Tahap penyimpanan beku bahan baku raw material storaging

sehingga dapat dimungkinkan berujung pada peningkatan kadar histamin produk ikan tersebut. 3. Manusia Hal lain yang dapat menyebabkan variasi kadar histamin dalam bahan baku tuna adalah pekerja. Saat penerimaan bahan baku, pekerja menangani ikan dengan kasar dan tidak mencuci tangannya terlebih dahulu sebelum bekerja. Menurut Yamanaka et al. 1982 penanganan yang salah pada ikan tuna sebelum dibekukan dapat menimbulkan keracunan histamin, walaupun ikan dibekukan sampai suhu -50 C. Kemudian Tao et al. 2009 menyatakan bahwa kadar histamin pada ikan juga dipengaruhi oleh waktu dan teknik penanganan. Dalam penelitiannya melaporkan bahwa kandungan histamin tidak dapat terdeteksi pada ikan yang berada dalam kondisi steril. Oleh karena itu disarankan bahwa berlangsung kontak fisik pekerja atau permukaaan yang tidak higienis dengan ikan agar lebih banyak dihindari. Berdasarkan informasi tersebut maka dibutuhkan perbaikan metode kerja dalam proses agar kerusakan pada ikan tidak terjadi. Ketelitian QC dalam membeli bahan baku juga mempengaruhi variasi kadar histamin pada tahap penerimaan bahan baku. Gambar 31. Diagram sebab akibat pada tahap penerimaan bahan baku receiving

4.3.3.2 Tahap penyimpanan beku bahan baku raw material storaging

Faktor penyebab dekomposisi pada bahan baku tuna tahap penyimpanan beku cold storage bahan baku digolongkan ke dalam tiga faktor utama, yaitu kondisi cold storage bahan baku, mesin cold storage dan manusia. Diagram Variasi kadar histamin pada bahan baku tuna Bahan baku Kondisi Ruang penerimaan Manusia Penanganan Keterampilan Ketelitian Mutu bahan baku Defrost berkali-kali Kebersihan Suhu tinggi sebab akibat pada tahap penyimpanan beku cold storage bahan baku dapat dilihat pada Gambar 32. 1. Kondisi Cold storage bahan baku Tempat penyimpanan beku cold storage bahan baku dapat mempengaruhi kualitas ikan tuna, karena pada tahap ini bahan baku disimpan dalam waktu tertentu sampai diolah menjadi produk loin. Kondisi tempat penyimpanan beku cold storage bahan baku di PT Z memiliki banyak kekurangan, diantaranya suhu cold storage yang selalu berfluktuasi, salah satunya adalah karena evaporator di dalam tertutup oleh es dan pintu cold storage tidak dilengkapi oleh sealer. Selain itu di dalam cold storage sering ditemukan adanya binatang pengerat, serta tata penyimpanan tidak menggunakan sistem FIFO. Menurut Undeland 2001, suhu cold storage yang sering berfluktuasi dapat menjadi salah satu faktor utama mutu turunnya mutu dari ikan. Jika fluktuasi suhu terjadi dibawah -20 C maka kecepatan pembusukkan ikan sangat kecil, namun jika melihat gambaran peta kendali control chart pada Gambar 28, fluktuasi suhu pada tempat penyimpanan beku cold storage sudah berada diatas -20 C. 2. Mesin cold storage Mesin cold storage yang ada sudah cukup tua dan petunjuk digital di ruang mesin rusak sehingga tidak dapat diketahui dengan pasti kondisi suhu yang ada. Selama penelitian dari bulan Februari sampai Maret 2009, sering terjadi pemadaman listrik dan mesin pernah terbakar, sehingga suhu dalam cold storage menjadi lebih tinggi dalam waktu yang cukup lama. Penyebab mesin terbakar adalah karena tekanan yang besar pada bagian pipa valve di kondensor. 3. Manusia Pemahaman karyawan untuk menjaga fluktuasi suhu serendah mungkin dinilai sangat kurang. Pintu cold storage sering dibiarkan terbuka untuk waktu yang cukup lama pada saat pekerja sedang memasukkan atau mengeluarkan bahan baku. Penanganan ikan yang kasar dan bahan baku yang diinjak-injak oleh pekerja dapat menyebabkan dekomposisi dan kerusakan pada bahan baku. Dibutuhkan juga kedisiplinan QC dalam pencatatan suhu cold storage sehingga jika terjadi fluktuasi suhu dapat terdeteksi. Gambar 32. Diagram sebab akibat tahap penyimpanan beku bahan baku

4.3.3.3 Tahap pengecekan akhir grading