Gambar 5. Contoh diagram sebab-akibat Larson, 2003 Diagram sebab-akibat dapat dipergunakan untuk hal-hal sebagai berikut:
a Untuk mengumpulkan sebab-akibat variasi dalam proses.
b Untuk mengidentifikasi kategori dan sub-kategori sebab-sebab yang
mempengaruhi suatu karakteristik mutu tertentu. c
Untuk memberikan petunjuk mengenai macam-macam data yang perlu dikumpulkan.
d Diagram sebab-akibat dapat membantu mengidentifikasi sebab-sebab proses
yang mempunyai peranan bagi timbulnya efek yang tidak dikehendaki pelanggan.
Fungsi diagram sebab-akibat, yaitu berperan dalam memusatkan perhatian operator, bagian produksi dan pimpinan dalam masalah mutu. Diagram sebab-
akibat yang dikembangkan dengan baik biasanya memajukan tingkat pemahaman terhadap proses tersebut Jugulum dan Samuel, 2008.
2.6.3.5 Implementasi 6S
Perusahaan yang sudah menerapkan Lean Six Sigma memulai program peningkatan secara terus menerus secara mendasar melalui perbaikan
menggunakan prinsip 6S untuk menciptakan dan memelihara agar tempat kerja
menjadi teratur, bersih, aman dan memiliki kinerja tinggi. 6S merupakan landasan untuk peningkatan terus menerus, zero defects, reduksi biaya dan untuk
menciptakan area kerja yang aman dan nyaman Gaspersz, 2006. 6S
memiliki akronim berikut: a
Sort, yaitu menyingkirkan atau membuang dari tempat kerja semua benda yang tidak digunakan lagi dalam pelaksanaan tugas atau aktivitas. Jika
suatu benda diragukan apakah masih digunakan lagi atau tidak, benda Akibat
Sebab Sebab
Sebab Sebab
tersebut perlu disingkirkan dari tempat kerja, dan disimpan di gudang. Apabila tidak digunakan lagi, benda itu dibuang.
b Stabilize, yaitu mengatur atau menyusun benda-benda yang diperlukan
dalam area kerja, kemudian mengidentifikasi dan memberikan label atau tanda, sehingga setiap orang dapat menemukan benda-benda itu dengan
mudah dan cepat. c
Shine, yaitu menjaga atau memelihara agar area kerja tetap bersih dan rapih.
d Standardize, yaitu menstandarisasikan implementasi sort, stabilize dan
shine yang berarti mengerjakan sesuatu yang benar dengan cara yang
benar setiap waktu e
Safety, yaitu memberikan karyawan suatu praktik kerja yang aman dan prosedur-prosedur yang memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja
K3 untuk mencegah kecelakaan kerja. f
Sustain, yaitu menjamin keberhasilan dan kontinuitas program 6S.
2.6.3.7 Kaizen Blitz
Kaizen adalah suatu istilah dalam bahasa Jepang yang dapat diartikan
sebagai perbaikan secara terus menerus continous improvement, sedangkan Blitz adalah terminologi dalam bahasa Jerman yang berarti cepat lightning fast.
Kaizen Blitz adalah suatu metode peningkatan secara cepat dilakukan pada area
proses yang terbatas. Tujuan Kaizen Blitz adalah menggunakan pemikiran- pemikiran inovatif untuk menghilangkan pemborosan atau aktivitas-aktivitas kerja
yang tidak bernilai tambah Lee et al., 1999. Biasanya Kaizen Blitz digunakan pada tahap control dari LSS-DMAIC.
Pendekatan Kaizen Blitz biasanya dalam waktu singkat yaitu lima hari kerja. Dalam melaksanakan Kaizen Blitz, kita dapat menggunakan panduan bertanya
5W-2H, yaitu who, what, where, when, why, how dan how much El-Haik dan Al-Aomar, 2006.
3. METODOLOGI 3.1 Jenis Data