Asam tanat Senyawa Fenolik

kualitatif dan kuantitatif. Perubahan tersebut mungkin melibatkan tiga jenis reaksi yaitu interkonversi yang terlibat dalam urutan biosintesis, reaksi katabolik di mana produk akan diubah menjadi konstituen metabolik primer dan reaksi polimerisasi oksidatif yang menyebabkan terbentuk struktur tidak larut dengan berat molekul tinggi Lattanzio et al. 2012. Gambar 4 Beberapa jalur biosintesis grup utama senyawa fenol Michalak 2006.

2.9.2 Asam tanat

Tanin dan turunannya misal asam galat dan asam ellagat biasanya ditemukan pada tanaman herbal dan tanaman berkayu. Asam tanat adalah polifenol larut air yang mengandung ester gula, terutama glukosa, dan asam karboksilat fenol, misal asam galat, asam hexahydroxydiphenat, atau asam ellagat dilactone yang stabil. Tanin hidrolysable yaitu asam tanat dan epigallokatekin gallat telah dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan, antimikroba, dan antivirus alami Kim et al. 2010. Asam tanat merupakan ester galat d-glukosa yang mempunyai kapasitas sebagai antioksidan karena beberapa grup fenolik meraka dapat berinteraksi dengan makromolekul biologi Rivero et al. 2010. Asam tanat atau tanin diidentikkan dengan asam digalat atau asam galotartin. Tanin merupakan senyawa dengan berat molekul 500-3000 dan mengandung sejumlah besar gugus hidroksi fenolik yang memungkinkan membentuk ikatan silang yang efektif dengan protein dan molekul-molekul lain Glikolisis Jalur sikimat shikimat pathway Metabolisme phenilpropanoid Phenylopropanoid metabolism Flavonoid Metabolisme karbohidrat Malonyl- CoA Asam sinamat Asam benzoat Ester asam organik Fahey dan Berger 1988 misalnya polisakarida, asam amino, asam lemak dan asam nukleat Nyachoti et al. 1997. Tanin terdiri atas dua kelompok yaitu tanin terhidrolisis dan tanin terkondensasi. Tanin berasal dari hijauan sebagaimana yang terkandung di dalam leguminosa umumnya dalam bentuk tanin terkondensasi Fahey dan Berger 1988. Maqsood dan Benjakul 2010a melaporkan bahwa asam tanat menunjukkan kekuatan yang mampu mengurangi aktivitas radikal scavenging superior serta efektif menghambat oksidasi lemak pada daging lumat dan sistem emulsi. Asam tanat ditegaskan oleh Food and Drug Administration FDA sebagai aditif yang aman Generally Recognize as Safe untuk digunakan langsung dalam beberapa produk makanan termasuk produk-produk daging 21 CFR184. 1097, US Code of Federal Regulations 2006 diacu dalam Maqsood dan Benjakul 2010b. Penambahan asam tanat dengan konsentrasi optimum 40 mgg kitosan menyebabkan struktur matriks kitosan lebih kaku karena asam tanat bertindak sebagai agen ikatan silang. Asam tanat juga meningkatkan kekuatan tarik tensile strength serta memadatkan matriks kitosan. Demikian juga penambahan asam tanat pada kitosan menurunkan kelarutan film terhadap suhu, semakin tinggi suhu semakin rendah kelarutan Rivero et al. 2010. Maqsood dan Benjakul 2010a melaporkan bahwa penambahan asam tanat sebanyak 200 mgkg ikan patin Pangasius hipophthalmus dan disimpan di dalam kondisi MAP dapat menghambat oksidasi lemak selama penyimpanan 15 hari. Maqsood dan Benjakul 2010b menambahkan bahwa asam tanat pada tingkat konsentrasi 200 ppm yang dikombinasi dengan MAP konsentrasi oksigen tinggi 80 O 2 dan CO 2 20 bisa efektif dalam menjaga warna merah cerah dan memperlambat oksidasi lipida serta pertumbuhan mikroba dalam daging sapi sampai 15 hari penyimpanan berpendingin. Namun demikian, degradasi protein masih terjadi dalam beberapa derajat. Oleh karena itu, asam tanat bisa menjadi aditif alami dengan fungsi pengawet dalam produk daging dan daging.

2.10 Oksidasi Senyawa Fenolik