Tingkat Kesempatan Kerja Pendidikan Tinggi
125
Dengan perkembangan perekonomian yang telah terjadi di Indonesia, semakin dibutuhkan tenaga kerja trampil. Hal ini akan memperluas tingkat kesempatan
kerja bagi tenaga kerja dengan tingkat pendidikan lebih tinggi. Kualitas angkatan kerja Indonesia dapat dilihat antara lain dari tingkat
pendidikan angkatan kerja tersebut. Semakin tinggi pendidikan yang ditamatkan, relatif akan semakin baik keahlian yang dimiliki dan diharapkan akan dapat
mengisi lapangan kerja yang menuntut kualifikasi khusus tenaga kerja yang dibutuhkan. Mengingat tuntutan perubahan jaman dan kemajuan teknologi,
maupun kebutuhan dalam pasar kerja, lapangan pekerjaan yang tersedia akan turut berubah yang membutuhkan tenaga kerja trampil dan kemampuan yang
bervariasi. Jika dilihat dari sisi tingkat upah, terdapat perbedaan yang cukup mencolok
antara pekerja berpendidikan dasar SLTP ke bawah, SLTA maupun pendidikan tinggi. Pada tahun 2011, rata-rata upahgaji bersih pekerja berpendidikan SD
hanya sebesar Rp. 758 ribubulan, SLTP sebesar Rp. 1.120 ribubulan, sedangkan SLTA sebesar Rp. 1.445 ribubulan dan pendidikan tinggi lebih dari 2 juta
rupiahbulan Pusdatinaker 2012. 5.3.4 PDRB per kapita
Berdasarkan nilai peluang statistik uji, dapat dikatakan bahwa secara statistik koefisien regresi variabel PDRB per kapita yang diestimasi terindikasi
sangat signifikan pada taraf nyata α = 1
. . PDRB per kapita memiliki pengaruh
negatif terhadap tingkat kemiskinan. Dimana jika PDRB per kapita meningkat 1
. , maka persentase penduduk miskin akan berkurang sebesar 0,05
. , cp
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Wahyuni 2011 yang menyatakan bahwa peningkatan PDRB per kapita akan berdampak pada
penurunan kemiskinan. Secara teori, peningkatan pertumbuhan ekonomi akan diikuti dengan peningkatan jumlah lapangan pekerjaan. Lapangan pekerjaan yang
tercipta akan memperbesar peluang pekerjaan. Partisipasi dalam lapangan kerja akan menghasilkan pendapatan. Dengan demikian kenaikan pertumbuhan
ekonomi PDRB per kapita akan memberikan manfaat bagi penduduk untuk meningkatkan kesejahteraannya. Ketika pendapatan secara rata-rata meningkat,
126
maka pendapatan penduduk golongan berpendapatan rendah juga akan meningkat, meskipun proporsi peningkatannya di bawah rata-rata. Peningkatan pendapatan
pada penduduk berpendapatan rendah akan memungkinkan terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dasar, sehingga mampu keluar dari kemiskinan.
Temuan ini sejalan dengan teori pertumbuhan endogen yang menyatakan modal manusia sebagai sumber pertumbuhan yang penting. Peningkatan kualitas
sumber daya manusia melalui pendidikan akan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki pekerja dan akan memengaruhi produktivitas melalui
cara produksi lebih efisien. Peningkatan pertumbuhan ekonomi akan diikuti dengan peningkatan jumlah lapangan pekerjaan, sehingga akan memperbesar
peluang pekerjaan. Pertumbuhan ekonomi akan meningkatkan tingkat dan pertumbuhan pendapatan per kapita penduduk secara rata-rata, termasuk
peningkatan pendapatan pada kelompok penduduk berpendapatan rendah. Dengan demikian kenaikan pertumbuhan ekonomi PDRB per kapita akan memberikan
manfaat bagi penduduk untuk meningkatkan kesejahteraannya. Berdasarkan data BPS, pendapatan per kapita secara nasional meningkat
dari Rp. 8,63 jutatahun di tahun 2007 menjadi Rp. 9,72 jutatahun pada tahun 2010 atau terjadi pertumbuhan 4,05
. per tahun. Secara kasar, fenomena ini
menunjukkan adanya perbaikan dalam kesejahteraan penduduk. Meskipun demikian, masih terdapat kesenjangan pendapatan per kapita yang cukup lebar
antara di KBI dan KTI. Selama periode 2007-2010, rata-rata selisih pendapatan per kapita antara kedua kawasan adalah sebesar Rp. 3,25 jutatahun. Secara kasar,
hal ini menunjukkan kesejahteraan di KBI lebih baik dibanding kawasan timur Indonesia.
Gambaran dari keempat variabel yang signifikan pada persamaan atau model peran jenjang pendidikan terhadap kemiskinan di Indonesia dapat dilihat
pada Gambar 5.14. Dengan kesempatan kerja bagi lulusan pendidikan dasar, menengah dan tinggi, serta PDRB per kapita berpengaruh terhadap tingkat
kemiskinan di Indonesia selama periode tahun 2007-2010. Dari gambar tersebut dapat terlihat bahwa daerah dengan kesempatan kerja bagi lulusan pendidikan
dasar yang relatif tinggi dan tingkat PDRB per kapita yang masih rendah, terkait pula dengan tingkat kemiskinan yang tinggi. Contohnya di Provinsi Papua,
127
Maluku, NTT, NTB, Jawa Tengah, Lampung dan Bengkulu. Namun demikian, tingkat PDRB per kapita yang tinggi, belum tentu daerah tersebut memiliki
tingkat kemiskinan yang rendah, seperti Provinsi Papua Barat dan NAD.
Gambar 5.14 Peta tingkat kemiskinan, tingkat kesempatan kerja menurut pendidikan dan PDRB per kapita di Indonesia, tahun 2007–2010.