Standar kualitas surimi Surimi

daging ikan, pencucian dengan air dan pembuangan air, penyaringan dan pelumatan, penambahan anti denaturasi, pengemasan, pembekuan dan penyimpanan. Teknologi surimi telah berkembang secara luas. Berbagai usaha nyata telah dilakukan untuk mengembangkan produk baru, misalnya teknologi baru untuk penanganan air limbah; penggunaan spesies lain; pengawetan produk berbasis surimi; penggunaan berbagai cryoprotectant dan peningkatan pembentukan gel Nopianti et al. 2011.

2.5.1 Standar kualitas surimi

Kualitas produk surimi terjamin oleh standar praktis masing-masing perusahaan sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan konsumenpelanggan. Produsen dan konsumen bekerja sama untuk memastikan kualitas surimi yang diinginkan. Banyak pelanggan melakukan inspeksi dan audit langsung pada pemasok. Praktek ini rutin dilakukan dalam industri dan termasuk fokus pada traceability dari semua produk Anonim 2012. Dari berbagai review yang telah dipublikasikan menunjukkan kriteria mutu surimi diantara perusahaan di Jepang tidak seragam. Terdapat dua asosiasi besar di Jepang yang mempunyai standar surimi berbeda yaitu All-Japan Frozen Fish Meat Association AJFFMA dan Hokaido Surimi Association HSA. All- Japan Frozen Fish Meat Association AJFFMA membagi mutu surimi menjadi 6 kelas sedangkan HSA 4 kelas. Kadar air surimi yang ditetapkan oleh standar AJFFMA adalah 79-82, sedangkan HSA 75-78. Alasan perbedaan kadar air tersebut kemungkinan disebabkan perbedaan jumlah cryoprotectant yang ditambahkan yaitu 5 untuk skala AJFFMA dan 10 untuk skala HSA Lanier 1992. Kriteria untuk penentuan kelas mutu surimi yang diproduksi di laut maupun di darat telah ditetapkan oleh Surimi Workshop di Seattle pada tahun 1984. Tingkatan standar mutu kualitas surimi berdasar pengujian kamaboko dengan atau tanpa penambahan pati dijelaskan pada Tabel 1. Tabel 1 Standar mutu surimi berdasar pengujian kamaboko Tingkatan Mutu Grade Dengan penambahan pati Tanpa penambahan pati Kekuatan gel gcm Nilai uji gigit Derajat putih Kekuatan gel gcm Nilai uji gigit Derajat putih 1 900 10 60 680 10 46 2 900 10 59 680 10 45 3 850 8,5 58 640 8,5 43 4 700 7,5 55 520 7,5 38 5 600 7,0 52 440 7,0 35 6 450 6,5 50 310 6,5 32 Sumber : Lanier 1992 Spesifikasi mutu surimi beku di Indonesia ditetapkan oleh Badan Standar Nasional BSN dengan menyusun Standar Nasional Indonesia tentang surimi beku SNI 01-2694.1-2006 yang merupakan revisi SNI 01-2694-1992. Penyusunan standar tersebut dalam rangka memberikan jaminan mutu dan keamanan pangan komoditas ikan segar yang akan dipasarkan di dalam dan di luar negeri BSN 2006a. Spesifikasi standar surimi beku SNI 01-2694.1-2006 tidak menetapkan kekuatan gel sebagai salah satu jenis uji dalam persyaratan mutu. Persyaratan mutu dan keamanan pangan surimi beku berdasarkan SNI 01-2694.1-2006 disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 Persyaratan mutu dan keamanan pangan surimi beku Jenis uji Satuan Persyaratan a. Organoleptik Angka 1-10 minimal 7 b. Cemaran mikroba - ALT - Escherichia coli - Salmonella - Vibrio cholerae - Vibrio parahaemolyticus Kanagawa positif Kolonig APMg APMg APMg APMg maksimal 5,0 x 10 5 maksimal 2 negatif negatif maksimal 3 c. Cemaran kimia - Raksa Hg - Timbal Pb - Histamin - Cadmium Cd mgkg mgkg mgkg mgkg maksimal 1 maksimal 0,4 maksimal 100 maksimal 0,1 d. Kadar air 80-82 e. Fisika - Suhu pusat °C maksimal -18 f. Filth potong 80-82 Catatan Bila diperlukan Sumber : BSN 2006a 2.6 Faktor yang Berpengaruh pada Kualitas Surimi 2.6.1 Spesies