Produk Domestik Regional Bruto PDRB per Kapita
35
per kapita mengkonversi ke dalam pengurangan kemiskinan Goh et al. 2009. Secara umum, tingkat pertumbuhan pendapatan per kapita telah menjadi tujuan
utama dalam program pengentasan kemiskinan di seluruh dunia. Bagaimanapun, negara mengalami pengurangan kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi yang
difokuskan pada penggunaan tenaga kerja produktif, satu-satunya aset yang dimiliki oleh orang miskin Squire 1993.
Pertumbuhan dalam produksi barang dan jasa merupakan faktor penentu bagaimana kinerja perekonomian. Todaro dan Smith 2006 mendefinisikan
pertumbuhan ekonomi
sebagai peningkatan
kapasitas produktif
suatu perekonomian secara berkesinambungan sepanjang waktu, sehingga menghasilkan
tingkat pendapatan dan output nasional. Dornbusch et al. 2008 mendefinisikan pertumbuhan ekonomi secara makro sebagai penambahan nilai PDRB riil dari
waktu ke waktu. Nilai PDRB dapat dihitung melalui tiga pendekatan, yakni pendekatan
produksi, pendekatan pendapatan dan pendekatan pengeluaran. Pendekatan produksi dan pendekatan pendapatan merupakan pendekatan dari sisi penawaran
agregat, sedangkan pendekatan pengeluaran merupakan pendekatan dari sisi permintaan agregat. PDRB dari sisi produksi atau disebut juga pendekatan output,
didefinisikan sebagai penjumlahan nilai tambah bruto NTB yang dihasilkan oleh seluruh aktivitas ekonomi di suatu wilayah tertentu selama periode tertentu.
PDRB dengan pendekatan produksi disajikan dalam sembilan sektor lapangan usaha, yakni: i
. pertanian; ii
. pertambangan dan penggalian; iii
. industri
pengolahan; iv .
listik, gas dan air bersih; v .
konstruksi; vi .
perdagangan, hotel dan restoran; vii
. transportasi dan komunikasi; viii
. keuangan, persewaan dan
jasa perusahaan; dan ix .
jasa-jasa. PDRB dengan pendekatan pendapatan dihitung berdasarkan jumlah
pendapatan atau balas jasa yang diterima oleh semua faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi di semua sektor. Balas jasa atau pendapatan
berupa upahgaji untuk pemilik tenaga kerja, bunga atau hasil investasi bagi pemilik modal, sewa tanah bagi pemilik lahan serta keuntungan bagi pengusaha.
PDRB dari sisi pengeluaran dihitung sebagai penjumlahan semua komponen
36
permintaan akhir, yakni konsumsi rumah tangga C, investasi I, pengeluaran pemerintah G, serta ekspor bersih X-M.
Pengukuran PDRB dengan ketiga pendekatan tersebut menunjukkan adanya keterkaitan antara ‘nilai tambah’ yang diturunkan oleh berbagai lapangan usaha
sektor ekonomi produksi dengan ‘pendapatan yang diterima masyarakat’, serta bagaimana masyarakat menggunakan pendapatannya tersebut untuk konsumsi dan
investasi. Dalam
pengertian sederhana,
ketiga pendekatan
tersebut menggambarkan hubungan langsung antara pendapatan yang diterima dengan
perilaku penggunaannya.