolahan h
• Perkalian baris
• Perhitungan Ve
• Perhitungan nil VA = aij x V
• Perhitungan Ind ang bebas dari konflik adalah :
masing individu pada baris dan kolom yang sama dari empat satuan antara nilai pendapat indiv
nilai yang terendah. ngka kebalikan pada baris dan kolom yang sama.
as untuk melakukan pembobotan vektor-vektor mposisi secara hirarki untuk membobotkan vek
n bobot kriteria-kriteria dan menjumlahkan se ang bersangkutan dengan nilai prioritas dari ting
erusnya. Pengolahan MPI terdiri dari dua tahap ntal dan 2 pengolahan vertikal. Kedua jenis p
ukan untuk MPI dan MGP. Pengolahan vertikal GP diolah secara horizontal, dimana MPI dan M
tan rasio konsistensi. zontal terdiri dari tiga bagian yaitu penentu
r eigen, uji konsistensi dan revisi MPI dan M inkonsistensi tinggi. Tahapan perhitungan yang
n horisontal ini adalah : ris Z dengan rumus:
i,j = 1,2,3,....., n Vektor Prioritas VP atau Eigen Vektor dengan ru
VP= Vpi, untuk i = 1,2,3,.. nilai eigen Maks maks
VP dengan VA = VAi dengan VB = VBi
dengan i = 1,2,3,.....n Indeks Inkonsistensi CI dengan rumus:
53 ma memiliki
dividu yang
tor prioritas. ektor-vektor
semua nilai ngkat bawah
ap yaitu 1 pengolahan
al dilakukan MGP harus
uan vektor MGP yang
g dilakukan
rumus: ,.....n
• Perhitungan Ra
RI = Indeks Ac Laboratory
sampel beru Nilai Rasio Inko
merupakan nilai yang dipertanggungjawabkan.
konsistensi atau tidakn matriks pendapat Saaty
Tabel 9. Nilai Indeks Ac
Orde 2
3 4
5 6
7 8
Sumber : Saaty 1993
b Pengolahan vertikal
tingkat hirarki keputu Cvij didefinisikan seb
terhadap sasaran utama Cvij = =1 Chijt : i-
Dimana : Chij t : i-1 = nilai pr
atasny VWti-1 = nilai pri
sasaran P
= jumlah r
= jumlah s
= jumlah 8.
Mengevaluasi inkon pada tahap MPB M
terjadinya penyimpan Rasio Inkonsistensi CR dengan rumus:
cak Random Index yang dikeluarkan oleh O ry
dari matriks berorde 1 sampai 15 yang men erukuran 100 Tabel 9.
konsistensi CR yang lebih kecil atau sama d g mempunyai tingkat konsistensi yang baik
n. Hal ini dikarenakan CR merupakan tolak knya suatu hasil perbandingan berpasangan da
ty 1993. Acak RI Matriks Berorde 2 sampai 8
Indeks Acak RI 0.00
0.58 0.90
1.12 1.24
1.32 1.41
l yaitu menyusun prioritas pengaruh setiap ele utusan tertentu terhadap sasaran utama atau foku
ebagai nilai prioritas pengaruh elemen ke-j pada t ama, maka :
-1 x VWti-1 dengan I,j,t = 1,2,3,....n prioritas elemen ke-i terhadap elemen ke-t pada ti
nya i-1 yang diperoleh dari hasil pengolahan hor prioritas pengaruh elemen ke-t pada tingkat kei-
an utama yang diperoleh dari hasil pengolahan hor ah tingkat hirarki
ah elemen yang ada pada tingkat ke-i ah elemen yang ada pada tingkat ke i-t
nsistensi untuk seluruh hirarki. Pada pengisian Matriks Pembanding Berpasangan terdapat kemu
angan dalam membandingkan elemen satu deng 54
Oak Ridge menggunakan
dengan 0,1 dan dapat
k ukur bagi dalam suatu
elemen pada kus. Apabila
a tingkat ke-i
tingkat di orizontal.
-t terhadap orizontal
n judgement emungkinan
ngan elemen
55 yang lain sehingga diperlukan suatu uji inkonsistensi. Dalam PHA,
penyimpangan diperlukan dengan toleransi rasio inkonsistensi di bawah 10 persen. Langkah ini dilakukan dengan mengalikan setiap indeks konsistensi
dengan prioritas-prioritas kriteria yang bersangkutan dan menjumlahkan hasil kalinya. Hasil ini dibagi dengan pernyataan sejenis yang menggunakan indeks
konsistensi acak, yang sesuai dengan dimensi masing-masing matriks. Untuk memperoleh hasil yang baik, rasio inkonsistensi hirarki status harus bernilai
kurang dari atau sama dengan 10 persen. Rasio inkonsistensi diperoleh setelah matriks diolah secara horisontal dengan menggunakan program komputer
expert choice 2000 . Jika rasio inkonsistensi mempunyai nilai yang lebih dari 10
persen maka mutu informasi harus ditinjau kembali dan diperbaiki, antara lain dengan memperbaiki cara menggunakan pertanyaan ketika melakukan
pengisisan ulang kuisioner dan dengan lebih mengarahkan responden dalam mengisi kuisioner.
4.5 Definisi Operasional 4.5.1 Hirarki Pertama