lain: food processor Kenwood, Inggris, waterbath Memmert, Jepang, refrigerator Sharp, Jepang dan timbangan analitik Ohauss, Jepang. Peralatan
yang digunakan untuk ekstraksi fenol antara lain: Stirer MH-61 Yamato Scientific Co Ltd, Jepang, sentrifius dingin model J2-21 Beckman, Jerman,
rotary evaporator B-480 R114 Buchi, Switzerland, spektrofotometer UV-25000 LaboMed Inc, Amerika. Peralatan yang digunakan untuk analisis karakteristik
surimi antara lain: oven Binder, Jerman, kjeltec system Foss, Swedia, tanur, soxlet apparatus Schott Glass Instrument, Jerman, pH meter digital Schott
Glass Instrument, Jerman, texture analyzer model TATX plus LLOID, Inggris, sentrifius dingin Mode J2-21 Beckman, Jerman, chromameter Konica Minolta
Sensing, Jepang, Scanning electron microscope tipe JSM, JEOL Jepang.
3.3 Tahapan Penelitian
Penelitian diawali dengan persiapan bahan dan dilanjutkan dengan tahap penelitian 1 sampai dengan tahap 3.
3.3.1 Persiapan bahan
Tahap persiapan berupa analisis terhadap bahan baku yang digunakan ikan lele baik secara organoleptik, kimia maupun fisika. Pengujian bahan baku
yang dilakukan berupa uji organoleptik, kadar proksimat, dan pH.
3.3.2 Penelitian tahap 1: penentuan frekuensi pencucianleaching surimi
Penelitian tahap pertama bertujuan untuk mengetahui frekuensi pencucian terbaik dari pembuatan surimi dari daging ikan lele. Diagram alir penelitian tahap
1 dapat dilihat pada Gambar 11. Proses pencucian dilakukan dengan pencucian dengan air dingin suhu 5 °C dan penambahan garam pada akhir pencucian
sebesar 0,1 dari berat surimi. Frekuensi pencucian yang dicobakan adalah 1x, 2x, 3x dan 4x dengan perbandingan ikan dan air 1:4. Surimi dari masing-masing
perlakuan selanjutnya dianalisis karakteristik fisik dan kimianya, yaitu berupa kadar air, kadar lemak dan pH. Selanjutnya surimi tersebut disiapkan menjadi gel
kamaboko dan dianalisis karakteristik kimia, fisika dan organoleptiknya berdasarkan nilai pH, protein larut garam, kekuatan gel, kadar air, uji gigit dan uji
lipat agar diketahui mutu surimi yang dihasilkan.
3.3.3 Penelitian tahap 2: ekstraksi kasar fenol dari daun teh
Daun teh yang digunakan adalah daun teh tua segar yang belum banyak dimanfaatkan. Ekstraksi komponen fenol pada daun teh dilakukan dengan
menggunakan etanol. Ekstraksi kasar fenol dilakukan pada daun teh yang telah dikeringkan. Daun teh dikeringkan menggunakan oven pada temperatur 40 °C
selama 48 jam hingga mencapai kadar air 7-8. Selanjutnya daun teh kering dihaluskan untuk memperoleh bubuk kering dengan ukuran 60 dan 100 mesh
yang siap diekstrak. Ekstraksi dengan etanol menggunakan metode Santoso et al. 2004 yang
dimodifikasi. Bubuk daun teh kering 10 g dicampur dengan 150 ml etanol absolut. Campuran tersebut diaduk menggunakan pengaduk magnetik magnetic
stirer pada suhu ruang 28-30 °C selama 3 jam. Campuran tersebut kemudian disentrifugasi pada 5000 xg selama 10 menit pada suhu ruang. Supernatan
disaring menggunakan kertas saring Whatman No.1. Filtrat kemudian diuapkan pada 40 °C menggunakan rotary evaporator. Volume ekstrak dibuat menjadi
10 ml dengan etanol dalam labu volumetrik. Selanjutnya kandungan fenol total dari ekstrak kasar daun teh ditentukan
dengan metode Slinkard and Singletone 1977 diacu dalam Balange 2009. Ekstrak kasar 0,5 ml dicampur dengan 0,5 ml akuades. Selanjutnya campuran
ditambah 0,5 ml reagen Folin-ciocalteu 1:1 dengan air dan 2,5 ml larutan natrium karbonat 2 secara berurutan. Campuran reaksi diaduk secara
menyeluruh dan ditempatkan dalam gelap selama 40 menit. Nilai absorbansi diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 725 nm. Kadar fenol
ditentukan berdasarkan persamaan kurva standar. Standar yang digunakan untuk pembuatan kurva standar adalah asam tanat. Standar asam tanat dibuat dengan
konsentrasi 0, 25, 50, 100, 150, 200, 250, 300, 350 dan 400 mgL dan dinyatakan sebagai mg tanning daun teh kering setelah dikurangi dengan blanko. Blanko
masing-masing ekstrak disiapkan dengan cara yang sama, kecuali pada akuades digunakan sebagai pengganti reagen Folin-ciocalteu. Diagram alir penelitian
tahap 2 disajikan pada Gambar 12.
3.3.4 Penelitian tahap 3: penentuan